Ini Faktor Indonesia Bisa Bubar dan Berjaya Menurut Mahfud Md

Mahfud MD menilai, tidak mustahil pada 2045 nanti akan menjadi tahun kejayaan Indonesia.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 21 Feb 2019, 06:34 WIB
Diterbitkan 21 Feb 2019, 06:34 WIB
Rawat Kebhinekaan Lewat Jelajah Kebangsaan
Ketua Gerakan Suluh Kebangsaan, Mahfud MD memberi keterangan saat kegiatan Gerakan Suluh kebangsaan di Banten, Senin (18/2). Kegiatan ini bertujuan untuk Rawat Kebhinekaan Indonesia Lewat Jelajah Kebangsaan 2019. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Gerakan Suluh Kebangsaan mengadakan kegiatan Jelajah Kebangsaan 2019. Menurut Ketua Gerakan Suluh Kebangsaan, Mahfud MD, tujuan utama kegiatan ini adalah mengingatkan rakyat soal sejarah Indonesia sebagai bangsa yang bersatu.

Gerakan tersebut diakuinya sudah dimulai sejak Januari 2019 dan bekerjasama dengan PT KAI. Acara yang digelar dalam rangka merawat Kebhinekaan itu diselenggarakan di setiap stasiun kereta mulai dari Merak hingga Banyuwangi.

Sejumlah narasumber berbeda akan mengisi dialog kebangsaan di setiap stasiun yang disnggahi. Seperti Mahfud MD, putri pertama Gus Dur yakni Alissa Wahid, Ketum PDIP Megawati Soekarno Putri, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Romo Benny Susetyo, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak, hingga Ahmad Mustofa Bisri alias Gus Mus.

Salah satu dialog yang diselenggarakan adalah upaya menyongsong Indonesia emas pada 2045.

Mahfud sempat menyampaikan, bangsa Indonesia selama ini mampu bertahan menghadapi berbagai tantangan demokrasi. Untuk itu, tidak mustahil pada 2045 nanti akan menjadi tahun kejayaan Indonesia.

Meski begitu, Mahfud juga menyebut jika bisa saja Indonesia bubar. Terlebih menurutnya, ada empat faktor yang menjadi penyebab suatu negara runtuh.

Berikut pernyataan-pernyataan Mahfud MD tentang Indonesia saat Gerakan Suluh Kebangsaan yang dihimpun Liputan6.com:

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

1. Indonesia Berjaya 2045

Dialog Kebangsaan
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo didampingi Ketua Gerakan Suluh Kebangsaan, Mahfud MD menghadiri Dialog Kebangsaan di Stasiun Solo Balapan, Rabu (20/2). Dialog tersebut bertema 'Merawat Harmoni dan Persatuan'. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Ketua Gerakan Suluh Kebangsaan Mahfud Md menyampaikan, bangsa Indonesia selama ini mampu bertahan menghadapi berbagai tantangan demokrasi. Untuk itu, tidak mustahil pada 2045 nanti akan menjadi tahun kejayaan Indonesia.

"Saat ini pemerintah mencanangkan 2045 adalah kejayaan Indonesia. 100 tahun merdeka, Indonesia akan jaya," tutur Mahfud di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, Senin, 18 Februari 2019.

Menurut Mahfud, semua akan berjalan lancar jika seluruh instrumen potensi di negeri ini terintegrasi dengan baik. Indonesia akan menjadi salah satu dari tiga negara besar dunia 26 tahun lagi dari sekarang.

"Kita punya semua modal dasar untuk itu. Kebhinekaan, sumber daya alam, demografi, semua bisa dimanfaatkan sebesar-besarnya," jelas dia.

 

2. Indonesia Bisa Bubar

Rawat Kebhinekaan Lewat Jelajah Kebangsaan
Ketua Gerakan Suluh Kebangsaan, Mahfud MD bersama Sekretaris Jenderal Suluh Kebangsaan Alissa Wahid memberi keterangan saat kegiatan Gerakan Suluh Kebangsaan di stasiun Merak, Banten, Senin (18/2). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Ketua Gerakan Suluh Kebangsaan, Mahfud Md mengaku gerah dengan adanya gejala perpecahan masyarakat khususnya dalam momen Pilpres 2019. Terlebih, muncul juga pernyataan kontroversial yang menyebut bahwa tidak lama Indonesia akan runtuh.

"Kami berkeliling, keberagaman dijadikan alat pemecah. Kita diskusikan. Ada yang mengatakan Indonesia akan bubar padahal pemerintah punya program terencana, 2045 Indonesia akan jadi negara maju terbesar ketiga atau keempat di dunia. Itu Indonesia emas," tutur Mahfud dalam dialog kebangsaan di Stasiun Purwokerto, Selasa, 19 Februari 2019.

Menurut Mahfud Md, bisa saja Indonesia bubar. Terlebih, ada empat faktor yang menjadi penyebab suatu negara runtuh.

"Prosesnya ada empat, pertama manakala pemerintah terjebak dalam keadilan penegakan hukum. Disorientasi," kata dia.

Dari penyebab pertama itu, akan merembet ke faktor selanjutnya yakni kedua, ketidakpercayaan masyarakt akan penegakan hukum tersebut. Rakyat akan menganggap itu hal yang menjadi mainan pemerintah.

"Ketiga, pembangkangan. Gerakan radikal itu mengajak orang-orang yang merasa jenggel dengan tiga faktor ini. Makanya gerakan radikal ini banyak pengikutnya," kata mantan Ketua Mahkamah Konsitusi (MK) itu.

Faktor keempat maka terjadinya perpecahan atau disintegrasi. Keseluruhannya menjadi rangkaian bom waktu penghancur suatu negara.

"Mumpung masih pemilu, mari kita gunakan momentum pembaharuan. Siapapun yang terpilih, jadikan untuk memperbaiki baik hukum, ekonomi. Agar tidak terjadi disintegrasi. Indonesia emas akan terjadi kalau itu dilakukan," Mahfud menandaskan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya