Mahfud MD Gelar Jelajah Kebangsaan di 9 Stasiun Kota

Ketua Gerakan Suluh Kebangsaan, Mahfud MD, menyampaikan kegiatan ini sudah dilakukan sejak Januari 2019 itu.

oleh Yandhi DeslatamaNanda Perdana Putra diperbarui 18 Feb 2019, 12:02 WIB
Diterbitkan 18 Feb 2019, 12:02 WIB
Jelajah Kebangsaan 2019
Ketua Gerakan Suluh Kebangsaan, Mahfud MD, menyampaikan kegiatan ini sudah dilakukan sejak Januari 2019 itu. Tujuan utamanya, mengingatkan rakyat soal sejarah Indonesia sebagai bangsa yang bersatu.

Liputan6.com, Jakarta Gerakan Suluh Kebangsaan mengadakan kegiatan Jelajah Kebangsaan 2019. Bekerjasama dengan PT KAI, acara yang digelar dalam rangka merawat Kebhinekaan itu diselenggarakan di setiap stasiun kereta mulai dari Merak hingga Banyuwangi.

Ketua Gerakan Suluh Kebangsaan, Mahfud MD, menyampaikan kegiatan ini sudah dilakukan sejak Januari 2019 itu. Tujuan utamanya, mengingatkan rakyat soal sejarah Indonesia sebagai bangsa yang bersatu.

"Kita harus mengingat dulu Indonesia diproklamasikan dengan semangat kebersamaan, kebersatuan di antara ikatan primordial yang berbeda," kata Mahfud di Stasiun Merak, Senin (18/2).

Oleh karena itu, masyarakat Indonesia harus memelihara Kebhinekaan tanpa mudah terpecah belah oleh isu apapun.

"Jangan hanya karena pemilu, memilih pemimpin dan wakil lima tahun, kita terpecah. Dengan banyak ikatan primordial itu, kita bersatu dan dipilih kebersamaan lewat demokrasi. Artinya pemilu itu untuk memilih pemimpin bersama, bukan yang menang ribut dengan yang kalah dan sebaliknya," jelas dia.

 

 

Dampak Positif

 

 

Mahfud berharap kegiatan tersebut dapat berjalan lancar dan memberikan dampak positif dalam upaya menjaga persatuan bangsa. Di setiap stasiun yang disinggahi, akan ada dialog kebangsaan mulai dari seri satu sampai dengan sembilan.

Adapun stasiun yang disinggahi antara lain Merak, Gambir, Cirebon, Purwokerto, Yogyakarta, Solo, Jombang, Surabaya, dan Banyuwangi.

Sejumlah narasumber berbeda akan mengisi dialog kebangsaan di setiap stasiun yang disnggahi. Seperti Mahfud MD, putri pertama Gus Dur yakni Alissa Wahid, Ketum PDIP Megawati Soekarno Putri, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Romo Benny Susetyo, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak, hingga Ahmad Mustofa Bisri alias Gus Mus.

"Tujuan suluh kebangsaan bukan seperti kampanye besar-besaran. Suluh itu seperti lampu kecil yang menerangi dalam kegelapan," jelas Mahfud.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya