4 Fakta Sosok Syachrul Anto, Penyelam yang Meninggal Saat Evakuasi Lion Air

Nyawa penyelam Lion Air, Syachrul Anto tak tertolong setelah menjalani penanganan setelah ditemukan pingsan dan mengapung.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Nov 2018, 16:22 WIB
Diterbitkan 03 Nov 2018, 16:22 WIB
Syachrul Anto Pahlawan yang Gugur Saat Evakuasi Lion Air
Syachrul Anto Pahlawan yang Gugur Saat Evakuasi Lion Air (Foto: Facebook Syachrul Anto)

Liputan6.com, Jakarta Penyelam Syachrul Anto meninggal dunia kala melakukan evakuasi jatuhnya pesawat Lion Air PK-LQP di perairan Tanjung Pakis, Karawang, Jawa Barat. Keinginannya menjadi penolong bagi orang lain, merenggut nyawanya sendiri.

Peristiwa nahas itu terjadi pada Jumat 2 November 2018. Dansatgas SAR, Kolonel Laut (P) Isswarto mengatakan, korban meninggal karena dekompresi.

"Diduga dekompresi karena tekanan, bekerja tidak tahu waktu, harusnya naiknya pelan-pelan, lima meter berhenti dulu, sampai muncul (ke permukaan), dia mungkin langsung," kata Isswarto saat dihubungi Merdeka.com, Sabtu (3/11/2018).

Nyawanya tak tertolong setelah menjalani penanganan setelah ditemukan pingsan dan mengapung. Jenazah Syachrul kemudian dibawa ke Surabaya, Jawa Timur untuk dimakamkan.

Berikut empat fakta seputar Syachrul Anto, penyelam yang meninggal saat bertugas:

 

1. Meninggal Karena Dekompresi

Syachrul Anto (48), relawan penyelam Basarnas asal Surabaya meninggal dunia saat bertugas melakukan evakuasi Lion Air PK-LQP. (Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Syachrul Anto (48), relawan penyelam Basarnas asal Surabaya meninggal dunia saat bertugas melakukan evakuasi Lion Air PK-LQP. (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Syachrul Anto ditemukan tim SAR dalam keadaan pingsan. Kepala Basarnas Muhammad Syaugi menyatakan, Anto turun menyelam bersama salah seorang temannya. Namun, saat temannya sedang melakukan pencarian, Anto tiba-tiba tidak diketahui keberadaannya.

"Satu pihak sedang mencari sesuatu kemudian menengok satunya sudah tidak ada, ketika dicari ternyata sudah di atas agak jauh," kata dia.

Tim dokter di kapal Victory langsung menangani Syachrul yang sempat sadar dan dimasukkan ke chamber karena mengalami dekompresi.

Dansatgas SAR Kolonel Laut (P) Isswarto mengatakan, penyebab meninggalnya Syachrul Anto diduga karena dekompresi.

"Diduga dekompresi, karena tekanan, bekerja tidak tahu waktu, harusnya naiknya pelan-pelan, lima meter berhenti dulu, sampai muncul (ke permukaan), dia mungkin langsung," kata Iswarto saat dihubungi merdeka.com, Sabtu (3/11/2018).

Dekompresi adalah penyakit yang dapat mempengaruhi penyelam atau orang lain (seperti penambang) yang berada dalam situasi yang melibatkan tekanan cepat penurunan suhu tubuh.

Decompression Sickness disebabkan oleh meningkatnya gelembung nitrogen dalam tubuh. Ketika bernapas, sekitar 79 dari udara adalah nitrogen. Ketika turun di air, tekanan di sekitar tubuh meningkat, menyebabkan nitrogen untuk diserap ke dalam jaringan tubuh.

 

2. Seorang Relawan Penyelam

Kantung Jenazah dan Serpihan Lion Air JT 610 Tiba di Tanjung Priok
Petugas Basarnas merapikan barang temuan jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 di Posko Evakuasi, Tanjung Priok, Jakarta, Senin (29/10). Pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh membawa 188 orang. (Merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Anto adalah penyelam yang tergabung dalam Indonesia Diver Rescue. Istri Anto, Liyan Kurniawati menyatakan, suaminya bukanlah tim dari tim Basarnas namun relawan penyelam yang selalu membantu saat ada bencana.

"Suami saya bukan tim, suami saya relawan yang kebetulan mempunyai lisensi menyelam dan selalu menawarkan diri kalau ada musibah yang dia bisa bantu seperti relawan tetap," kata Liyan di rumah duka, Surabaya, Sabtu (3/11/2018) seperti dilansir dari Antara.

Syachrul Anto dikenal sebagai sosok yang ringan tangan dalam melakukan tugas. Dia juga suka menolong sehingga sering diajak dalam misi penyelamatan.

Anto juga cukup aktif dalam misi kemanusiaan. Sebelum menjalankan misi untuk Lion Air, Anto baru saja pulang dari Palu membantu korban gempa dan tsunami.

Menurut pengakuan Liyan, Anto menggantikan temannya yang berhalangan dalam pencarian ini.

"Dia memang tidak pernah bilang enggak, apalagi musibah besar dia tidak mungkin menolak," katanya.

Sesudah menyelesaikan urusannya di Yogyakarta, Syachrul berangkat ke Jakarta untuk bertemu sesama relawan asal Makassar. Waktu itu dia tidak membawa peralatan lengkap dan harus meminjam karena alatnya berada di Makassar.

"Memang bapak sudah lama tidak menyelam. Tapi sejak kejadian Air Asia pada tahun 2014 selalu ikut jika ada kejadian," ujar Liyan.

 

3. Ikut Terlibat Evakuasi Air Asia

20151201-KNKT Beberkan Penyebab Kecelakaan Air Asia QZ 8501-Jakarta
KNKT mengumumkan hasil investigasi AirAsia PK-AXC di Jakarta, Selasa (1/12). KNKT menyatakan komponen pesawat Airbus A320-200 yang jatuh dalam perjalanan dari Surabaya ke Singapura itu mengalami kerusakan sistem kontrol kemudi (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Pimpinan Indonesia Rescue Diver Team, Bayu Wardoyo mengatakan, Syachrul pernah terlibat dalam operasi penyelaman ketika pesawat Air Asia QZ8501 rute Surabaya-Singapura jatuh di perairan Pangkalan Bun pada 28 Desember 2014.

"Waktu Air Asia dia juga mengikuti (menyelam melakukan proses evakuasi pencarian)," ujar Bayu di JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Sabtu (3/11/2018).

Saat menjalankan, misi evakuasi Air Asia, Bayu mengungkapkan bahwa Syachrul banyak menemukan dan mengangkat jenazah di dasar laut.

"Dia itu terlibat lama waktu kita Air Asia. Dia join. Dia salah satu orang yang cukup lama. Itu hampir tiga minggu. Dia salah satu orang yang paling banyak ngangkat jenazah malah," pungkas Bayu.

 

4. Jam Terbang Tinggi

Kepala Basarnas Muhammad Syaugi turut menyampaikan ucapan berduka cita yang sedalam-dalamnya atas gugurnya Anto. Ia memanggil Anto dengan sebutan pahlawan kemanusiaan dari personel Indonesia Diving Rescue Tim.

"Saya memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada almarhum yang memiliki kapasitas dan kualitas, senior, dan memiliki jam terbang yang tinģgi sebagai relawan yang penuh dedikasi. Namun, jika Tuhan menghendaki hal lain, kita tidak dapat melawannya," kata Syaugi saat konferensi pers di Posko Terpadu, Sabtu (3/11/2018).

Anto juga terdaftar dalam Yayasan Terumbu Rupa yang mengkampanyekan peduli terumbu karang saat traveling.

Sementara itu, ucapan duka yang mendalam muncul dalam akun facebook Syachrul Anto. Ucapan tersebut bertuliskan :

"Allah lebih cinta padamu Sayangku, pahlawanku, imamku....

Tunggu aku di jannahNya Insya Allah....terimakasih kasih sayang, bimbingan dan didikanmu. Insya Allah kami teruskan dedikasimu dalam kemanusiaan.

Laa khaula wala kuwwata Illa Billah ...Innalilahi wainailaihi rojiun...Mohon dibukakan pintu maaf segala kesalahan almarhum"

 

(Melissa Octavianti)

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya