Kritik AHY, Waketum Gerindra Minta Maaf pada SBY

Arief, kata Habiburokhman, sudah mengklarifikasi pernyataannya kepada keluarga AHY dan beberapa petinggi Partai Demokrat.

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Agu 2018, 09:06 WIB
Diterbitkan 02 Agu 2018, 09:06 WIB
Usai Jenguk SBY, Prabowo Diantar AHY dan Ibas
Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY (kanan) dan Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas (kiri) mengantar Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto usai menjenguk Ketum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono di RSPAD, Jakarta, Rabu (18/7). (Merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono meminta maaf pada Susilo Bambang Yudhoyono lantaran mengkritik putra sulungnya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Hal ini disampaikan oleh Ketua DPP Bidang Advokasi dan Hukum partai Gerindra Habiburokhman.

"Saya dengar sih sudah (minta maaf). Walaupun dia punya jalur khusus sendiri ke Pak SBY, jadi ya kita kan namanya partai politik ada kesalahan-kesalahan juga, minta maaflah," kata Habiburokhman di Jakarta, Rabu (2/8/2018).

Arief, lanjut dia, sudah mengklarifikasi pernyataannya kepada keluarga AHY dan beberapa petinggi Partai Demokrat.

"Tapi kan memang Pak Prabowo juga sudah menyampaikan teguran ya, Beliau patuh gitu saja," tandas Habiburokhman.

Masalah ini bermuka ketika Arief berpendapat peluang AHY mendampingi Prabowo kecil karena belum memiliki pengalaman di pemerintahan. Oleh karenanya, Demokrat terlalu memaksakan apabila menyandingkan AHY ke Prabowo.

"Dia belum pernah punya pengalaman dalam mengurus negeri ini. Belum punya jabatan dalam pemerintahan. Baru tentara biasa, jadi kepala kodim saja belum pernah," ucap Arief, Sabtu, 14 Juli 2018.

"Jangan main-main ini mimpin negara, masa sama anak begitu. Misalnya Prabowo terpilih, AHY jadi cawapres-lah gimana. Masa anak boncel gitu ngurus negeri. Jadi, ancur negeri ini," ujarnya.

 

Harus Ditempa

Arief berpandangan jika AHY ingin menjadi pemimpin, maka harus ditempa dan dikuatkan melalui kritik dan hinaan. Meski dia mengakui AHY memiliki potensi besar dan memenuhi kriteria menjadi pemimpin Indonesia.

"Sekolahnya tinggi, lulusan AKABRI. Tapi kan politik enggak bisa gitu. AHY ini harus ditempa, dikritik harus kuat. Jangan ujuk-ujuk lapor baru dihina gitu. Untung yang menghina saya, kalau yang menghina rakyat kecil gimana? Kan, kita mau mencari pemimpin besar," kata Arief.

Dia mengaku tak mau memberikan penilaian soal kecocokan Prabowo dengan AHY. Cocok tidaknya opsi Prabowo-AHY tergantung penilaian partai-partai koalisi.

"Maka itu ini waktu masih lama lah sblm Jokowi diganti. Nah, saya mau AHY ini jadi orang yang kuat, jadi pemimpin yang besar. Menjadi benar-benar pemimpin, bukan pemimpin kutu buku. Menjadi the real pemimpin yang lahir dari masyarakat," ucap Arief.

Sebenarnya, lanjut dia, AHY pantas dipasangkan dengan mantan Danjen Kopassus. Tapi, AHY harus diuji terlebih dahulu sebelum memimpin Indonesia. Contohnya saja Jokowi ketika dikritik keras sebelum menjadi presiden.

"Makanya harus disapkan jadi pemimpin yang kuat dan mumpuni. Biarkan masyarakat yang menilai siapa AHY. Enggak bisa jadi pemimpin besar kalau kayak gini," ucapnya.

"Contohnya dulu Jokowi dihina, kan, sama JK. Nah, jadi presiden. Ini AHY saya hina nanti jadi presiden kayak dulu Jokowi jadi presiden saya hina," sambung Arief.

Reporter: Muhammad Genantan Saputra

Sumber: Merdeka.com

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya