Liputan6.com, Jakarta - Presidium Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Ratih Ibrahim mengajak masyarakat ikut aktif mengatasi sebaran hoaks di masyarakat. Jika menemukan ada yang menyampaikan hoaks, hendaknya diberitahu.
"Salah satu caranya harus kasih tahu secara halus," kata Ratih saat kampanye Antihoaks di Car Free Day Jakarta, Minggu (5/5/2019).
Namun, jika memang sudah sangat menganggu, bahkan merusak persatuan dan keutuhan bangsa, ada baiknya melaporkan ke pihak berwajib.
Advertisement
"Tapi (hoaks) kalau sudah merusak persatuan dan kesatuan, lapor pihak berwajib," ungkap Ratih.
Mafindo menyebut, berdasarkan data dan hasil survei Pew Research Center yang dilansir oleh Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel), penggunaan media sosial di Indonesia, hampir tiga dari empat orang dewasa (72 persen) dengan pendidikan menengah atau lebih banyak menggunakan situs media sosial seperti Facebook.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Beda di Dunia Nyata
Namun, sebagian dari pengguna media sosial itu, menggunakan akunnya untuk tampil sangar. Mereka begitu beringas di media sosial dengan olahan status pada akun pribadinya dan komentar-komentarnya terhadap sebuah postingan orang lain. Bahkan, tak sedikit yang akhirnya menyebarkan hoaks, provokasi, hingga ujaran kebencian di akun-akun pribadinya.
Padahal, di dunia nyata para pengguna media sosial yang beringas itu tidak sesangar isi dari postingannya. Seolah-olah, ada dua kepribadian yang berbeda, satu kepribadian di dunia maya dan satu di dunia nyata.
"Hal itu menjadi fenomena sosial yang cukup menarik untuk dibahas," jelas Direktur Operasional Mafindo Dewi S Sari.
Advertisement