Liputan6.com, Jakarta - Polda Banten menurunkan alat berat untuk membersihkan puing-puing akibat tsunami di Pantai sekitar Selat Sunda, Banten. Tsunami terjadi pada Sabtu (22/12/2018) malam, sekitar pukul 21.27 WIB.
"Situasi tanggap segera mengerahkan alat berat yang sudah di lokasi labuan terdekat dengan lokasi musibah 5 exavator dan 5 loader," kata Karopenmas Mabes Polri Brigjen Dedi Prasetyo, melalui keterangan tertulis, Minggu (23/12/2018).
Selain menurunkan alat berat, Polri juga menerjunkan sejumlah tim dari beberapa satuan untuk membantu korban tsunami. Rinciannya, satuan Brimob 1 kompi dan satuan Sabhara 1 kompi. Saat ini, mereka sedang berada di lokasi tapi terkendala jalan yang terputus.
Advertisement
"Dipenuhi kotoran dan kayu, serta hujan dan ada info BMKG gelombang yang akan naik kembali. Menghubungi Gubernur, Danrem dan Kopassus untuk minta tenaga," ujarnya.
"Pagi ini alat berat dan anggota mulai menyisir jalan yang putus untuk pembersihan dan pertolongan yang luka. Sambil monitor berita BMKG," sambung Dedi.
43 Korban Meninggal
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menyebut korban tsunami di Selat Sunda terus bertambah. Saat ini, jumlah korban telah mencapai 43 orang.
"Data sementara pagi pukul 07.00 WIB, total dampak tsuami mencapai 43 meninggal dunia," kata Sutopo, Mingggu (23/12/2018).
Dia menambahkan, jumlah korban luka akibat tsunami mencapai 584 orang. Selain itu dua orang dinyatakan hilang.
"430 unit rumah rusak berat. Sembilan hotel rusak, 10 kapal rusak berat, banyak mobil terkena dari dampak tsunami ini," ucap Sutopo.
Dari tiga kabupaten yang terkena tsunami, daerah yang paling parah terkena bencana tsunami ini terletak di Kabupetan Pandeglang. Tepatnya di daerah wisata.
"Sekitar Pantai Tanjung Lesung, Sumur, Teluk Laga, Pantau Lanimbang, dan Pantai Carita," ucap Sutopo.
Reporter: Nur Habibie
Saksikan video pilihan di bawah ini
Advertisement