Liputan6.com, Jakarta - Penyidik Senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan meragukan kinerja tim gabungan dan penyidikan yang dibentuk Polri demi mengungkap kasus penyerangan dirinya. Dari awal berbagai pihak termasuk dirinya meminta dan lebih percaya pada Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF).
"Kami meminta untuk dibentuk Tim Gabungan Pencari Fakta, bukan Tim Penyelidik dan Penyidik. Bedanya apa dengan tim sebelumnya. Ini yang saya pertanyakan sebetulnya," tutur Novel di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (15/1/2019).
Menurut Novel, alasan bersikukuh dengan pembentukan TGPF lantaran ditemukannya sejumlah bukti dan fakta bahwa kepolisian tidak sungguh-sungguh mengungkap siapa pelaku teror tersebut. Malah belakangan, beban pembuktian pelaku seakan diberikan kepada korban.
Advertisement
"Saya khawatir kemudian karena sengaja tidak diungkap, maka seolah-olah beban pembuktian ditempatkan kepada saya sebagai korban. Saya khawatir itu terjadi. Janganlah beretorika," jelas dia.
"Sejak kapan ada penyelidikan investigasi, pembuktian kejahatan yang pembuktian dibebankan kepada korban. Sejak kapan ada suatu teror yang diduga ada aktor intelektual dibaliknya, tetapi dimulai dari motif terlebih dahulu. Di dunia rasanya tidak ada. Saya penyidik dan paham soal itu," lanjut Novel.
Â
Cuma Syarat
Dia pun meminta Presiden Joko Widodo atau Jokowi memperhatikan hal tersebut. Jangan sampai pembentukan Tim Penyelidik dan Penyidik Polri atas kasusnya seolah hanya sebagai syarat memenuhi rekomendasi Komnas HAM.
"Tapi okelah ini baru dibentuk. Tentunya kita semua akan menilai apakah tim ini bekerja benar atau tidak. Indikatornya adalah bisa nggak mengungkap dengan benar," Novel menandaskan.
Saksikan video pilihan di bawah ini
Advertisement