Apa yang Harus Dilakukan Saat Evakuasi Tsunami?

Tsunami bisa datang dalam waktu singkat, karena itu masyarakat harus sigap dan bergerak cepat untuk evakuasi tsunami.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Okt 2018, 19:35 WIB
Diterbitkan 05 Okt 2018, 19:35 WIB
Mencari yang tersisa dari gempa Palu
Warga memeriksa puing-puing di mana rumah mereka berdiri sebelum gempa dan tsunami di Petobo, Palu, Kamis (4/10). Wilayah Kelurahan Petobo di Palu menjadi salah satu daerah yang terkena dampak parah karena 'ditelan bumi'. (AFP/ ADEK BERRY)

Liputan6.com, Jakarta - Saat muncul getaran gempa yang kuat, ada kemungkinan besar terjadinya tsunami. Tsunami bisa datang dalam waktu singkat, karena itu masyarakat harus sigap dan bergerak cepat untuk evakuasi tsunami.

Dalam video animasi yang diunggah Indian Ocean Tsunami Information Center dari UNESCO, Jumat (5/10/2018), dijelaskan tentang hal yang dilakukan saat evakuasi gempa dan tsunami.

Saat proses evakuasi, masyarakat diimbau untuk tidak menggunakan kendaraan bermotor. Jangan mendekati pantai untuk melihat air laut yang surut. Arah evakuasi yang benar adalah berlari menjauhi pantai ataupun sungai.

Kemudian, tentukan tempat evakuasi terdekat dari rumah dan buatlah peta evakuasi yang menunjukkan rute dan rambu evakuasi. Bila tidak sempat ke bukit atau tempat tinggi, carilah bangunan tinggi yang cukup kuat untuk menahan terjangan tsunami. Misalnya, menara, tower antena, pohon tinggi, atau tempat evakuasi sementara yang sudah dibangun pemerintah.

Selain itu, seluruh warga harus tahu ke mana menyelamatkan diri kala terjadi tsunami. Cepat tanggap dan kerja sama adalah dua kunci untuk meningkatkan keselamatan bersama. (Melissa Octavianti)

 

 

* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.

3 Cara Hadapi Kesiapsiagaan

Salat Jumat Pertama Pasca Gempa dan Tsunami Palu
Anak-anak pengungsi berjalan di kamp pengungsian di Lapangan Masjid Agung Daru Salam, Palu, Jumat (5/10). Para pengungsi menggelar salat jumat pertama pascagempa bumi dan tsunami. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Bencana alam memang sulit diprediksi kapan tepatnya dan di mana lokasi pasti terjadinya. Salah satunya bencana alam tsunami, yang bisa terjadi setiap saat tanpa kita duga.

Karena itu, masyarakat perlu mengetahui hal-hal berikut untuk meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi tsunami.

Pertama, keluarga yang sudah berusia lanjut sebaiknya menempati kamar terluar yang paling dekat dengan pintu keluar rumah. Hal ini agar proses evakuasi bencana dapat dilakukan dengan lebih cepat dan mudah.

Kedua, agar lebih siap menghadapi tsunami, kita perlu menyiapkan tas evakuasi yang berisi perlengkapan bertahan hidup di kondisi darurat. Isi tas itu di antaranya pakaian, makanan, minuman, kotak obat, radio, baterai cadangan,

Selain itu map plastik yang berisi dokumen penting, kartu identitas, buku beserta alat tulis, korek api dan lilin, serta senter. Usahakan tas evakuasi tidak diisi barang-barang yang tidak penting, dan siap dibawa dalam keadaan ringan.

Ketiga, masyarakat juga perlu membuat rambu-rambu penunjuk arah menuju tempat evakuasi sementara. Palang Merah Indonesia (PMI) juga bisa menyebarkan peta evakuasi karena tidak semua bangunan dapat menahan terjangan gelombang tsunami.

Pemerintah telah mendirikan bangunan yang kuat menahan tsunami yang diberi tanda tempat evakuasi sementara. Bila di daerah Anda tidak ada bangunan itu, maka bukit atau tempat tinggi lain bisa menjadi tempat yang tepat untuk evakuasi sementara. Ada pula sirine yang dipakai sebagai tanda evakuasi.

Masyarakat perlu mengetahui dengan baik rambu-rambu dan petunjuk tsunami agar bisa selamat dari bencana tsunami.

 

Saksikan video menarik berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya