Ini Penyebab Gempa Terus-menerus Terjadi di Lombok

Menurut Kepala PVMBG, Kasbani, pada Minggu, 19 Agustus 2018, telah terjadi enam kali gempa di Lombok.

oleh Arie Nugraha diperbarui 20 Agu 2018, 07:35 WIB
Diterbitkan 20 Agu 2018, 07:35 WIB
Gempa Bumi
Ilustrasi Gempa Bumi (iStockphoto)

Liputan6.com, Bandung - Rentetan gempa terus mengguncang Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Lindu tanpa henti itu membuat warga ketakutan dan dilanda kecemasan. Sebab, tak ada yang tahu kapan gempa kembali menggoyang tanah mereka.

Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi menjelaskan, rentetan gempa yang terjadi di Lombok karena sumber gempa bumi berasosiasi dengan zona pensesaran naik (Flores back- arc Thrust) yang berarah relatif barat-timur.

Kemudian, pusat gempa bumi berada di darat yang sebagian besar daerah tersebut tersusun oleh batuan sedimen dan batuan metamorf berumur Pra-Tersier hingga Tersier (batuan gunung api berumur Tersier hingga Kuarter, dan aluvium berumur Resen).

Pada daerah yang tersusun oleh batuan yang telah tersesarkan dan terlapukkan serta daerah aluvium, sangat rentan terhadap guncangan gempa bumi karena bersifat urai, lepas, dan belum terkonsolidasi, sehingga akan memperkuat efek getaran gempa.

Menurut Kepala PVMBG Kasbani, pada Minggu 19 Agustus 2018, telah terjadi enam kali gempa bumi pukul 11.06 WIB dengan magnitudo 5,4 Skala Richter (SR) di kedalaman 10 kilometer berjarak 25 kilometer arah timur laut Lombok Timur, NTB.

Gempa bumi kedua, kata Kasbani, terjadi empat menit kemudian, yaitu pada pukul 11.10 WIB dengan magnitudo yang lebih besar, yaitu 6,5 SR di kedalaman 10 kilometer berjarak 32 kilometer arah timur laut Lombok Timur.

Kemudian, gempa bumi ketiga terjadi pada pukul 21.56 WIB dengan lokasi pusat pada 30 kilometer timur laut Lombok Timur, kedalaman 10 kilometer dengan magnitudo 7,0 SR.

Setelah itu, pukul 22.16 WIB di 18 kilometer barat laut Lombok Timur kedalaman 10 kilometer dengan magnitudo 5,6 SR.

Kasbani melanjutkan untuk gempa kelima terjadi pukul 22.28 WIB pada lokasi 23 kilometer barat laut Lombok Timur kedalaman 10 kilometer dengan magnitudo 5,8 SR, disusul pukul 23.25 WIB pada kedalaman 10 kilometer dengan magnitudo 5,0 SR.

Kasbani mengatakan, gempa bumi yang tidak berpotensi tsunami tersebut, terekam di Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) PVMBG Gunung Rinjani scala IV MMI (sangat keras) dan tiga PGA, yaitu Gunung Tambora, Gunung Agung serta Gunung Sangeang Api scala II MMI.

Kemudian, Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) menerbitkan informasi terkini soal gempa susulan 15 kilometer timur laut Lombok Tengah - NTB berkekuatan 5,2 SR pada 20 Augustus 2018 pukul 4.50 WIB di kedalaman 10 kilometer.

 

Imbauan untuk Masyarakat

Sementara itu, data dari otoritas vulkanologi Amerika Serikat (USGS) ujar Kasbani, memperlihatkan peta intensitas yang meliputi radius ke barat hingga ke Pulau Jawa bagian timur, sedangkan ke timur hingga ke Nusa Tenggara Timur. Gempa bumi tersebut telah menimbulkan bangunan roboh dan kebakaran di wilayah Pulau Bugin, Kecamatan Alas, Sumbawa Besar akibat arus pendek listrik.

"Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan mengikuti arahan serta informasi dari pemerintah daerah dan BPBD setempat. Jangan terpancing isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi dan tsunami," ujar Kasbani.

Kasbani menjelaskan gempa bumi susulan kemungkinan lebih kecil dari gempa bumi utama, tapi masyarakat diimbau tetap waspada. Untuk itu, masyarakat diharapkan tetap berada di tempat terbuka dan menghindari bangunan karena akibat guncangan gempa bumi sebelumnya.

 

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya