Jurus Arus Balik Selancar Mudik

Data korban meninggal akibat kecelakaan arus mudik Lebaran mengalami penurunan.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Jun 2019, 00:03 WIB
Diterbitkan 06 Jun 2019, 00:03 WIB
H-3 Lebaran One Way Masih Diberlakukan
Kendaraan pemudik melintas di ruas jalan tol Batang - Semarang, Jawa Tengah, Minggu (2/6/2019). Memasuki H-3 Lebaran, kepolisian dan pengelola jalan tol masih memberlakukan jalan tol satu arah (One Way) dari Jakarta menuju Semarang yang terpantau ramai lancar. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah menyatakan arus mudik 2019 berjalan lancar. Tak ada kemacetan panjang. Korban jiwa pun berkurang.

Geliat mudik terasa sebelum akhir pekan akhir Mei 2019. Banyak masyarakat yang memilih pulang ke kampung halaman lebih awal, memanfaatkan waktu cuti libur tanggal merah. 

Lancarnya mudik salah satunya terpantau di sejumlah titik ruas jalan tol, seperti di sepanjang jalur pantai utara Kota Pekalongan-Semarang dan Tol Batang-Semarang. Pada H-3 Lebaran 2019 terpantau ramai lancar meski volume kendaraan mengalami peningkatan.

Begitu juga di ruas jalan nasional antara Bumiayu, Kabupaten Brebes, dan Ajibarang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, pada H-3 Lebaran atau 2 Juni 2019 terpantau ramai lancar.

Warganet pun mencurahkan lancarnya perjalanan mudik mereka ke media sosial. Salah satunya diunggah seorang warganet, "Bogor ke surabaya cuma 8 jam an??ckckckckc...terlalu...#MudikLancarBanget,"

Tagar #MudikLancarBanget pun menjadi salah satu trending topic di lini masa Twitter Indonesia.

Pemerintah kini pun telah mempersiapkan arus balik 2019 agar lancar. Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi menyarankan pemudik agar kembali sebelum 8 hingga 9 Juni 2019. Sebab dua hari tersebut diprediksi merupakan puncak arus balik.

Menurut dia, jika pemudik yang kembali di Jakarta memilih untuk pulang di luar puncak arus balik, kepadatan arus lalu lintas akan lebih lancar.

"Saya sarankan pemudik, puncak akan terjadi tanggal 8 dan 9 (Juni). Mulailah balik ke Jakarta tanggal 7, kalaupun atau tanggal 6. Setelah sungkem-sungkem langsung pulang," kata dia, di Kementerian Perhubungan, Jakarta, seperti ditulis Rabu 5 Juni 2019.

Dia menuturkan, periode arus balik akan lebih padat dibandingkan dengan arus mudik. Hal tersebut disebabkan jangka waktu arus balik yang lebih singkat dibandingkan arus mudik.

Oleh karena itu, menurut Budi, kebijaksanaan pemudik dalam merencanakan waktu kembali ke Jakarta sangat diperlukan.

"Karena tanggal 9 akan puncak mudik. Kita bayangkan sekarang ada 5 sampai 6 hari mudik. Nanti balik cuma 3 hari. Ada suatu kegiatan yang menumpuk," tandasnya.

Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian juga meminta, warga Jakarta yang mudik Lebaran, pulang lebih cepat. 

"Tolong bagi yang sudah lama pulang, upayakan Jumat pulang. Jadi tanggal 7 (Juni) sudah mulai kembali, jangan sampai nanti kena di Sabtu Minggu," kata Tito di Masjid Al Ihlas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (5/6/2019).

Jenderal bintang empat ini menuturkan, arus balik Lebaran hanya berlangsung selama tiga hari. Apabila masyarakat memilih pulang di waktu weekend, maka akan terjadi penumpukan kendaraan.

"Kalau dengan waktu tiga hari yang pendek, semua kembali di hari Sabtu-Minggu. Apalagi di hari Minggu ini akan terjadi puncak gelombang," tutur Tito.

Untuk menghindari kemacetan panjang. Mantan Kepala BNPT ini mengimbau kepada karyawan yang mengambil cuti untuk pulang pada 10 Juni-13 Juni 2019. Serta mengecek aplikasi dan media sosial untuk memantau arus balik.

"Di media sosial lihat di Google Map lain-lain. Kalau terjadi kepadatan yang luar biasa di hari Sabtu Minggu upayakan jangan paksakan diri," ujar Tito.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Antisipasi Macet Arus Balik

Arus mudik di Tol Bawen
Pengendara mobil melintas pada jalur contra flow di ruas tol Semarang-Bawen, Jawa Tengah, Jumat (31/5/2019). Jasa Marga memberlakukan rekayasa lalu lintas sistem lawan arus dari Km 426 hingga Km 433 ruas tol Semarang-Bawen untuk mengurai kepadatan kendaraan pemudik. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi mengungkapkan, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan Kakorlantas serta stakeholder atau pemangku kepentingan terkait telah menyiapkan sejumlah langkah untuk mengawal arus balik Lebaran 2019.

Hal tersebut merupakan hasil evaluasi dan pengamatan pada arus mudik yang telah berjalan.

Pemerintah telah menentukan sejumlah titik yang bakal mendapat perhatian khusus dalam pengaturan arus balik. Salah satu titik yang diperhatikan yakni Gerbang Tol (GT) Palimanan, ruas tol Cikoko-Palimanan (Cipali).

"Nah justru pada kegiatan balik ini memang kemarin kita lihat di Palimanan ada antrean lebih dari 3 km/jam. Dalam diskusi kemarin, Kakorlantas, Dirjen Darat, Jasa Marga, beberapa yang dilakukan diusulkan direncakana akan ada 3 hari one way," ungkap dia, di Kementerian Perhubungan, Jakarta, seperti ditulis Rabu, (5/6/2019).

Selain itu, jumlah card reader akan ditambah. Hal ini dilakukan agar antrean pada arus balik tidak panjang dan menyebabkan kepadatan di gerbang tol.

"Mulai tanggal 7, 8, 9. Dan secara khusus di gate Palimanan diminta tambahan card reader dimana mereka yang masuk gerbang lebih banyak sehingga tidak terjadi penumpukan," kata dia.

"Namun demikian, saya tetap memberikan rekomendasi pada Kakorlantas lakukan diskresi di tempat itu diskresi apa yang ditempuh tentu akan dilakukan teman-teman Korlantas," imbuhnya.

Pengaturan di fasilitas rest area pun akan dilakukan. Menurut Budi, dalam melaksanakan pengaturan tersebut, pihaknya juga akan meminta bantuan dari Pemerintah Daerah.

"Benar rest area tempat yang relatif riskan saat orang balik mudik. karena kita tahu dari Solo sampai Cipali mereka udah berkendara lebih dari 5 jam, mulai lelah, biasanya berhenti," ujar Budi Karya.

"Makanya kami minta teman-teman Korlantas, Pemda untuk melakukan manajemen rest area bahkan secara khusus minta ke mereka (pemudik) untuk istirahat di kota-kota pantai Utara," tandasnya.

Sementara itu, Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengungkapkan, pihaknya akan menerapkan rekayasa lalu lintas seperti one way dan contraflow jika terjadinya penumpukan kendaraan.

One way arus balik Lebaran akan diberlakukan dari Gerbang Tol Kalilangkung, Semarang hingga Cawang sepanjang 400 km.

"Meskipun kami sudah menyiapkan strategi one way dari Kalikangkung sampai Cawang mungkin bisa kita akan tembus one way," pungkas Tito.

Arus Mudik Lancar

Contraflow Dibuka, Tol Jakarta-Cikampek Tetap Macet
Kendaraan melintas di KM 28 Tol Jakarta - Cikampek, Jawa Barat, Kamis (30/5/2019). Contraflow di Jalan Tol Jakarta-Cikampek mulai berlaku, arus mudik di tol tersebut mengalami kepadatan pada H-6 lebaran dari KM 16. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, lancarnya arus mudik 2019 menunjukkan pembangunan infrastruktur yang menghubungkan kota ke kota baik di Jawa maupun Sumatera dan penyiapan strategi-strategi berhasil mengurai kemacetan.

"Tahun 2019 merupakan suatu pembuktikan bahwa pembangunan infrastruktur sangat berguna bagi masyarakat dari kota ke kota. Terbukti perjalanan mudik tahun ini dari Jakarta ke Semarang enam jam, Jakarta ke Solo 8 jam, Jakarta ke Surabaya kurang dari 10 jam. Hal yang sangat menggembirakan terutama bagi pemudik. Masyarakat puas karena mudik tahun ini lancar," tutur Budi Karya Sumadi, seperti dikutip dari laman Antara, Rabu 5 Juni 2019.

Tidak hanya melalui segi infrastruktur, keberhasilan penyelenggaraan mudik 2019 juga merupakan kerja sama yang baik antarpemangku kepentingan.

"Saya mengapresiasi kerja sama pemerintah pusat dengan Polri, pemda yang turut membantu kelancaran mudik. Mereka bekerja dengan baik seperti tidak terjadi kemacetan di pasar tumpah, bahkan wilayah yang biasanya macet, kemarin ini lancar," tutur dia.

Menko Pohukam Wiranto menyebut arus mudik Lebaran 2019 sangat lancar. Berkat kelancaran tersebut, jumlah kecelakaan berkurang.

"Dengan kelancaran itu kemudian itu bisa mereduksi jumlah kecelakaan lalu lintas. Bisa mereduksi jumlah korban kecelakaan lalu lintas yang setiap tahun ratusan gitu," ujar Wiranto di rumah dinas Jalan Denpasar, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (5/6/2019).

Data korban meninggal akibat kecelakaan arus mudik Lebaran memang mengalami penurunan. Pada 2017, terdapat 815 orang meninggal dunia. Pada 2018 mengalami penurunan menjadi 333 orang pada H+3 lebaran.

Sementara itu, Data Kementerian Perhubungan menyebut, pada H-3 lebaran ada 64 korban meninggal dari 284 korban.

Wiranto menuturkan, angka itu sudah tergolong kecil. Menurut dia, penyebab berkurangnya korban jiwa pada arus mudik Lebaran karena ada usaha menjamin keselamatan dengan pembangunan infrastruktur.

"Misalnya saja dengan pembangunan jalan kota. Itu sudah sangat mereduksi kemacetan. Sangat mengurangi kecelakaan lalu lintas. Memudahkan masyarakat pulang kampung. Saya kira semuanya sudah berjalan lebih baik dari tahun lalu," jelas mantan Panglima ABRI itu.

Menhub Budi Karya menambahkan, ada sejumlah faktor yang membuat angka kecelakaan lalu lintas pada arus mudik 2019 menurun.

"Keteraturan dari jalan tol, upaya kita melakukan pengurangan motor dan upaya kita melakukan ramp check terhadap bus kelihatan memberikan hasil angka kecelakaan yang menurun," kata dia, di Kementerian Perhubungan, Jakarta, Selasa 4 Juni 2019.

Hingga H-2 lebaran, tercatat jumlah kecelakaan turun 60 persen dari tahun sebelumnya atau turun 495 kejadian. Tercatat rincian kecelakaan di tahun 2018 berjumlah 831 kejadian sedangkan tahun 2019 sebesar 336 kejadian.

 

Guru Besar Universitas Indonesia (UI) Rhenald Kasali menyatakan, mudik Lebaran tahun ini jauh lebih nyaman, lancar dan manusiawi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

"Akhirnya kita bisa mencapai apa yang sudah lama kita inginkan dalam suasana mudik aman, lancar, modern, namun juga tetap Indonesia yaitu gotong royong dan guyub rukun," ujar dia di Jakarta, Selasa 4 Juni 2019.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya