800 Karya Bung Hatta Diterbitkan dalam 10 Seri Buku

Putri Bung Hatta berharap penerbitan buku tersebut dapat menjadi modal anak-anak bangsa, khususnya milenial, agar tidak mengabaikan sejarah perjuangan Indonesia.

oleh Ika Defianti diperbarui 14 Nov 2018, 07:32 WIB
Diterbitkan 14 Nov 2018, 07:32 WIB
Peluncuran 10 seri buku dari 800 karya tulis Bung Hatta.
Peluncuran 10 seri buku dari 800 karya tulis Bung Hatta. (Liputan6.com/ Ika Defianti)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy meresmikan peluncuran 10 seri buku dari 800 karya tulis mantan Wakil Presiden Republik Indonesia Mohammad Hatta. Peluncuran tersebut dihadiri keluarga dari proklamator yang kerap disebut Bung Hatta.

Muhadjir menyebut penerbitan buku ini merupakan bentuk usaha untuk merekonstruksi kebebasan gagasan Bung Hatta. Dia menggambarkan bahwa sosok Bung Hatta merupakan anak bangsa yang memiliki pengetahuan sangat lengkap.

"Saya punya pengalaman intelektual sendiri dengan Beliau, yaitu dalam disertasi saya, kebetulan saya menulis tentang militer, ternyata letak dasar profesionalisme Indonesia itu Mohammad Hatta," kata Muhadjir di kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta Pusat, Selasa (13/11/2018).

Muhadjir menyebut, adanya militer di Indonesia karena pemikiran dari Bung Hatta yang mungkin tidak banyak diketahui oleh umum. Dia juga menyebut bila tak ada sikap dari Bung Hatta saat itu, kemungkinan secara militer usai kemerdekaan ada perang saudara.

"Masing-masing gerombolan dan laskar itu memiliki senjata yang tidak kalah bagusnya dengan tentara Republik. Bahkan, ada laskar yang memiliki senjata yang jauh lebih bagus dibandingkan dengan yang dimiliki tentara Republik waktu itu," ucap Muhadjir.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Tidak Abaikan Sejarah

Putri Bung Hatta, Meutia Hatta, berharap penerbitan buku dapat menjadi modal anak-anak bangsa khususnya mileneal, agar tidak mengabaikan sejarah perjuangan Indonesia.

Selain meneruskan perjuangan perintis kemerdekaan, dia menyebut anak muda saat ini perlu meningkatan daya juang dan kapabilitas. Sehingga di era digital, kemanusiaan tetap terjaga.

"Sehingga dalam era yang serba digital dan disrupsi, kemanusiaan tetap terjaga. Dan pembangunan tetap dalam garis membangun manusia seutuhnya sesuai Pancasila," jelas Meutia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya