Kasus Rocky Gerung, Dosen Filsafat UI: Pidana Terlalu Berat Adili Pikiran

Ancaman pidana ini dapat berujung pada saling mempidanakan. Hal ini dikhawatirkan dapat menimbulkan kegaduhan dalam masyarakat.

oleh Ratu Annisaa Suryasumirat diperbarui 14 Feb 2019, 10:17 WIB
Diterbitkan 14 Feb 2019, 10:17 WIB
12 Pemohon Ajukan Uji Materi Syarat Ambang Batas Pencalonan Presiden
Pemohon pengajuan uji materi Pasal 222 UU No.7 Tahun 2017, Rocky Gerung (kanan) di depan Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Kamis (21/6). (Mereka mengajukan uji materi syarat ambang batas pencalonan presiden. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Dosen Filsafat Universitas Indonesia (UI), Donny Gahral Adian, menyatakan dirinya tidak setuju dengan digunakannya filsafat sebagai alat kepentingan politik. Meski demikian, Donny juga mengaku tidak setuju atas ancaman pidana yang dapat menjerat Rocky Gerung.

Menurut Donny, suatu ujaran tidak sepantasnya dipidanakan berdasarkan kode kebebasan berekspresi.

"Kalaupun misalnya yang terhina, atau ada yang merasa ternoda dan tersinggung, masih ada mekanisme perdata ya. Jadi, pidana itu terlalu berat saya kira untuk mengadili kata-kata, mengadili pikiran," tukas Donny di Restoran Tjikini Lima, Cikini, Jakarta, Rabu (13/2/2019).

Ia menilai, ancaman pidana ini dapat berujung pada saling mempidanakan. Hal ini dikhawatirkan dapat menimbulkan kegaduhan dalam masyarakat.

Salah satunya dapat membuat publik menjadi kehilangan kepercayaan terhadap hak asasi manusia, khususnya kebebasan berekspresi.

"Karena setiap kata bisa dipidanakan. Setiap kata bisa ditafsirkan menodai agama. Setiap ujaran bisa ditafsirkan mencemarkan nama baik," ucapnya.

Donny menganggap, ujaran Rocky sebenarnya hanyalah suatu kedangkalan filsafat belaka. Ia pun tidak mengatakan bahwa apa yang dilakukan oleh Rocky benar.

Namun, tidak sepatutnya juga Rocky diancam dengan hukuman pidana.

"Ekspresi yang dangkal, tidak mendidik publik, tidak membuat demokrasi kita berkualitas, itu saja, tapi ekspresi itu bukan pidana. Hanya kedangkalan, bukan kekeliruan pikiran atau ujaran," ucap Donny.

"Jadi kalau kita mau membuat demokrasi lebih sehat, opini-opini di media sosial lebih berkualitas, lebih berbobot, maka saya kira orang-orang seperti Rocky Gerung itu harus betul-betul melontarkan ide-ide pikiran yang jernih, yang bisa dipertanggungjawabkan," dia menandaskan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya