Cerita Kepala BPK Babel Korban Lion Air, Wafat Sepekan Sebelum Hari Ulang Tahun

Keluarga mengaku selama ini tidak memiliki firasat akan terjadi musibah menimpa Harwinoko.

oleh Achmad Sudarno diperbarui 05 Nov 2018, 19:33 WIB
Diterbitkan 05 Nov 2018, 19:33 WIB
Jenazah korban pesawat Lion Air PK-LQP, Harwinoko dimakamkan di Cimahpar, Kota Bogor, Jawa Barat, Minggu (4/11/2018) malam. (Liputan6.com/Achmad Sudarno)
Jenazah korban pesawat Lion Air PK-LQP, Harwinoko dimakamkan di Cimahpar, Kota Bogor, Jawa Barat, Minggu (4/11/2018) malam. (Liputan6.com/Achmad Sudarno)

Liputan6.com, Jakarta - Jenazah korban pesawat Lion Air PK-LQP, Harwinoko sudah dimakamkan di Cimahpar, Kota Bogor, Jawa Barat, Minggu (4/11/2018) malam. Namun, suasana duka masih menyelimuti kediaman keluarga Harwinoko di Jalan Palayu Raya, Kelurahan Tegal Gundil, Bogor Utara, Kota Bogor.

Seusai pemakaman para pelayat masih terus berdatangan. Sejumlah karangan bunga dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) juga tampak di rumah duka.

Harwinoko merupakan salah satu korban yang berhasil teridentifikasi tim DVI Polri, Minggu siang kemarin. Almarhum meninggal di usia 54 tahun, sepekan sebelum hari ulang tahunnya yang jatuh 5 November atau hari ini.

"Harusnya hari ini adik saya ulang tahun ke-55," kata kakak Harwinoko, Harry Pradjitno, Senin (5/11/2018).

Namun dirinya belum mengetahui yang direncanakan kedua anak dan istrinya untuk merayakan ulang tahun Harwinoko ke-55. "Kalau itu saya tidak tahu. Tapi biasanya ketemu, makan-makan," ucap dia.

Akan tetapi Tuhan berkehendak lain, pesawat Lion Air nomor penerbangan JT 610 Bandara Soekarno Hatta-Pangkalpinang jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat pada 28 Oktober 2018 pagi. Dia hilang bersama 187 penumpang lainnya. 

"Kita semua syok mendapat kabar itu. Karena Harwinoko itu sama adik, kakaknya sangat sayang. Sama keluarganya juga begitu," terang Harry.

Selama ini, keluarga tidak memiliki firasat akan terjadi musibah menimpa Harwinoko. Sebab, sudah dua tahun ini almarhum sudah biasa pulang pergi ke Pangkalpinang, bertugas di BPK perwakilan Bangka Belitung (Babel).

Ada kenangan yang tidak pernah ia lupakan. Dia bercerita, sekitar dua tahun lalu, Harwinoko menjanjikan akan memberi sebuah batu akik. Namun setelah beberapa bulan berlalu, janjinya belum juga dipenuhi.

"Saya bilang, dek, kamu tuh janji (ngasih batu akik). Tapi kapan?," ucap Harry.

Almarhum yang menjabat sebagai Kepala BPK perwakilan Bangka Belitung langsung memenuhi janjinya, terbang menemui kakaknya di Jakarta.

"Dia sengaja pulang dari Babel untuk ngasih batu. Saya senang, ternyata yang dikasih batu meteor. Di daerah sana kan terkenalnya batu meteor," kenang Harry.

Atas kejadian ini, keluarga mengaku ikhlas dan menganggap kejadian jatuhnya pesawat Lion Air PK-LQP sebagai musibah. Apalagi, pihak maskapai Lion Air pun sudah bertanggung jawab atas kecelakaan pesawat itu.

"Keluarga bisa menerima. Sangat menerima," kata dia.

 

Tinggalkan 2 Anak

Almarhum Harwinoko merupakan anak ketujuh dari delapan bersaudara. Dia meninggalkan seorang istri Eka Sulistiawati, satu putri bernama Eristina dan seorang putra bernama Erizko.

Jenazah korban diserahkan ke pihak keluarga setelah jasadnya teridentifikasi tim DVI Polri pada Minggu siang kemarin. Kemudian dibawa ke rumah duka dan tiba pada pukul 19.40 WIB. Jenazah korban dibawa ke rumah duka menggunakan mobil ambulance milik RS Polri Kramatjati Jakarta.

Setelah diterima keluarga, jenazah almarhum langsung disalatkan di Masjid Assalam, sekitar 200 meter dari rumah duka. Setelah itu, disemayamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Cimahpar, Bogor Utara, Kota Bogor.

Keluarga, kerabat, tetangga, dan perwakilan dari BPK turut mengantarkan jenazah ke pemakaman. Istri korban, Eka Sulistiawati dan kedua anaknya juga hadir di pemakaman. Istri dan kedua anaknya terlihat tegar dan ikhlas atas musibah yang dialami orang tercintanya itu.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya