Musibah Lion Air, Mahyudin: Jangan Sebar Foto dan Komentar yang Lukai Keluarga Korban

Wakil Ketua MPR RI Mahyudin mengajak masyarakat untuk menahan diri, tidak berkomentar dan menyebarkan foto-foto yang bisa melukai perasaan keluarga korban.

oleh Gilar Ramdhani diperbarui 30 Okt 2018, 21:41 WIB
Diterbitkan 30 Okt 2018, 21:41 WIB
Musibah Lion Air, Mahyudin: Jangan Sebar Foto dan Komentar yang Lukai Keluarga Korban
Wakil Ketua MPR RI Mahyudin mengajak masyarakat untuk menahan diri, tidak berkomentar dan menyebarkan foto-foto yang bisa melukai perasaan keluarga korban.

Liputan6.com, Jakarta Terkait musibah jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 rute Jakarta - Pangkal Pinang pada hari Senin (29/10) pagi, Wakil Ketua MPR RI, Mahyudin mengajak masyarakat untuk menahan diri, tidak berkomentar dan menyebarkan foto-foto yang bisa melukai perasaan keluarga korban.

"Saya kira semua pihak harus menahan diri jangan terlalu banyak komen dan memposting foto-foto yang tidak perlu. Kasihan keluarga korban sekarang yang kena musibah," kata Mahyudin usai menjadi pembicara acara Sosialisasi Empat Pilar MPR RI di Samarinda, Kalimantan Timur, Selasa (30/10).

Mahyudin juga mengingatkan bahwa semua pihak jangan terburu-buru mengambil kesimpulan penyebab jatuhnya Lion Air JT610. Berikan waktu kepada pihak-pihak yang berwenang seperti Basarnas, TNI, Polri, KNKT dan pihak-pihak lain dalam penanganan musibah tersebut.

"Biarlah mereka bekerja melakukan berbagai hal seperti search and rescue, investigasi dan identifikasi dan pada akhirnya akan keluar hasil mengapa dan penyebab kecelakaan tersebut terjadi. Kita yang tidak paham atau awam jangan lantas berspekulasi macam-macam, komen macam-macam, jangan posting gambar dan kabar-kabar hoax," ujarnya.

Lebih lanjut Mahyudin berharap musibah yang menimpa pesawat Lion Air JT 610 tidak sampai mengurangsi kepercayaan dunia terhadap industri penerbangan Tanah Air.

"Kejadian (jatuhnya pesawat Lion Air) tentu cukup memukul industri penerbangan Indonesia. Yang sekarang kan sudah mendapat izin masuk dan mendarat di Eropa. Mudah-mudahan tidak sampai berpengaruh ke sana," jelas Mahyudin.

Seperti diberitakan sebelumnya, pesawat tipe B737-8 Max dengan Nomor Penerbangan JT 610 milik operator Lion Air yang terbang dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta Banten menuju Bandar Udara Depati Amir Pangkal Pinang, Bangka Belitung hilang kontak pada 29 Oktober 2018, sekitar pukul 06.33 WIB.

Pesawat bernumpang 189 orang dengan nomor registrasi PK-LQP itu dilaporkan terakhir tertangkap radar pada koordinat 05 46.15 S - 107 07.16 E.

Pesawat ini berangkat pada pukul 06.10 WIB dan sesuai jadwal akan tiba di Pangkal Pinang pada Pukul 07.10 WIB. Pesawat sempat meminta diizinkan kembali ke Bandara Soekarno-Hatta atau melakukan "return to base" sebelum akhirnya hilang dari radar.

Terkait upaya pencarian korban dan badan pesawat, Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) M Syaugi mengatakan bahwa pencarian Pesawat Lion Air JT-610 di perairan sekitar Pantai Tanjung Pakis, Karawang, Jawa Barat diperkirakan akan diperpanjang. 

"SOP (standar operasional) sesuai operasi pertolongan dan pencarian sesuai undang undang itu tujuh hari, ditambah tiga hari jadi sepuluh. Setelah 10 hari kita analisa, kalau memang ada kemungkinan ya diperpanjang terus," ujar Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) M Syaugi di Jakarta, Selasa(30/10/2018).

 

 

(*)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya