Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah pihak meminta capres petahana Joko Widodo atau Jokowi dengan rivalnya, Prabowo Subianto bertemu untuk meredakan tensi politik di antara pendukungnya. Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyebut pertemuan Jokowi dan Prabowo antara bisa saja berlangsung dalam waktu dekat.
"Tinggal nunggu momen saja. Upaya ke arah sama sudah semakin baik," kata Moeldoko di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (29/5/2019).
Mantan Panglima TNI itu belum bisa memastikan tepatnya, kapan dua elite politik itu akan bertemu. Namun, dia berharap Jokowi dan Prabowo bisa bertemu dalam pekan ini.
Advertisement
"Enggak lama (lagi) lah (bertemu). Mudah-mudahan (dalam minggu ini)," ucap Moeldoko.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan memastikan, Jokowi siap kapan saja bertemu Prabowo Subianto. Luhut mengatakan, kunci terjadinya pertemuan itu ada di tangan Prabowo.
Ketua Dewan Pembina Relawan Pendukung Jokowi-Ma'ruf, Bravo 5 itu diutus Jokowi bertemu Prabowo untuk membuka komunikasi pascapencoblosan Pilpres 2019. Meski Luhut dan Prabowo telah menentukan jadwal, namun akhirnya pertemuan tersebut batal. Saat itu, Prabowo mengaku sedang sakit.
JK Ikut Bujuk Prabowo
Setelah pengumuman pemenang Pilpres 2019, Wapres Jusuf Kalla pun bertemu Prabowo di rumah dinasnya. Pertemuan tersebut merupakan inisiasi Jokowi dengan JK.
Jokowi sendiri sudah beberapa kali menyampaikan ingin bertemu Ketua Umum Partai Gerindra itu pasca-Pilpres 2019. Tetapi hingga saat ini belum terealisasi.
"Enggak tahu, yang jelas setelah coblosan sudah saya sampaikan, kita berkeinginan berinisiatif untuk bertemu, sampai sekarang belum bertemu," kata Jokowi di Istana Merdeka, Jalan Merdeka Barat, Jumat 24 Mei 2019.
Jokowi menjelaskan keinginannya bertemu dengan Prabowo agar terlihat rukun antarcalon presiden. Pertemuan itu juga sebagai contoh sikap rukun kepada masyarakat.
"Dilihat baik oleh masyarakat, akan dilihat baik oleh rakyat, mendinginkan suasana, bahwa di elite-elite politik baik-baik saja, enggak ada masalah, saya kira paling penting itu. Kalau elitenya rukun, baik-baik saja, di bawah kan dingin, akan sejuk," ungkap mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Advertisement