Budi Setiyadi: Skema Jembatan Timbang Way Urang Akan Diaplikasikan di Seluruh Indonesia

Dirjen Perhubungan Darat dorong transparansi layanan jembatan timbang.

oleh Cahyu diperbarui 27 Nov 2018, 14:15 WIB
Diterbitkan 27 Nov 2018, 14:15 WIB
Dirjen Perhubungan Darat
Dirjen Perhubungan Darat dorong transparansi layanan jembatan timbang. (foto: dok. Dirjen Perhubungan Darat)

Liputan6.com, Lampung Pada Oktober 2018, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) meresmikan Jembatan Timbang Way Urang, di Lampung Selatan. Jembatan ini dirancang berbeda dengan jembatan-jembatan timbang sebelumnya.

"Jembatan timbang Way Urang ini dibangun dengan material kaca, kantornya kaca. Jadi, nanti ketika ditilang, pengemudi truk akan dibawa ke kantor tersebut. Selain sebagai modernisasi, itu juga dilakukan untuk transparansi. Bangunan jembatan timbang juga akan dibangun dengan konsep terang, enggak gelap kayak dulu. Semua jembatan timbang akan dibangun seperti itu," ucap Direktur Jenderal (Dirjen) Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Budi Setiyadi, saat melakukan kunjungan ke Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB) Way Urang, Lampung Selatan, Senin (26/11/2018).

Ia mengatakan, konsep dan skema baru pembangunan Jembatan Timbang Way Urang bakal diaplikasikan pada pembangunan jembatan timbang baru di seluruh Indonesia.

"Tujuannya adalah untuk menghidupkan jembatan timbang di seluruh Indonesia agar berbeda dari dulu. Dibangun dengan skema dan konsep baru seperti Way Urang ini," ujarnya.

 

Sementara itu, Kepala Badan Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Wilayah VIII Lampung dan Bengkulu, Rahman Sujana, menyatakan bahwa selama 42 hari beroperasi, Jembatan Timbang Way Urang telah menindak ribuan kendaraan yang kelebihan muatan dan kelebihan ukuran atau Over Dimension dan Over Loading (ODOL).

"Sejak dibuka dan diresmikan Oktober 2018, kendaraan masuk 1.967 unit, yang tidak melanggar itu ada 592 kendaraan atau 31 persen dari total kendaraan, sedangkan 1.375 kendaraan atau sebanyak 69 persen dengan rincian over dimension 28 kendaraan atau sekitar 2,03 persen serta overloading sebanyak 1.375 kendaraan atau 100 persen," kata dia.

Jembatan timbang dengan luas lahan 19.620 meter persegi dan memiliki kapasitas platform timbangan 80 ton ini sudah dilengkapi beberapa sarana dan prasarana penunjang, seperti gedung kantor, mess pegawai, ruang genset, mushola, gudang, kantin, toilet, Ruang Terbuka Hijau (RTH), serta lapangan parkir untuk 70 kendaraan.

Walaupun begitu, Rahman mengatakan bahwa saat ini Jembatan Timbang Way Urang masih membutuhkan beberapa tambahan sumber daya manusia (SDM) guna menunjang operasionalnya. Menurutnya, personel SDM di Jembatan Timbang Way Urang saat ini hanya 25 orang dengan rincian 17 orang ASN dan 8 orang PPNPN.

Rahman berharap agar pemerintah pusat dalam hal ini Ditjen Perhubungan Darat Kemenhub bisa memberikan tambahan personel.

"Kekurangan kami saat ini bahwa perlu adanya penambahan SDM sesuai SOP menjadi 60 orang agar bisa menjalankan empat shift. Mudah-mudahan bisa dipenuhi oleh pak Dirjen. Kemudian perlu percepatan pengadaan sistem informasi atau IT yang sekarang dalam proses. Selain itu juga perlu adanya MoU dengan pihak-pihak terkait di tingkat pusat terkait e-tilang dan juga perlu adanya pengamanan dari TNI dan Polri ditambah adanya anggaran kesejahteraan untuk petugas operasional UPPPKB," tutup Rahman.

 

 

(*)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya