Liputan6.com, Jakarta Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Zulkifli Hasan, mengatakan bahwa kemenangan atau kesuksesan dalam pemilu adalah kalau masyarakat bisa menjahit kembali persatuan. Masyarakat Indonesia dapat kokoh, bersatu, serta saling menghormati dan menyayangi.
"Itulah menang atau sukses dalam pemilu. Tapi kalau itu tidak terjadi maka tidak ada yang menang dalam pemilu. Jika pun ada pemenang, kita katakan kalah kalau saling curiga masih berlanjut setelah pemilu usai," ujarnya, saat membuka Press Gathering Pimpinan MPR RI dengan Koordinatoriat Wartawan DPR/MPR/DPD di Hotel Swiss Bell Lampung, Jumat (22/3/2019).Â
Persoalan yang dihadapi sekarang ini, imbuh Zulkifli, adalah suasana pemilu yang begitu panas. Hal ini ia rasakan dari perjalanan berkeliling ke berbagai daerah. Zulfikli mengibaratkan suasana panas itu seperti jerami kering yang sedikit saja api bisa membakar semuanya.
Advertisement
"Saya sudah berkeliling hampir 500 kabupaten dan saya merasakan suasana panas itu," ucapnya.
Karena itu, Zulkifli mengaku khawatir terhadap suasana panas Pemilu ini. Kekhawatiran itu bukan pada jelang pemungutan suara 17 April 2019, melainkan sesudah pemungutan suara.
"Kalau masing-masing pihak merasa menang, terus bagaimana? Apalagi dengan beda suara yang tipis?" kata dia.
Menurut Zulkifli, pemilihan presiden dilakukan setiap lima tahun. Namun, dampaknya sering kali justru berkepanjangan.
"Pilpres ini setiap lima tahun, tapi kita tidak boleh berkepanjangan. Kalau sampai terjadi rusuh, kita mundur lagi. Kita jaga bersama rumah kita, negeri kita ini," ujar pria yang akrab disapa Zulhasan tersebut.
Karena itu, Zulhasan mengimbau semua pihak untuk saling menghormati dan menghargai, serta melaksanakan Pemilu dengan Luber Jurdil (langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil).
"Pemilu ini bukan perang. Sama sekali tidak. Kita menjalani demokrasi karena itu ada pemilu. Pak Jokowi dan Pak Prabowo adalah kader terbaik Indonesia. Pemilu ini tentang saudara kita juga. Pemilu harus Luber Jurdil. Setelah itu kita jahit kembali merah putih agar kita kembali bersatu pasca pemilu yang panjang dan melelahkan serta mengaduk-aduk perasaan, persaudaraan, kebangsaan, persatuan. Setelah pemilu, kita satukan lagi," ucapnya.
Pada masa menjelang pemungutan suara 17 April 2019, Zulkifli mengajak media untuk tidak membuat suasana menjadi semakin panas, tetapi menyejukkan dan meredakan ketegangan. Menurutnya, media sebagai pilar keempat demokrasi mempunyai peran sangat penting.
"Ayolah teman-teman media kita jaga rumah kita, negeri ini. Media mempunyai peran yang penting," kata Zulfikli.
Kepala Biro Humas MPR, Siti Fauziah, juga meminta media untuk menyajikan informasi yang menyejukan menjelang pemungutan suara 17 April 2019.
"Selain meliput kegiatan di parlemen, rekan-rekan media juga bisa menyajikan berita dan informasi yang menyejukkan," ujarnya.
Selain itu, Siti juga mengharapkan media untuk mendorong masyarakat datang ke tempat pemungutan suara (TPS) dan tidak Golput.
Kegiatan Press Gathering, tambahnya, bertujuan untuk mempererat silaturahmi dengan wartawan parlemen. Dia mengharapkan wartawan parlemen bisa memberitakan kegiatan MPR secara menyeluruh, utuh, dan bisa dipertanggungjawabkan. Mengingat MPR sebagai rumah kebangsaan dan pengawal konstitusi.
Usai pembukaan, Press Gathering dilanjutkan dengan diskusi dengan tema "Etika Politik dalam Pemilu" yang menghadirkan narasumber anggota MPR Fraksi PKS Almuzammil Yusuf dan Ketua Fraksi PAN MPR Alimin Abdullah. Turut hadir dalam pembukaan press gathering, Kepala Badan Kesbangpol Provinsi Lampung Irwan Sihar Marpaung serta Kepala Bagian Pemberitaan MPR M Jaya.
Â
Â
(*)