Kementerian PUPR Imbau Pemudik untuk Hati-Hati dan Bijak Memilih Jalur Mudik

Jalan Nasional dan Jalan Tol siap dilalui, pemudik dihimbau tetap hati-hati dan bijak memilih jalur mudik.

oleh Cahyu diperbarui 04 Jun 2018, 15:18 WIB
Diterbitkan 04 Jun 2018, 15:18 WIB
Kementerian PUPR
Jalan Nasional dan Jalan Tol siap dilalui, pemudik dihimbau tetap hati-hati dan bijak memilih jalur mudik.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, mengatakan bahwa kesiapan infrastruktur jalan tol dan non-tol pada 2018 relatif lebih baik dari tahun sebelumnya. Walaupun begitu, kelancaran arus mudik Lebaran tidak hanya ditentukan oleh sarana dan prasarana jalan, tetapi juga pengaturan lalu lintas dan perilaku pengendara sendiri.

“Kondisi jalan nasional saat ini kondisinya 90% mantap. Selain itu, jalan tol yang dapat digunakan pada mudik tahun ini, lebih panjang dibandingkan dari tahun lalu. Tol dari Merak ke Pasuruan sepanjang 995 Km, 760 km telah operasional dan sisanya 235 Km telah fungsional,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol, Herry Trisaputra Zuna, mengatakan bahwa masa libur yang panjang memungkinkan para pemudik untuk secara bijak memilih moda transportasi mudik. Hal itu disampaikannya dalam diskusi Polemik di Radio Trijaya FM dengan tema “Siap-Siap Mudik Asik”, di Cafe Warung Daun, Jakarta, Sabtu (2/6/2018).

Apabila memilih transportasi jalan, imbuh Herry, terdapat banyak pilihan akses selain jalan tol, yaitu jalan arteri nasional. Jalan arteri ini kondisinya cukup baik, baik lintas utara, tengah, dan selatan. 

Titik-titik kemacetan di jalan tol yang terjadi pada arus mudik 2017, seperti di Gerbang Tol Cikarang-Utama juga diantisipasi dengan adanya petugas pembawa mobile reader untuk mempercepat transaksi. Selain itu, pekerjaan pembangunan jalan tol layang Cikampek akan dihentikan pada H-10 dan beton pembatas (median concrete barrier) akan digeser, sehingga jalur dapat digunakan secara maksimal.

Kepala Biro Komunikasi Publik Endra S. Atmawidjaja mengatakan untuk jalan nasional di Pulau Jawa telah disiapkan Lintas Utara Jawa sepanjang 1.341 Km, Lintas Tengah Jawa sepanjang 1.197 Km, dan Lintas Selatan Jawa sepanjang 1.405 Km.

“Jalan tol bukan satu-satunya jalur untuk mudik. Pemudik diimbau untuk tidak terlalu euforia untuk menggunakan jalan tol pada saat mudik nanti. Pemudik dari Utara yang menuju Selatan bisa menggunakan berbagai jalur arteri. Misal dari Bogor - Sukabumi - Pelabuhan Ratu, Bandung - Soreang - Ciwidey - Cidaun, Bandung - Nagreg - Tasik - Ciamis- Banjar - Pangandaran. Lalu, dari Brebes Timur - Prupuk - Bumiayu menuju Purwokerto sudah lebih lancar karena empat flyover telah selesai, sehingga mengurangi kemacetan pada perlintasan kereta api,” kata Endra.

“Para pemudik juga perlu memilih waktu mudik yang tepat, jangan bersamaan dengan puncak mudik. Untuk mendorong distribusi lalu lintas, ada diskon tarif tol pada 13-14 Juni dan 18-19 Juni 2018. Uang elektronik perlu disiapkan. Untuk tarif tol Jakarta-Surabaya saat ini Rp 344.000. Bank Indonesia telah menaikan batas saldo uang elektronik menjadi Rp 2 juta,” ucapnya.

KemenPUPR
Jalan Nasional dan Jalan Tol siap dilalui, pemudik dihimbau tetap hati-hati dan bijak memilih jalur mudik.

Jalan tol fungsional yang dapat dilalui pemudik tanpa dikenakan tarif adalah Tol Brebes Timur-Pemalang (37,3 Km), Pemalang-Batang (39,2 Km), Batang-Semarang (75 Km), Salatiga-Kartasura (32 Km), Solo-Sragen (36 Km), dan Wilangan-Kertosono (37 Km). Tempat istirahat dan penerangan juga disiapkan pada ruas tol fungsional meski tidak selengkap yang ada pada ruas tol operasional.

“Pada ruas Tol Brebes-Timur - Sewaka (Pejagan) dan Solo-Sragen meski fungsional, namun kondisi jalannya seperti ruas tol operasional karena sudah siap diresmikan. Untuk ruas tol lainnya sebagian rigid pavement dan lean concrete. Dalam pelaksanaan di lapangan, rekayasa lalu lintas menjadi kewenangannya Korps Lalu Lintas Polri,” kata Herry.

Titik kritis yang perlu menjadi perhatian pemudik adalah di Jembatan Kali Kuto yang direncanakan baru bisa dilalui pada H-2 Lebaran. Sebelum itu, kendaraan akan diarahkan keluar melalui jalan Pantura Jawa sejauh 500 meter dan masuk kembali ke ruas tol.

Untuk Jembatan Kali Kenteng di ruas tol Salatiga-Kertasura yang belum selesai pembangunannya, Kementerian PUPR dan pengelola jalan tol telah mempersiapkan jalan alternatif melintasi bagian bawah jembatan.

Di ruas jalan arteri nasional, perbaikan Jembatan Cincin Lama atau Widang pada ruas jalan Babat-Lamongan ditargetkan bisa dilalui pada H-10 Lebaran.

Perhatian juga diberikan Kementerian PUPR terhadap titik-titik rawan longsor dengan menyiagakan personil dan alat berat di sebanyak 80 Posko Lebaran yang tersebar di berbagai provinsi di Pulau Jawa.

Direktur Lalu Lintas Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Pandu Yunianto memprediksi pada arus mudik Lebaran 2018, jumlah masyarakat yang akan menggunakan bus sebanyak 8 juta orang, sepeda motor sebanyak 8,5 juta orang, dan mobil pribadi sebanyak 3,72 juta orang. Untuk pembatasan operasional truk diberlakukan mulai H-3 atau tanggal 12-14 Juni 2018 dan 22-24 Juni 2018.

Narasumber lainnya pada diskusi tersebut Direktur Lalu Lintas Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Pandu Yunianto, Anggota Komisi V DPR RI Neng Eem Marhamah Zulfah, Direktur Operasi dan Teknik Angkasa Pura II Djoko Murdjatmodjo, Pengamat Kebijakan Publik Agus Pambagio, dan Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR Endra S. Atmawidjaja.

 

 

(*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya