HEADLINE: Misteri E-KTP Tercecer di 4 Daerah, Siapa Bermain dan Apa Motifnya?

Temuan ribuan keping e-KTP di empat daerah menimbulkan prasangka. Apa yang sebenarnya terjadi?

oleh Raden Trimutia HattaNafiysul QodarNanda Perdana Putra diperbarui 13 Des 2018, 00:02 WIB
Diterbitkan 13 Des 2018, 00:02 WIB
Ady Anugrahadi/Liputan6.com
Warga Duren Sawit temukan sejumlah e-KTP dalam karung.

Liputan6.com, Jakarta - Pada Sabtu 8 Desember 2018, keceriaan sekelompok bocah yang tengah asyik bermain bola teralihkan oleh keberadaan seonggok karung. Penasaran, mereka menyeret karung itu ke tengah lapang. Isinya sungguh tak terduga. 

Saat dibuka, tumpukan karung terikat yang ditemukan di Duren Sawit, Jakarta Timur itu berisi kepingan e-KTP. Ditaksir jumlahnya ribuan.

Selain di Duren Sawit, temuan serupa juga terjadi pada 26 Mei 2018 di Bogor, Jawa Barat.  Sebanyak satu kardus berisi e-KTP tercecer karena jatuh dari truk.

Dan, pada 11 September 2018, satu kardus terbungkus karung berisi e-KTP juga ditemukan di Kebun Bambu, Serang, Banten. Terbaru, dua kantong plastik berisi KTP elektronik ditemukan di semak-semak di Pariaman, Sumatera Barat pada 11 Desember 2018.

Polisi langsung bergerak. Penyidik Polda Metro Jaya mendalami adanya unsur kesengajaan dalam kasus tersebut. 

"Case yang pertama di Duren Sawit itu ada unsur kesengajaan yang masih didalami kepolisian. Dari Ditjen Dukcapil melihat unsur kesengajaan itu ada," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo kepada Liputan6.com di Jakarta, Rabu (12/12/2018).

Ia menjelaskan, unsur kesengajaan muncul karena saat ditemukan e-KTP  tersebut terbungkus karung yang kondisinya cukup baik. "Kalau misalnya itu sudah kondisi usang, patut diduga barang itu sudah tidak terpakai."

Berbeda dengan temuan e-KTP di Pariaman. Menurut Dedi, pembungkus e-KTP itu kondisinya sudah rusak. Bahkan, sebagian ada yang sudah terbakar.

"Karena Dukcapil Pariaman itu sedang renovasi, barang-barang yang tak terpakai dikumpulkan, kemudian mau dibakar di kantor tersebut tidak memungkinkan. Akhirnya diangkut dan dibuang di kebun masyarakat. Tapi masyarakat yang menemukan menjumpai, kok ternyata e-KTP ada yang kondisi utuh, kemudian dilaporkan ke polisi," ungkapnya.

Ia menyatakan, saat ini belum ditemukan tindak pidana terkait tercecernya e-KTP di Pariaman. "Karena semua orang yang membuang, mengangkut, dan atasannya juga mengetahui dan memerintahkan untuk barang-barang yang sudah tak terpakai karena kondisi kantor renovasi untuk dibuang, tapi ternyata tidak dicek dulu apa yang di dalam karung tersebut," ujarnya.

Kasus tercecernya e-KTP di beberapa lokasi yang sudah tidak terpakai itu, imbuhnya, murni tidak ada kaitannya dengan Pemilu 2019.

"Tidak berpengaruh pada DPT yang sudah diverifikasi oleh KPU. Sekali lagi, isu tercecernya KTP tidak ada kaitannya dengan pemilu dan semua ditangani kepolisian secara profesional," Dedi menegaskan.

Infografis E-KTP Tercecer (Liputan6.com/Triyasni)

Namun, Pengamat Politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Pangi Syarwi Chaniago menilai, kasus tercecernya e-KTP ini bermuatan politis. 

"Ya kalau kita melihat ini seperti ada desain, seperti disengaja. Siapa yang melakukan itu kalau bukan penyelenggara negara? Saya sih enggak yakin itu masyarakat sipil biasa," katanya saat dihubungi Liputan6.com.

Menurut dia, kasus tercecernya e-KTP ini dapat berdampak pada Pemilu 2019. "Jadi saya pikir persoalan e-KTP dan DPT yang berlarut-larut tidak akan membuat pemilu berkualitas."

Siapa yang diuntungkan dengan tercecernya e-KTP ini, sambung Pangi, adalah pihak-pihak yang berada di luar pemerintahan Jokowi. Lawan politik capres nomor urut 01 itu bisa memanfaatkan isu carut marutnya e-KTP sebagai amunisi.

"Ini titik lemah Jokowi yang dihantam ini. Karena dianggap tidak beres, tidak mampu menyelesaikan ini. Tentu akan merusak citra Jokowi juga dan ini bisa dimanfaatkan dalam waktu yang sama bagi penantang," ucapnya.

Lebih ekstrem lagi, lanjutnya, akan muncul dugaan upaya penggelembungan suara di balik kasus ini, hingga adanya pemilih siluman. Alasannya, karena kasus penemuan e-KTP ini muncul jelang Pemilu 2019.

"Karena ini mendekati pilpres. Jadi karena menjelang empat bulan sebelum pemilu ya dimanfaatkan, digunakan lawan politik untuk digoreng juga," ujar Pangi.

Aroma politis dalam kasus penemuan ribuan e-KTP di Duren Sawit, juga tercium Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo. Namun, Tjahjo menegaskan dugaan unsur politik itu hanya asumsi awal.

"Kalau saya melihat ada indikasinya, ada unsur (politik) di sana, walau itu e-KTP sudah kedaluwarsa," ujar Tjahjo di Hotel Mercure Ancol, Jakarta Timur.

Tjahjo mengatakan, untuk kepastian ada tidaknya unsur politis di balik penemuan ribuan e-KTP itu, pihaknya masih menunggu proses penyelidikan yang dilakukan aparat penegak hukum. "Ya kami menunggu hasil penyelidikan tuntas di polisi," kata dia.

Ia menduga, pelaku yang membuang ribuan e-KTP di Duren Sawit, Jakarta Timur merupakan orang yang sama dengan yang terjadi di Bogor pada Mei 2018.

"Ada indikasi orang sama yang dulu di Bogor dengan yang sekarang e-KTP tercecer di Duren Sawit, rumahnya kok berdekatan, mudah-mudahan ini bisa diungkap apa motivasinya," ujar Tjahjo.

Untuk mencegah terulangnya kasus serupa, Kemendagri akan memperketat pengawasan internal secara berjenjang. "Kami akan melakukan pencegahan agar kedua kasus tersebut tidak terulang," kata Tjahjo.

Saksikan video pilihan di bawah ini: 

DPR Bentuk Pansus

Ady Anugrahadi/Liputan6.com
Temuan E-KTP dalam karung di Pondok Kopi, Duren Sawit.

Wakil Ketua Komisi II DPR Ahmad Riza Patria mengatakan pihaknya menyerap aspirasi pembentukan panitia khusus (pansus) untuk menyelidiki kasus e-KTP yang tercecer di beberapa daerah. Kata dia, usulan itu perlu dipertimbangkan.

"Di internal DPR juga kami akan bahas secara khusus memang belum kami rapatkan di Komisi II atau di Bamus belum pernah dibahas. Tapi saya kira ide pansus kasus e-KTP dari ketua DPR dan disambut oleh wapres saya kira perlu dipertimbangkan dengan baik," kata Riza di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (12/12).

Menurutnya, Komisi II akan segera mengundang Menteri Dalam Negeri (Mendagri). Riza menargetkan pemanggilan itu akan dilakukan pada pekan ini.

"Segera dalam minggu ini kita akan mengundang kemendagri mudah-mudahan bisa ketemu," ungkap dia.

Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla mempersilakan sejumlah anggota DPR Komisi II membuat pansus untuk mendalami sengkarut kasus e-KTP yang tercecer di daerah Pondok Kopi, Jakarta Timur.

"Menggalang Pansus e-KTP silakan, itu juga penting sehingga masyarakat, petugas-petugas dan aparat-aparat negara lebih hati-hati. Kalau mau pansus silakan, itu juga penting," kata JK di Istana Wakil Presiden, Jakarta Pusat, Selasa (11/12/2018).

JK mengatakan, pembuatan e-KTP tetap harus berjalan dan tidak bisa dihentikan. Sebab, kata dia, ada lebih dari 3 juta orang yang akan berumur 17 tahun dan mendapatkan e-KTP baru.

Karena itu, dia meminta kepada DPR, polisi dan Mendagri menyelidiki permasalahan tersebut. Jika tidak, ia khawatir kasus tercecernya e-KTP akan kembali terulang.

"Karena itu kan bisa berbahaya karena dengan e-KTP itu, apakah itu KTP asli, tidak sah, itu juga bisa membahayakan demokrasi. Membahayakan ekonomi, bisa membahayakan rekening bank, bisa pakai nipu-nipu orang," ungkap JK.

Pengakuan Pemilik e-KTP

Marwiyah (40) warga Kampung Curug, Pondok Kopi, Duren Sawit, Jakarta Timur membenarkan salah satu KTP Elektronik (e-KTP) yang ditemukan di Pondok Kopi adalah milik putra keduanya, Bintang Sedayu (22).

Menurut dia, e-KTP itu tidak hilang namun sudah sempat dikembalikan ke kelurahan untuk ditukar e-KTP yang baru.

"Iya benar ini KTP anak saya, tapi ini yang lama, sudah ditukarkan juga ke kelurahan sekitar setahun yang lalu. Saya yang bawa ini soalnya, anak saya kerja," ungkap Marwiyah saat dikonfirmasi Merdeka.com di kediamannya, Minggu 9 Desember.

E-KTP milik Bintang Sedayu juga ditemukan di Pondok Kopi dengan masa berlaku hingga Februari 2019. Ibunya yakin e-KTP yang ditemukan itu merupakan e-KTP milik anaknya yang lama karena fotonya berbeda.

"Enggak kok enggak hilang KTP-nya. Jumat malam dia berangkat ke Bogor saya cek masih ada. Tapi ini coba saya telepon enggak nyambung," ujarnya.

Hal senada disampaikan Taufik Djunaedi BE. E-KTP miliknya juga ditemukan di TKP. Namun, e-KTP miliknya ini tidak ada tanggal masa berlaku, hanya tertulis seumur hidup persis dengan e-KTP yang dia tunjukkan kepada Merdeka.com.

Istri dari Taufik memberikan penjelasan bahwa e-KTP milik suaminya itu ada di rumah. Dia bingung mengapa bisa ada di lokasi, karena yang lama sudah ditukarkan ke kelurahan saat pengambilan e-KTP. Dia menduga, e-KTP itu kemungkinan belum digunting lalu ditemukan tercecer di Pondok Kopi.

"Iya benar itu, tapi ini (e-KTP) juga ada di rumah. Kayaknya itu KTP lama kali. Kan kita sudah tukar di kelurahan pas ambil yang e-KTP baru," ujarnya.

 

4 Lokasi E-KTP Tercecer

Ilustrasi foto E-KTP
Ilustrasi foto E-KTP

Kasus tercecernya Kartu Tanda Penduduk Elektronik atau e-KTP terjadi di empat lokasi sepanjang 2018. Berikut rangkuman Liputan6.com terkait temuan ceceran e-KTP tersebut:

1. E-KTP Tercecer di Bogor

Kartu Tanda Penduduk Elektronik berdomisili Sumatera Selatan ditemukan tercecer di Jalan Raya Salabenda, Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada Sabtu 26 Mei 2018 siang . E-KTP itu tercecer karena terjatuh dari dalam kardus yang dibawa truk.

Setelah mendengar kejadian tersebut, Direktorat Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Zudan Arif Fakrulloh saat itu langsung memberikan klarifikasi. Menurutnya, e-KTP yang dibawa sopir truk adalah kartu yang sudah tak berlaku dan tengah dalam perjalanan ke gudang Kemendagri di Bogor.

"Jajaran Polsek Kemang dan Polres Kabupaten Bogor menunjukkan bahwa e-KTP yang tercecer tersebut adalah e-KTP rusak atau invalid dan diangkut dari gudang penyimpanan sementara di Pasar Minggu ke Gudang Kemendagri di Semplak, Bogor," kata Zudan dalam keterangan tertulisnya, Minggu (27/5/2018).

Zudan mengatakan, truk tersebut hanya membawa satu dus dan seperempat karung e-KTP yang tak lagi valid untuk dibawa ke gudang penyimpanan. E-KTP yang jatuh juga sudah kembali dikumpulkan kembali oleh sopir truk pembawa kardus e-KTP dengan bantuan para warga.

2. Ribuan E-KTP Tercecer di Serang

Ribuan E-KTP ditemukan di sebuah kebun bambu di Cikande, Kabupaten Serang, Banten pada Selasa, 11 September 2018. Ribuan E-KTP itu dikemas dalam sebuah kardus yang terbungkus karung.

Kepala Disdukcapil Kabupaten Serang, Asep Saepudin Mustafa menjelaskan, usai melakukan pengecekan data, pihaknya langsung melakukan klarifikasi ke pihak Kecamatan Cikande. Menurut pihak Kecamatan Cikande, masih kata dia, E-KTP yang sudah rusak dan tak terpakai itu, dibuang oleh staf kecamatan secara sembarangan.

Asep menegaskan, sejak dirinya memimpin Disdukcapil pada 2015, setiap fisik E-KTP dan KK yang salah cetak dan yang sudah tidak terpakai karena ada pergantian data kependudukan warga, akan dikirim ke kemendagri.

"Namun sejak 2017, Kemendagri tidak menerima karena gudangnya penuh dari pengiriman se-Indonesia. Fisik E-KTP atau KK yang sudah tidak terpakai kemudian disimpan di gudang Disdukcapil dan kantor kecamatan," jelas Asep.

3. Tumpukan E-KTP di Duren Sawit

Terakhir, Warga di Pondok Kopi, Duret Sawit, Jakarta Timur digegerkan dengan penemuan sebuah karung berisikan E-KTP pada Sabtu (8/12/2018). E-KTP tersebut ditemukan dalam bentuk sudah dicetak dan kelengkapan data identitas penduduk telah jelas tertulis di atas blanko.

Kepala Dinas Dukcapil (Kadisdukcapil) DKI Jakarta, Dhany Sukma angkat bicara. Dia menyatakan, E-KTP yang ditemukan dalam karung besar tersebut dicetak pada 2011, 2012, dan 2013. Cetakan awal waktu perekaman massal.

"Itu memang e-KTP lama," kata Dhany saat dihubungi Liputan6.com, Sabtu (8/12/2018).

Dirjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri, Zudan Arif Fakrullah segera berkoordinasi dengan Bareskrim Polri terkait temuan ini. Zudan memastikan, sistem keamanan data kependudukan tetap aman, termasuk juga data kependudukan tak ada yang bocor.

"Yang perlu saya tegaskan adalah bahwa tidak ada sistem keamanan yang jebol, tidak ada data yang bocor karena yang terjadi KTP elektronik (E-KTP) yang dipalsukan yang tidak terkoneksi dengan data center," kata Zudan, saat konferensi pers di Kantor Divisi Humas Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (10/12/2018) siang.

4. Dua Kantong e-KTP di Pariaman

Setelah insiden temuan satu karung KTP elektronik atau e-KTP di Duren Sawit, Jakarta Timur, kasus serupa muncul di Pariaman, Sumatera Barat. Sedikitnya, 1.000 keping E-KTP diamankan polisi setelah ditemukan di Kampung Baru.

Ribuan keping E-KTP ditemukan warga di semak-semak. E-KTP yang terbungkus dalam dua kantong plastik ini diamankan polisi setelah adanya laporan dari masyarakat. 

Dari beberapa KTP, sebagian besar beralamatkan Kabupaten Padang Pariaman. Polisi masih melakukan penyelidikan untuk mengungkap temuan itu.

Sementara itu, pihak Dinas Dukcapil Padang Pariaman mengakui temuan e-KTP itu adalah milik instansinya yang sudah tidak berlaku lagi.

Pekan lalu, ribuan keping e-KTP ditemukan bertebaran di areal persawahan kawasan Pondok Kopi, Duren Sawit. Terkait hal ini, Kementerian Dalam Negeri menyerahkan temuan tersebut ke pihak kepolisian guna mengungkap siapa yang meletakkannya. 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya