Liputan6.com, Jakarta - Partai Demokrat mencoba mencari alternatif baru di Pilpres 2019, dengan memasangkan Jusuf Kalla (JK) dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Ketua Divisi Komunikasi Publik Partai Demokrat Imelda Sari menuturkan, nama tersebut muncul dari hasil anggota DPP partai yang membuat poling kecil-kecilan saat berkumpul.
"Ada poling kecil yang dilakukan oleh para pengurus, di situ hampir 90 persen dari pengurus inti, kemudian menyatakan jika ada tiga koalisi, maka pilihan ketiga dipilih. Dari 90 persen itu menuliskan nama JK-AHY," ucap Imelda dalam sebuah diskusi yang diadakan oleh Voxpol Center, di Jakarta, Selasa 3 Juli 2018.
Baca Juga
Namun demikian, dia menegaskan, apa yang dilakukan oleh para pengurus DPP Demokrat bukanlah keputusan Majelis Tinggi Partai.
Advertisement
"Keputusan Majelis Tinggi Partai, baru akan disampaikan, tapi menjelang pendaftaran Pilpres tanggal 4-10 Agustus 2018," tutur Imelda.
Dia menuturkan, alasan memasukkan nama JK, karena melihat kinerja yang baik saat bersama Susilo Bambang Yudhoyono di tahun 2004, dan di periode 2014 bersama Jokowi.
"Ada satu sosok yang pernah bersama-sama dengan Pak SBY, pernah bersama mengatasi konflik di tahun 2003, 2004, bersama-sama rekonsiliasi Aceh, membantu Pak SBY di tahun 2004 sampai 2009, kemudian saat ini dengan Jokowi," kata Ketua Divisi Komunikasi Publik Partai Demokrat itu.
Pas Bersanding
Karena itu, lanjut dia, sangat pas jika JK disandingkan dengan AHY, yang bisa menarik suara kaum milenial dan memiliki hasil survei yang baik.
"Sangat bertalenta. Mas Agus sendiri baik di bidang militer, administrasi, dan membantu ekonomi kreatif, (menarik) kaum milenial di Indonesia dan hasil survei calon wakil presiden, Mas Agus yang tertinggi di hampir seluruh survei," pungkas Imelda.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement