Perubahan Musim, Nelayan di Pantai Pangandaran Batal Melaut

Gelombang tinggi yang masih terus terjadi di berbagai daerah menyebabkan sejumlah struktur bangunan rusak.

oleh Raden Trimutia Hatta diperbarui 27 Jul 2018, 13:22 WIB
Diterbitkan 27 Jul 2018, 13:22 WIB

Fokus, Bandung - Gelombang tinggi yang masih terus terjadi di berbagai daerah menyebabkan sejumlah struktur bangunan rusak. Seperti ditayangkan Fokus Indosiar, Jumat (27/7/2018), ombak besar yang diakibatkan gelombang tinggi masih terus menghantam bibir Pantai Nusa Dua, Bali.

Akibatnya, atap pura bias tugel yang berdekatan dengan pantai ikut rusak diterjang ombak. Selain itu, beberapa sarana pendukung perhelatan World Bank Meeting pada Oktober mendatang juga ikut rusak.

Pengelola pun segera melakukan perbaikan dan pembersihan sehingga nantinya acara akan berlangsung lancar. Meski demikian, sejumlah wisatawan malah menikmati pemandangan fenomena alam ini.

"Ada beberapa yang rusak akibat gelombang itu," ujar Direktur Pelaksana ITDC Nusa Dua Wayan Karioka.

Selain di Nusa Dua, gelombang tinggi yang terjadi di laut Bali membuat petugas melarang aktivitas renang dan selancar di Pantai Kuta. Meski begitu, hal ini tidak menyurutkan para wisatawan untuk tetap mengunjungi Pantai Kuta.

Gelombang tinggi juga berpengaruh pada banjir rob yang terjadi di permukiman Ulak Karang, Kota Padang, Sumatera Barat. Banjir yang disebabkan oleh pasang surut air laut ini belum menyurut lantaran air kembali terdorong dari muara laut oleh gelombang tinggi.

Sementara itu, di Pantai Pangandaran, Jawa Barat, sejumlah nelayan masih belum dapat pergi melaut lantaran gelombang tinggi yang disebabkan adanya perubahan musim, perbedaan tekanan udara di Samudera Hindia dan bibit badai di laut China Selatan.

Para nelayan menambatkan kapal mereka di dermaga dan menggunakan waktu untuk memperbaiki alat pancing mereka. Atas fenomena alam ini, warga diimbau tetap waspada. (Muhammad Gustirha Yunas)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya