Cek Titik-Titik Aksi Buruh Hari Ini

Tak hanya di Jakarta, para buruh juga akan menggelar aksinya di beberapa daerah lainnya.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 01 Mei 2019, 06:30 WIB
Diterbitkan 01 Mei 2019, 06:30 WIB
20151124-Demo-Buruh-YR
Ratusan buruh menggelar aksi demo di kawasan industri Pulogadung, Jakarta, Selasa (24/11/2015). Buruh menuntut dicabutnya Peraturan Pemerintah No 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan. (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Liputan6.com, Jakarta - Para buruh akan melangsungkan aksinya pada hari ini, Rabu (1/5/2019). Aksi ini dilakukan dalam rangka memperingati Hari Buruh.

Aksi para buruh ini pun tersebar di beberapa titik. Bahkan, mereka juga melancarkan aksi di berbagai daerah di Indonesia.

Seperti di Jakarta, mereka akan menggelar aksi buruh di Istora Senayan dan Istana Negara. Direncanakan, ada sekitar 50 ribu buruh akan hadir dalam peringatan Hari Buruh di Istora Senayan.

Hal itu dikatakan oleh Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal.

Berikut aksi-aksi buruh hari ini dihimpun Liputan6.com:

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

1. Istora Senayan

20160929-Demo-Buruh-Jakarta-FF
Ribuan buruh dari berbagai elemen melakukan longmarch menuju depan Istana Negara, Jakarta, Kamis (29/9). Dalam aksinya mereka menolak Tax Amnesty serta menaikan upah minumum provinsi (UMP) sebesar Rp650 ribu per bulan. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan sekitar 50 ribu buruh akan hadir dalam peringatan Hari Buruh di Istora Senayan, Jakarta Pusat.

Peringatan May Day akan dimulai pukul 10.00 WIB dengan diikuti massa buruh dari Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Karawang, Purwakarta, Serang, Banten dan Cilegon.

Para buruh tersebut akan menyerukan tujuh tuntutan yakni menolak upah murah, penghapusan sistem 'outsourcing', mendesak peningkatan manfaat jaminan kesehatan dan jaminan pensiun, mendesak penurunan TDL (Tarif dasar listrik) dan harga sembako.

Serta mendesak kenaikan pendapatan guru, tenaga honorer dan pengendara ojek online, serta meminta Pemerintah menegakkan demokrasi yang jujur dalam Pilpres 2019.

 

2. Istana Negara

Hari Buruh-Mayday 2017-Reog-Jakarta- Helmi Afandi-20170501
Sejumlah wanita membawa bendera saat aksi Hari Buruh di Jakarta, Senin (1/5). Dalam aksinya para buruh meminta sistem kerja kontrak dan upah rendah dihapus. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Ribuan personel gabungan Polri, TNI, dan Pemprov DKI Jakarta bersiap amankan hari buruh atau May Day di Jakarta yang jatuh pada 1 Mei. Ribuan personel itu nantinya akan dibagi dua lokasi berbeda.

"Kita siap untuk amankan hari buruh ya pada 1 Mei besok. Ada dua lokasi, pertama di lokasi Istora Senayan kita siapkan sekitar 1.500 personel gabungan dan kedua di Istana Negara ada 25.000 personel," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono di Mapolda Metro Jaya, Selasa, 30 April 2019.

Di Istana Negara, kata Argo, buruh akan menyampaikan tuntutan kepada pemerintah. Sementara di Istora Senayan akan diadakan ceramah.

Kata Argo, perbedaan jumlah itu dikarenakan massa di Istora Senayan yang diperkirakan tidak sebanyak jika dibandingkan massa di depan Istana Negara.

"Karena kan di Istora cuma dikit di lingkaran itu aja di situ," kata Argo.

Selain itu, ia menyebut ekstimasi massa buruh yang akan hadir di kedua lokasi itu mencapai 30 hingga 40 ribu orang. Mereka akan menyampaikan aspirasinya di hari buruh tersebut.

"Nantinya ada sekitar estimasi 30.000 hingga 40.000 buruh yang ada di berbagai lokasi untuk melaksanakan kegiatan, seperti kegiatan di Istana Negara untuk menyampaikan beberapa tuntutan. Kemudian, ada juga kegiatan karnaval, mobil hias, dan bantuan sosial (bansos)," beber Argo.

 

3. Sumatera Selatan

Tantangan Buruh di Sumsel Sambut May Day 2019
Para buruh berkumpul di depan gedung DPRD Sumsel saat merayakan May Day beberapa tahun lalu (Liputan6.com / Nefri Inge)

Hari Buruh Sedunia atau May Day yang jatuh setiap tanggal 1 Mei, menjadi ajang bagi para buruh di Indonesia untuk menyuarakan aspirasinya. Serikat buruh di Sumatera Selatan (Sumsel) pun tak ingin melewatkan momen satu tahun sekali ini.

Ketua DPD Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Sumsel Sumarjono mengatakan, May Day sering dianggap sebagai gerakan buruh yang turun ke jalan untuk berdemo. Namun selama 4 tahun terakhir, para buruh di Sumsel menyikapi May Day dengan positif.

Protes soal upah yang sering dielukan para buruh, di Sumsel sendiri tidak menjadi permasalahan bagi para buruh.

"Sumsel relatif masuk yang tinggi upahnya dibandingkan provinsi lain. Bahkan ini sudah berjalan lama, pernah satu tahun ada dua kali kenaikan upah buruh di Sumsel," ujarnya kepada Liputan6.com, usai mengisi Dialog Kualitas Pekerja, Modal Daya Saing Indonesia Road to May Day 2019, di Palembang, Senin, 29 April 2019.

Namun ada tantangan global yang harus dihadapi para buruh, untuk mendongkrak pendapatan yang menjanjikan. Yaitu dengan meningkatkan kualitas keahlian, bisa beradaptasi, dan mampu berkompetensi.

APINDO pusat sudah menggerakkan pendidikan vokasi. Hal inilah yang akan didorong APINDO Sumsel di daerah, agar para buruh lokal tidak tergerus dengan kehadiran buruh pendatang.

"Pemerintah harus menyediakan anggaran untuk pendidikan vokasi secara maksimal. APINDO dan Kementrian Ketenagakerjaan juga sudah bekerjasama untuk peningkatan kualitas buruh," ujarnya.

Adanya alokasi Anggaran Pendapatan Belanja Nasional (APBN) tentang pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), tidak ingin dilewatkannya.

Isu peningkatan keterampilan seperti aspek K3 dinilainya sangat penting untuk buruh di Sumsel. Apalagi data dari BPJS Ketenagakerjaan, kasus kecelakaan kerja di Sumsel semakin meningkat.

 

4. Bandung

Jumpa pers hari buruh
Perwakilan buruh dan aliansi masyarakat dari Gerak menggelar jumpa pers di Kaka Cafe, Kota Bandung, Senin (29/4/2019). Ratusan buruh menyatakan siap kembali turun ke jalan peringati May Day. (Huyogo Simbolon)

Ratusan buruh bersama aliansi masyarakat yang tergabung dalam Gerakan Rakyat Anti Kapitalis (Gerak) menyatakan siap melakukan aksi turun ke jalan pada peringatan Hari Buruh Internasional, 1 Mei mendatang. Dalam memperingati hari buruh, mereka bersepakat tidak akan menggelar aksi joget.

Perwakilan buruh dari Konfeserasi Serikat Nasional (KSN) Sugenah mengatakan, dalam menyampaikan tuntutan terkait permasalahan buruh, aksi turun ke jalan akan dipusatkan di depan Gedung Sate Bandung. Sugenah menjelaskan, aksi tersebut diperkirakan bakal diikuti sebanyak 500 orang lebih.

"Setiap tahun pemerintah terus berusaha menggiring dan mengembosi perjuangan buruh. Oleh karena itu, untuk peringatan Hari Buruh nanti, kita dari KSN bersama organisasi buruh lain tetap turun ke jalan untuk menyampaikan tuntutan kita," ujar Sugenah dalam jumpa pers di Bandung, Senin, 29 April 2019.

Dia menyebut, kaum buruh di seluruh dunia memperingati Hari Buruh Internasional sebagai momentum peringatan atas perlawanan para pejuang buruh pada masa lampau.

"Tahun ini kita mengangkat tema Kita Semua Buruh. Sebab sektor buruh tidak hanya pekerja pabrik dan masih banyak yang tidak menganggap dirinya buruh padahal menurut UU Ketengakerjaan No. 13 2003 bahwa siapa pun yang menjual jasa dan pikiran dan menerima upah adalah buruh," paparnya.

Peringatan Hari Buruh tahun ini berdekatan dengan momen pemilu yang proses pemungutan suaranya baru saja usai. Akan tetapi, menurutnya, pemilu yang hadir dari tahun ke tahun belum mengubah nasib kelas buruh menjadi lebih baik.

"Kaum buruh akan tetap diisap tenaganya, dan dibayar murah hanya sekadar untuk mereproduksi tenaganya untuk kembali ke tempat kerja dan kembali diisap tenaganya. Kaum buruh akan tetap menjadi kelas yang paling keras menanggung beban penindasan. Karena itu kita lawan," ujarnya.

Dalam peringatan Hari Buruh, pihaknya juga menolak acara mereka diisi dengan kegiatan hura-hura, joget-joget, dan iming-iming pembagian hadiah. "Hari Buruh diperingati untuk menyuarakan perjuangan hak-hak buruh," tegasnya.

Sementara itu, perwakilan Gerak, Toya menyatakan, buruh perempuan juga akan turut menyuarakannya dalam peringatan Hari Buruh Internasional.

Toya yang berasal dari kolektif feminis Angin Malam mengungkapkan, buruh perempuan begitu rentan mengalami pelecehan seksual di ruang kerja. Selain itu, kata dia, tidak dipenuhinya hak-hak maternitas dan juga diskriminasi upah masih terjadi pada buruh perempuan.

"Kita akan turun ke jalan dalam Hari Buruh Internasional untuk menyampaikan tuntutan buruh perempuan," kata Toya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya