Menristekdikti: Pendidikan Tidak Boleh Berpihak di Jawa Semua

Menristekdikti M Nasir menilai sudah tidak tepat lagi untuk membicarakan perbedaan PTN atau PTS.

oleh Yopi Makdori diperbarui 01 Apr 2019, 20:35 WIB
Diterbitkan 01 Apr 2019, 20:35 WIB
20160721-Menristek Dikti Mohamad Nasir-M Nasir-Jakarta- Herman Zakharia
Menteri Riset Teknologi dan Perguruan Tinggi (Menristek Dikti) Mohamad Nasir saat melakukan kunjungan ke Liputan6.com, Jakarta, Kamis (21/7). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Salatiga - Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) M. Nasir mengklaim tidak pernah melakukan diskriminasi selama kepemimpinannya. Ia menegaskan tak membeda-bedakan antara Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dengan Perguruan Tinggi Swasta (PTS).

"Saya tidak pernah melakukan diskriminasi, bahkan PTN dan PTS tidak saya bedakan," kata Menristekdikti Nasir di Auditorium UKSW, Salatiga, Senin (1/4/2019).

Ia menilai sudah tidak tepat lagi untuk membicarakan perbedaan PTN atau PTS. Bagi mantan rektor Universitas Diponogoro, Semarang itu, yang lebih penting adalah mutu perguruan tinggi ditingkatkan.

Ia juga berujar bahwa untuk menilai mutu perguruan tinggi bukanlah dilihat dari jumlah lulusannya, melainkan seberapa banyak lulusan dari perguruan tinggi itu menduduki posisi sebagai Chief Executive Officer (CEO) di suatu perusahaan.

Dalam kesempatan itu, Nasir juga menegaskan pesan Presiden Joko Widodo supaya terjadi kemudahan akses pendidikan bagi seluruh rakyat Indonesia. Supaya hal itu bisa direalisasikan, Nasir menilai perlu adanya peningkatan beasiswa, terutama pada tingkatan perguruan tinggi.

"Pendidikan tidak boleh berpihak di Jawa semua. Rakyat Indonesia harus mendapatkan pengawalan yang baik dari Sabang hingga Merauke dan dari Miangas ke Pulau Rote. Karena itu, beasiswa harus ditingkatkan dengan baik, maka itu untuk meningkatkannya bukan hanya Bidikmisi, presiden juga akan mengeluarkan Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah," pungkas Menristekdikti Nasir.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya