Liputan6.com, Bandung Barat - Jelang perayaan Tahun Baru, alangkah lebih baik orangtua lebih mengawasi anaknya, terutama ketika si bocah sedang bermain. Hal itu agar tak bernasib malang seperti Asep Yahya.
Secara tidak sengaja, bocah berusia 9 tahun itu menelan peluit berukuran dua sentimeter. Namun, karena keadaan ekonomi, keluarga belum bisa membawa Asep ke rumah sakit.
Asep yang tinggal bersama orangtuanya di Kampung Cimalang, RT 1 RW 5, Desa Girimukti, Kecamatan Saguling, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat memang terlihat seperti bocah pada umumnya.
Advertisement
Namun, ketika menghela napas panjang, akan terdengar suara mirip terompet dari mulut Asep. Selain itu, Asep juga akan merasa sesak apabila berjalan jarak jauh. Napasnya menjadi terengah-engah.
Hal tersebut disampaikan oleh ayah Asep, Subandi (54). Peluit itu secara tak sengaja tertelan Asep pada Oktober 2018 lalu.
Berikut 4 fakta bocah Asep menelan peluit secara tak sengaja yang dihimpun Liputan6.com:
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
1. Tertelan Saat Bermain Peluit
Bocah laki-laki bernama Asep Yaya secara tak sengaja menelan peluit kecil berukuran dua sentimeter yang dia mainkan. Peristiwa menelan peluit terjadi saat Asep bermain di rumah bibinya pada 14 Oktober 2018 lalu.
"Kejadiannya pas Asep lagi main bersama anak bibinya. Saya kaget saat bibinya datang dan bilang anak saya menelan peluit," ujar ayah Asep, Subandi.
Bocah yang tinggal di Kampung Cimalang, RT 1 RW 5, Desa Girimukti, Kecamatan Saguling, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, memang sepintas terlihat baik-baik saja dengan tetap menjalani aktivitas sehari-hari. Namun, suara aneh akan langsung keluar ketika Asep bernapas panjang.
Advertisement
2. Suara Seperti Terompet
Suara seperti bunyi terompet sesekali terdengar saat Asep Yaya menarik napas panjang. Peristiwa tak biasa menelan peluit secara tak sengaja sudah dijalani bocah laki-laki berusia 9 tahun ini selama lebih dari dua bulan, setelah tak sengaja menelan peluit kecil yang dia mainkan.
Menurut ayah Asep, Subandi (54), anaknya kerap merasa sesak sewaktu berjalan jauh usai secara tak sengaja menelan peluit. Bunyi terompet itu juga kerap terdengar saat anaknya menangis dan tidur.
"Kata dokter di puskesmas, peluit tersebut sudah masuk ke saluran pernapasan anak saya," kata Subandi.
3. Terkendala Biaya
Ayah Asep, Subandi sempat membawa anaknya itu berobat ke Puskesmas Saguling untuk diberi penanganan pertama.
Namun, alat di puskesmas tidak memadai, sehingga dirujuk ke Rumah Sakit Cahya Kawaluyan (RSCK), Kota Baru Parahyangan, Kecamatan Padalarang, Bandung Barat.
"Dibawa ke Kota Baru kan memerlukan biaya karena saya belum membuat BPJS, jadi saya bawa berobat kampung dulu," tuturnya.
Subandi lantas memutuskan membuat BPJS dan segera membawa anaknya ke RSCK karena bunyi tersebut tak kunjung hilang. Namun Asep dirujuk kembali untuk ditangani di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS), Kota Bandung.
"Saya tidak membawanya ke RSHS karena dari mana uangnya, saya hanya bekerja menjaring ikan di waduk Saguling," keluh Subandi.
Advertisement
4. Peluit Berhasi Dikeluarkan
Kini setelah banyak laporan ke pemerintah setempat, Asep akhirnya dibawa ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS), Kota Bandung untuk mendapat penanganan. Peluit berukuran dua sentimeter yang bersarang di saluran pernapasan Asep sukses dikeluarkan lewat tindakan medis selama setengah jam.
"Ini kita endoskopi jadi tidak ada sayatan. Jadi, posisi peluitnya ini ada di sebelah kiri dan memang tidak terlihat ketika di rontgen karena ini plastik," kata Kepala KSM Ilmu Kesehatan THT-KL dokter Lina Lasminingrum.