IPB Berikan Beasiswa untuk Mahasiswa Terdampak Tsunami Selat Sunda

Saat ini, IPB sedang mengidentifikasi mahasiswa yang terdampak bencana tsunami Selat Sunda.

oleh Achmad Sudarno diperbarui 25 Des 2018, 13:28 WIB
Diterbitkan 25 Des 2018, 13:28 WIB
(Foto: Dok PLN)
Kondisi jalan usai tsunami anyer (Foto: Dok PLN)

Liputan6.com, Jakarta - Setelah mengirimkan Tim Aksi Sigap ke Banten, Institut Pertanian Bogor (IPB) akan memberikan beasiswa kepada mahasiswanya yang terdampak bencana tsunami Selat Sunda.

Rektor IPB Arif Satria mengatakan, bantuan beasiswa itu akan diberikan kepada mahasiswa IPB yang keluarganya sebagai pencari nafkah meninggal dalam kejadian tsunami Selat Sunda.  Selain itu rumahnya rusak parah atau kehilangan pekerjaan dan lain-lain.

"IPB akan bekerja sama dengan berbagai pihak yang peduli bencana ini untuk meringankan beban mahasiswa IPB yang terdampak tsunami Banten dan Lampung," kata Arif, Selasa (25/12/2018).

IPB juga akan memberikan beasiswa kepada Maula Achmad Haidar, mahasiswa Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan (Fapet) angkatan 54 untuk menyelesaikan studi di IPB. Maula adalah putra dari Almarhumah Dosen IPB, Ani Purjayanti yang menjadi korban Tsunami pada Sabtu lalu.

Saat ini, IPB sedang mengidentifikasi mahasiswa yang terdampak bencana tsunami Selat Sunda. Apabila ada mahasiswanya yang terkena bencana diharapkan dapat melapor ke Direktorat Kemahasiswaan dan Pengembangan Karir.

"Tim sedang melakukan identifikasi di lapangan," kata Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan, Drajat Martianto.

Dosen IPB Jadi Korban Tsunami

Tsunami Anyer
Sebuah rumah terlihat antara puing-puing bangunan setelah tsunami menerjang kawasan Anyer, Banten, Minggu (23/12). Tsunami menerjang pantai di Selat Sunda, khususnya di daerah Pandenglang, Lampung Selatan, dan Serang. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Seorang dosen Institut Pertanian Bogor (IPB), Ani Purjayanti (54), menjadi korban tewas dalam bencana tsunami yang menerjang Selat Sunda, Banten, Sabtu 22 Desember 2018. Ia sehari-hari menjadi dosen Bahasa Inggris di Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM).

Dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, korban sedang menjenguk keluarganya yang ada di Banten bersama suami dan anaknya saat itu. Berbeda dengan Ani, suaminya selamat dari terjangan tsunami dan kini dirawat di rumah sakit terdekat.

Sementara, anak dan saudaranya belum ditemukan. Jenazah Ani selanjutnya akan disemayamkan di Rangkasbitung dan akan dimakamkan di kampung halamannya, Ambarawa, Jawa Tengah. Rektor IPB menyampaikan rasa belasungkawa yang mendalam dan mendoakan semoga Allah SWT menerima segala amal ibadah almarhumah dan mengampuni kesalahannya.

Menurut Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan, Dr. Drajat Martianto, IPB saat ini sudah mengirimkan perwakilannya ke lokasi kejadian untuk berkoordinasi dengan keluarga Ani.

Selain itu, pihak kampus juga berkoordinasi dengan rombongan pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Keluarga Mahasiswa (KM) IPB yang sedang mengikuti kegiatan di Tanjung Lesung, Banten.

"Alhamdulillah rombongan tiga bus sudah dalam perjalanan pulang ke Bogor. Insyaallah seluruh pengurus BEM KM IPB 2018 yang ikut agenda di Tanjung Lesung selamat," ujarnya setelah menghubungi Surya Bagus, Wakil Ketua BEM KM, Minggu (23/12/2018).

Menurut Surya, awal mula begitu air laut naik ke lokasi homestay, seluruh mahasiswa langsung berlari dan sambil menyelamatkan barang-barang penting yang sekiranya bisa dibawa. Mereka berlari ke arah bukit bersama-sama warga di sana untuk menghindari tsunami.

 

Saksikan video menarik berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya