Kepedulian Jokowi ke Wong Cilik Disebut Mirip Sukarno

Heru Joni Putra menyatakan, sosok Presiden Jokowi saat ini mengingatkan pada figur presiden pertama RI Sukarno yang dikenal sebagai juru bicara wong cilik.

oleh Yusron Fahmi diperbarui 07 Nov 2018, 13:56 WIB
Diterbitkan 07 Nov 2018, 13:56 WIB
Jokowi Pimpin Ratas Penyediaan Rumah untuk ASN,TNI, dan Polri
Presiden Joko Widodo atau Jokowi (kanan) saat memimpin rapat terbatas (ratas) di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (7/11). Dalam rapat, Jokowi juga membahas model pembiayaan bagi penyediaan rumah bagi ASN, TNI, dan Polri. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Sastrawan dan tokoh milenial Heru Joni Putra menyatakan, sosok Presiden Jokowi saat ini mengingatkan pada figur Presiden pertama RI Sukarno yang dikenal sebagai juru bicara wong cilik.

"Tentu, sebelum itu banyak kader PDIP yang muncul sebagai juru bicara wong cilik, tapi lewat sosok Jokowi, ingatan tentang Sukarno kembali muncul. Tak tanggung-tanggung lewat simbol negara," ujar Heru melalui pesan tertulis, Jakarta, Selasa (7/11/2018).

Heru menambahkan, Jokowi tentu bukan Sukarno dan Sukarno bukan Jokowi. Tapi, budaya politik yang dijalankan Jokowi sejak jabat Wali Kota Solo sampai hampir selesai satu periode menjadi Presiden, mengingatkan tentang Sukarno.

"Pada Jokowi, memori tentang Sukarno tak hanya muncul dari sebatas faktor latar belakang partainya. Melainkan dalam bentuk aksi blusukan, seperangkat pakaian yang sederhana untuk ukuran seorang presiden, bahasa tubuh yang sangat dekat dengan rakyat kelas bawah dan jauh dari kesan sangar militer ala Soeharto," ujar Heru.

Selain itu, hal lain yang banyak menjadi kesamaan antara Jokowi dan Sukarno, menurut Heru, adalah pilihan untuk berkubang bersama rakyat dalam berbagai pertemuan, memilih menghadirkan makanan khas Indonesia di dalam hidangan-hidangan resmi negara,

"Di hadapan anak-anak SD, Sukarno dan Jokowi sama-sama berlaku sebagai ayah yang menyenangkan," ujarnya.

 

 

 

Tidak Harus Sama

Heru menambahkan, meneruskan Sukarno tentu bukan dengan cara meniru mentah-mentah. Apalagi hanya sekedar meniru gaya pakaiannya.

Soekarno, dengan alasan yang politis pernah menolak rock and roll. Tapi, Jokowi tentu tidak melihat itu sebagai hal krusial, baik dalam perjuangan Soekarno ataupun dalam konteks politik hari ini.

Soekarno mempunyai jasa dalam membangun berbagai ruang publik di pusat negara. Dan Jokowi memilih tonggaknya melalui pembangunan infrastruktur di berbagai pinggiran negeri.

"Jokowi bukanlah peserta lomba mirip Soekarno. Ada yang tak perlu dilanjutkan darinya, tapi itu bukan berarti sekumpulan jasanya terhadap negeri ini mesti dilupakan. Perjuangan membangkitkan ingatan tentang Sukarno, pada gilirannya, tak bisa dilepaskan dari memilih bagian-bagian terbaik dari perjalanan hidupnya," pungkasnya.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya