Liputan6.com, Jakarta - Bank Mega Syariah mencatat lonjakan transaksi non tunai, atau cashless transaction selama periode Lebaran 2025. Lantaran banyak nasabah yang bertransaksi secara non tunai saat Ramadan dan libur Lebaran lalu.
Corporate Secretary Division Head Bank Mega Syariah Hanie Dewita mengatakan, pihaknya mencatat peningkatan volume transaksi mobile banking M-Syariah sebesar 30 persen selama periode Lebaran dibandingkan dengan hari-hari biasa.
Fitur transaksi yang paling banyak digunakan selama Lebaran, meliputi transfer antar rekening dan bank (54 persen), transaksi menggunakan QRIS (20 persen), serta pengisian saldo e-wallet (17 persen).
Advertisement
Pada Maret 2025, peningkatan transaksi tertinggi terjadi pada transaksi transfer, yang melonjak hingga 40 persen dibandingkan Februari. Kemudian transaksi telekomunikasi juga mengalami kenaikan sebesar 28 persen.
Sementara itu, transaksi menggunakan QRIS tumbuh 16 persen, dan transaksi melalui e-wallet juga mencatat pertumbuhan yang solid sebesar 31 persen.
"Kami melihat adanya pergeseran kebiasaan masyarakat dalam melakukan transaksi selama Lebaran. Penggunaan layanan digital perbankan semakin meningkat, dan kami terus berkomitmen untuk memberikan pengalaman transaksi yang aman, cepat, dan nyaman bagi seluruh nasabah," ujar Hanie, Minggu (13/4/2025).
Hanie mengabarkan, banyak nasabah yang menyisihkan sebagian dananya untuk berinvestasi ke dalam instrumen keuangan, semisal deposito digital.
Per Maret 2025, jumlah dana yang ditempatkan dalam deposito online mengalami peningkatan 19 persen dibandingkan Februari 2025.
Selain transaksi M-Syariah, penggunaan Syariah Card juga menunjukkan tren positif. Selama periode ramadan dan libur Lebaran, transaksi Syariah Card meningkat lebih dari 100 persen dibandingkan rata-rata per bulan di sepanjang 2024, atau meningkat lebih dari 164 persen dibandingkan periode lebaran 2024.
Kategori transaksi dengan volume tertinggi mencakup Ritel & Marketplace sebesar 16 persen. Diikuti oleh Pakaian & Busana (9 persen), serta Restoran (7 persen). Sektor lain yang juga mencatat transaksi signifikan adalah Kesehatan & Kecantikan (6 persen), Otomotif & Kendaraan (6 persen), dan Telekomunikasi (6 persen).
Bank Mega Syariah Gandeng Manulife Aset Manajemen Tawarkan Reksa Dana Syariah
Sebelumnya, PT Bank Mega Syariah mengumumkan kerja sama dengan PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) dalam hal penyediaan produk investasi reksa dana syariah bagi nasabah Bank Mega Syariah.
Direktur Bisnis Bank Mega Syariah, Rasmoro Pramono Aji atau akrab disapa Oney, berharap reksa dana syariah dari Manulife Aset Manajemen Indonesia dapat memberikan alternatif investasi yang lebih beragam bagi nasabah Bank Mega Syariah, sekaligus mendukung pertumbuhan sektor keuangan syariah di Indonesia.
"Dengan diluncurkannya produk reksa dana syariah ini, kami dapat memfasilitasi nasabah yang memiliki beragam kebutuhan dalam pengelolaan keuangannya. Selain itu, produk reksa dana ini juga dapat meningkatkan brand image, loyalitas, serta pangsa pasar baru yang pada akhirnya dapat berdampak positif terhadap pendapatan bank,” ujar Oney dalam keterangan resmi, Senin (30/9/2024).
Dalam memasarkan reksa dana syariah ini, Bank Mega Syariah menargetkan seluruh nasabahnya baik dari segmen priority banking maupun general banking, termasuk nasabah baru dan existing.
Advertisement
Dana Kelolaan Reksa Dana Syariah
Bank Mega Syariah berkomitmen untuk mendukung inklusi keuangan dengan menyediakan produk investasi yang dapat diakses oleh berbagai kalangan masyarakat, termasuk mereka yang baru pertama kali berinvestasi.
Sebagai salah satu instrumen investasi di pasar modal, total dana kelolaan reksa dana syariah di Indonesia tercatat sebesar Rp 44,9 triliun (Data Otoritas Jasa Keuangan, per Juni 2024), tumbuh sekitar 4% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Per Juni 2024, fee-based income (FBI) dari aktivitas funding Bank Mega Syariah tumbuh signifikan sebesar 20% secara year-on-year (YoY).
Salah satu FBI dari aktivitas pemasaran di Bank Mega Syariah berasal dari produk wealth management, khususnya bancassurance. FBI dari bancassurance meningkat sebesar 38,57 % (YoY) pada Juni 2024. Hingga saat ini, Bank Mega Syariah menjadi bank syariah pertama dalam kelompok bank berdasarkan modal inti (KBMI) 1 yang menawarkan produk reksa dana.
"Produk reksa dana syariah diharapkan dapat menjadi solusi investasi yang komprehensif bagi nasabah dari berbagai latar belakang. Nasabah juga dapat melakukan diversifikasi investasi ke dalam berbagai jenis efek sesuai dengan profil risiko masing-masing,” terang Oney.
Reksa Dana Syariah
Direktur dan Kepala Unit Pengelolaan Investasi Syariah MAMI mengatakan, Justitia Tripurwasani menjelaskan, perusahaan memiliki variasi reksa dana syariah yang beragam, dari reksa dana syariah pasar uang yang cocok bagi investor konservatif, reksa dana syariah sukuk, hingga reksa dana syariah saham, baik onshore maupun offshore, bagi investor berkarakter agresif.
"MAMI juga memiliki beberapa reksa dana syariah dengan fitur dividen, sehingga dapat dijadikan alternatif diversifikasi income bagi investor," kata Justitia.
Kolaborasi bersama Bank Mega Syariah ini menjadikan jumlah mitra distribusi MAMI berjumlah 37, yang terdiri dari 25 mitra bank dan 12 mitra non-bank.
Manulife menghadirkan enam reksa dana syariah unggulan, yaitu Manulife Dana Kas Syariah (MDKS) di kelas aset pasar uang, Manulife Syariah Sukuk Indonesia (MSSI) di kelas aset sukuk, Manulife Syariah Sektoral Amanah kelas A (MSSA Kelas A) di kelas aset saham onshore, Manulife Saham Syariah Global Dividen Dolar AS Kelas A3 (MANSYAG Kelas A3), Manulife Saham Syariah Golden Asia Dolar AS kelas A1 (MAGOLD Kelas A1) dan Manulife Saham Syariah Asia Pasifik Dollar AS (MANSYAF) di kelas aset saham offshore.
MSSI dan MANSYAG Kelas A3 memiliki fitur dividen berkala. Pemasaran reksa dana syariah ini bisa diperoleh melalui 14 Kantor Priority Banking Center dan 26 Kantor Cabang Satelit Mega Syariah yang tersebar di seluruh Indonesia.
Advertisement
