Liputan6.com, Jakarta - Tim SAR gabungan masih terus melakukan evakuasi dan penyisiran korban gempa yang mengoncang Lombok, Minggu 5 Agustus malam.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menyatakan, kondisi malam hari dan sebagian komunikasi yang mati menyebabkan kendala di lapangan.
Diperkirakan jumlah korban meninggal akibat gempa yang saat ini mencapai 82 terus bertambah. Jumlah kerusakan bangunan masih dilakukan pendataan.Â
Advertisement
Kepala BNPB Willem Rampangilei bersama jajaran BNPB telah tiba di Lombok Utara menggunakan pesawat khusus dari Bandara Halim Perdanakusuma.
"Tambahan bantuan logistik dan peralatan segera dikirimkan. 2 helikopter untuk mendukung penanganan darurat dikirimkan," ujar Sutopo melalu pesan tertulis, Senin 6 Agustus 2018.
Dia menambahkan, BNPB terus mendampingi Pemda, baik Pemda Provinsi dan Kabupaten/Kota terdampak.
Penanganan darurat terus dilakukan. BNPB bersama BPDB, TNI, Polri, Basarnas, Kementerian PU Pera, Kementerian Kesehatan, Kementerian Sosial, Kementerian BUMN, SKPD, NGO, relawan dan lainnya terus melakukan penangan darurat.
"TNI akan memberangkatkan tambahan pasukan dan bantuan, khususnya bantuan kesehatan yaitu tenaga medis, obat-obatan, logistik, tenda dan alat komunikasi pagi ini," ujar dia.Â
Fokus utama saat ini adalah pencarian, penyelamatan dan pertolongan kepada masyarakat yang terdampak gempa serta pemenuhan kebutuhan dasar.
Kebutuhan mendesak saat ini adalah tenaga medis, air bersih, permakanan, selimut, tikar, tenda, makanan siap saji, layanan trauma healing dan kebutuhan dasar lainnya.
Kegiatan belajar mengajar di sekolah di wilayah Lombok Utara, Lombok Timur, dan Mataram akan diliburkan pada 6/8/2018 karena dikhawatirkan bangunan sekolah membahayakan siswa. Akan dilakukan pengecekan terlebih dahulu oleh petugas.Â
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini: