Cerita Mahfud Md soal Warga yang Percaya Hoaks Surat Suara Dicoblos di Tanjung Priok

Mahfud mencontohkan, hoaks surat suara dicoblos di Tanjung Priok bertujuan memancing agar suasana menjadi keruh.

oleh Ratu Annisaa Suryasumirat diperbarui 10 Jan 2019, 13:19 WIB
Diterbitkan 10 Jan 2019, 13:19 WIB
Mahfud MD Temui Pimpinan KPK
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD tiba di gedung KPK akan melakukan petermuan dengan pimpinan KPK di Jakarta, Kamis (13/9). Pertemuan membahas pencegahan tindak pidana korupsi di Indonesia. (Merdeka.com/Dwi Narwoko)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Gerakan Suluh Kebangsaan, Mahfud Md, mengajak masyarakat tidak terpengaruh berita bohong atau hoaks. Sebab, hal tersebut membahayakan bangsa. Terutama karena hoaks biasanya mudah dipercaya oleh masyarakat.

Mahfud mencontohkan, hoaks surat suara dicoblos di Tanjung Priok bertujuan memancing agar suasana menjadi keruh. Ia mengaku tidak percaya ketika hoaks tersebut pertama kali muncul.

"Karena berita itu muncul tanggal 2 Januari, sementara tanggal 4 Januari saja surat suaranya belum dicetak. Bagaimana sudah ada yang palsu kalau yang asli saja belum disepakati," ujar Mahfud Md di Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jakarta, Kamis (10/1/2019).

Ia menjelaskan, dirinya sedang berada di sebuah desa di Yogjakarta ketika mendengar berita hoaks surat suara dicoblos tersebut.

Tiba-tiba, ada seorang warga yang menghampirinya dan melaporkan hal itu kepadanya.

"Sedang salat gitu, menunggu waktu salat asar, ada orang masuk 'Pak, kapan dari Jakarta, Pak ini Pemilu udah enggak bener surat suaranya sudah dicetak pemenangnya sudah ditentukan' ditunjukkan ke saya ini sudah ada tujug kontainer di Tanjung Priok. Itu kan hoaks, terus dari mana berita itu," tuturnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Adu Domba dengan Hoaks

Mahfud mengimbau agar masyarakat Indonesia menjaga hubungan kemanusiaannya. Melalui Gerakan Suluh Kebangsaan yang diketuainya, ia mengedepankan dialog kebersamaan dan menghargai perbedaan di Indonesia.

Radikalisme, kata Mahfud, menumpang dan mengadu domba melalui produksi hoaks. Menurut dia, siapa pun tidak perlu merasa dirinya paling benar.

"Yakin paling benar iya, tetapi mengklaim paling benar itu menyebabkan orang lain kita musuhi, itu tidak boleh," tukasnya.

"Jangan sampai bangsa ini rusak karena hoaks, itu sangat sangat berbahaya bagi kita. Oleh sebab itu, mari kita jaga suluh kebangsaan ini," tandas Mahfud MD.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya