Liputan6.com, Jakarta Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menyebut, tim SAR akan melakukan penyelaman untuk mencari pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh di perairan Karawang.
"Saat ini tim SAR Basarnas melakukan penyelaman dikoordinat 05 derajat 90' 361" S - 107 derajat 06' 618" E untuk mencari pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh di perairan Karawang Jawa Barat," tulis Sutopo melalui akun Twitter pribadinya @Sutopo_PN, Senin (29/10/2018).
Selain petugas, tim SAR juga menurunkan Remote Underwater Vehicle (RUV) atau robot di bawah air untuk mendeteksi keberadaan pesawat di bawah laut.
Advertisement
Pesawat Lion Air JT 610 rute Jakarta-Pangkal Pinang membawa 189 orang, termasuk penumpang dan kru pesawat. Penumpang itu terdiri dari 178 orang dewasa, 1 anak-anak, dan 2 bayi (infant).
Untuk kru pesawat terdiri dari 2 kokpit kru dan 6 orang awak kabin.
Pesawat Lion Air dilaporkan hilang kontak 13 menit setelah take off dari Bandara Soekarno Hatta pada 06.20 WIB. Pesawat telah dipastikan terjatuh di Tanjung Karawang.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Keluarga Datangi Basarnas
Keluarga penumpang pesawat Lion Air JT 610 mendatangi Gedung Basarnas. Mereka memastikan kabar jatuhnya pesawat JT 610 jurusan Jakarta-Pangkalpinang pada Senin pagi (29/10/2018).
Salah seorang keluarga penumpang, Feni mengatakan, di dalam pesawat Lion Air jatuh, ada empat anggota keluarganya. Di antaranya ada adik, calon suami adiknya, dan ayah dari calon suami adiknya, dan satu kerabat lainnya.
Kedatangannya ke Basarnas khusus untuk mencari informasi atas kecelakaan tersebut. "Ke sini untuk cari informasi," ujarnya.
Feni yang datang bersama Andi mengatakan, keempat anggota keluarganya berangkat ke Pangkalpinang untuk pertemuan keluarga. Dia mengaku mendapat informasi jatuhnya pesawat sekitar pukul 08.00 WIB.
"Tadi pagi dapat kabar kecelakaan jam delapan," ujar dia.
Dia mengaku, pihak keluarga belum mendapat kabar dari Lion Air terkait peristiwa ini. "Belum dikabari sama sekali," pungkas Feni.
(Liputan6.com/Melissa Octaviani)
Advertisement