Dua Bulan Bersuara Terompet, Bocah Telan Peluit Mulai Dapat Penanganan

Asep Yaya, bocah asal Bandung, tak sengaja menelan peluit yang membuat dirinya mengeluarkan bunyi seperti suara terompet saat tidur.

oleh Abramena diperbarui 20 Des 2018, 11:00 WIB
Diterbitkan 20 Des 2018, 11:00 WIB
Asep Yaya
Asep Yaya, bocah asal Bandung tak sengaja menelan peluit, yang membuat dirinya mengeluarkan bunyi seperti terompet saat bicara. (Liputan6.com)

Liputan6.com, Bandung - Suara seperti bunyi terompet sesekali terdengar saat Asep Yaya menarik napas panjang. Peristiwa tak biasa ini sudah dijalani bocah laki-laki berusia 9 tahun ini selama lebih dari dua bulan, setelah tak sengaja menelan peluit kecil yang dia mainkan.

Bocah yang tinggal di Kampung Cimalang, RT 1 RW 5, Desa Girimukti, Kecamatan Saguling, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, memang sepintas terlihat baik-baik saja dengan tetap menjalani aktivitas sehari-hari.

Namun, menurut ayah Asep, Subandi (54), anaknya kerap merasa sesak sewaktu berjalan jauh. Bunyi terompet itu juga kerap terdengar saat anaknya menangis dan tidur.

“Kata dokter di puskesmas, peluit tersebut sudah masuk ke saluran pernapasan anak saya,” kata Subandi.

Peristiwa menelan peluit terjadi saat Asep bermain di rumah bibinya pada 14 Oktober 2018 lalu.

“Kejadiannya pas Asep lagi main bersama anak bibinya. Saya kaget saat bibinya datang dan bilang anak saya menelan peluit,” ujarnya

 

Terkendala Biaya

Subandi sempat membawa anaknya berobat ke Puskesmas Saguling untuk diberi penanganan pertama. Namun, alat di puskesmas tidak memadai, sehingga dirujuk ke Rumah Sakit Cahya Kawaluyan (RSCK), Kota Baru Parahyangan, Kecamatan Padalarang, Bandung Barat.

“Dibawa ke Kota Baru kan memerlukan biaya karena saya belum membuat BPJS, jadi saya bawa berobat kampung dulu,” tuturnya.

Subandi lantas memutuskan membuat BPJS dan segera membawa anaknya ke RSCK karena bunyi tersebut tak kunjung hilang. Namun Asep dirujuk kembali untuk ditangani di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS), Kota Bandung.

“Saya tidak membawanya ke RSHS karena dari mana uangnya, saya hanya bekerja menjaring ikan di waduk Saguling,” keluh Subandi.

Kini setelah banyak laporan ke pemerintah setempat, Asep akhirnya dibawa ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS), Kota Bandung untuk mendapat penanganan.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya