Gus Dur dan Soeharto Tak Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional

Jimly Asshiddiqie enggan mengungkapkan alasan kedua nama tokoh tersebut tidak masuk ke daftar nama penerima gelar pahlawan nasional tahun air.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 01 Nov 2018, 17:21 WIB
Diterbitkan 01 Nov 2018, 17:21 WIB
20 Tahun Reformasi
Mahasiswa mencopot foto Presiden Soeharto di gedung parlemen Senayan, Jakarta pada 21 Mei 1998. Soeharto yang telah telah menjadi presiden Indonesia selama 32 tahun mundur setelah runtuhnya dukungan untuk dirinya. KEMAL JUFRI/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Nama Presiden ke-2 dan ke-4 Soeharto dan Abdurrahman Wahid atau Gus Dur tidak diusulkan mendapat gelar pahlawan nasional. Hal ini disampaikan oleh Wakil Ketua Dewan Gelar Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan Jimly Asshiddiqie, usai menghadap Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta.

Wakil Ketua Dewan Gelar Jimly Asshiddiqie enggan mengungkapkan alasan kedua nama tokoh tersebut tidak masuk ke daftar nama penerima gelar pahlawan nasional pada tahun ini.

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu mengatakan, hal tersebut merupakan kewenangan dari Tim Peneliti Pengkaji Gelar Pusat (TP2G) dari Kementerian Sosial, sebagai lembaga yang melakukan penelitian terhadap nama-nama tokoh yang diusulkan menjadi pahlawan nasional.

"Tanya sama TP2GP di Kemensos, tahun ini tidak ada," ungkap Jimly di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (1/11).

Menurut Jimly, Dewan Gelar hanya menerima hasil penelitian dari TP2GP dalam hal siapa saja yang berhak menerima gelar pahlawan nasional dan hasil tersebut dilaporkan ke Presiden Joko Widodo.

"Kita hanya memberikan masukan dari penelitian selama satu tahun," terang dia.

 

6 Tokoh

Sarasehan Menggali Konsep Kemaritiman Gus Dur
Yenny Wahid saat menghadiri sarasehan bertema "Menggali Konsep dan Kebijakan Kemaritiman Presiden Abdurrahman Wahid", Jakarta, Rabu (7/1/2015). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sementara, Jimly mengatakan, ada enam nama tokoh yang disampaikan kepada Jokowi untuk mendapatkan gelar pahlawan nasional pada 10 November 2019.

"Jumlahnya ada enam, yang paling banyak pertanyaan itu Gus Dur dan Soeharto, dua-duanya nama itu sudah berkali-kali diajukan tetapi tahun ini tidak diajukan oleh TP2GP," terang Jimly.

Kemudian, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu yang juga sebagai Ketua Dewan Gelar menyampaikan, enam nama tersebut masih bisa dikaji. "Kita diskusi ngotot-ngototan, kalau kita tiupkan 8 (nama) kata Presiden kebanyakan," ucap Ryamizard.

Namun, Ryamizard enggan mengungkapkan nama-nama tokoh yang telah diserahkan ke Jokowi. "Tidak boleh diumumkan dulu, yang sekarang enggak ada militernya," kata Ryamizard.

Saksikan video pilihan di bawah ini

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya