4 Jurus Anang Iskandar Jadi Capim KPK

Meski bisa mendaftar secara online, Anang memilih mengantarkan berkas pendaftarannya langsung ke Sekretariat Pansel Capim KPK.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 03 Jul 2019, 18:04 WIB
Diterbitkan 03 Jul 2019, 18:04 WIB
20160112-Anang Iskandar-GMS
Kepala Bareskrim (Kabareskrim) Polri,Komisaris Jenderal Anang Iskandar saat diwawancarai di Jakarta. (Liputan6.com/Gempur M Surya)

Liputan6.com, Jakarta - Panitia Seleksi Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi atau Pansel Capim KPK hingga saat ini masih membuka pendaftaran.

Puluhan orang pun sudah mulai mendaftar capim KPK. Salah satunya yang sudah mendaftar adalah Mantan Kepala Badan Reserse Kriminal (Bareksrim) Polri Komjen Purnawirawan Anang Iskandar.

Meski bisa mendaftar secara online, Anang memilih mengantarkan berkas pendaftarannya langsung ke Sekretariat Pansel Capim KPK, Kemensetneg Jalan Veteran Jakarta Pusat, Rabu (3/7/2019).

Mantan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) itu pun memastikan bahwa tak ada campur tangan dari kepolisiaan saat dirinya maju menjadi capim KPK.

Tak hanya itu, Anang juga mengatakan akan fokus menyeimbangkan pencegahan dan pemberantasan jika dirinya terpilih menjadi pimpinan lembaga antirasuah.

Berikut 4 hal tentang pendaftaran Komjen Purnawirawan Anang Iskandar menjadi capim KPK dihimpun Liputan6.com:

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

1. Langsung Daftar Sendiri

20160112-Anang Iskandar-GMS
Kepala Bareskrim (Kabareskrim) Polri,Komisaris Jenderal Anang Iskandar saat diwawancarai di Jakarta. (Liputan6.com/Gempur M Surya)

Meski bisa mendaftar via online, Anang lebih memilih untuk mengantarkan sendiri berkas pendaftarannya.

Berdasarkan pantauan, Anang tiba di Sekretariat Pansel Capim KPK, Kemensetneg Jalan Veteran Jakarta Pusat, Rabu (3/7/2019), pukul 11.03 WIB. Dia datang seorang diri.

"Jadi saya memenuhi kewajiban saya untuk hadir mendaftar capim KPK," kata Anang di lokasi.

 

2. Miliki Modal Daftar Capim KPK

Komjen Anang Iskandar
Kabareskrim Polri

Anang juga mengaku ingin mengabdikan dirinya dalam pemberantasan korupsi. Pengalaman sebagai penyidik hingga atasan penyidik korupsi dirasa Anang dapat menjadi modal menekan korupsi di Indonesia.

"Saya punya pengalaman menjadi seorang guru, saya juga punya pengalaman penyidik, pengalaman menjadi atasan penyidik korupsi, atasan penyidik TPPU (Tindak Pidana Pencucian Uang)," ujar Anang.

Dia meyakini dengan pengalamannya selama 34 tahun bekerja di Korps Bhayangkara dapat menjadi bekal agar lolos sebagai komisioner lembaga antikorupsi.

"Saya sudah punya pengalaman 34 tahun, dan kesehatan saya masih prima, Karena saya sudah beramal 34 tahun, ternyata masih kurang, saya masih sehat, maka sisanya ini saya mengabdi untuk masyarakat," kata Anang.

 

3. Tak Ada Campur Tangan Polisi

20160112-Anang Iskandar-GMS
Kepala Bareskrim (Kabareskrim) Polri,Komisaris Jenderal Anang Iskandar saat diwawancarai di Jakarta. (Liputan6.com/Gempur M Surya)

Anang kemudian memastikan bahwa tak ada campur tangan dari kepolisiaan saat dirinya maju menjadi capim KPK. Anang mengatakan bahwa dirinya telah pensiun sejak tiga tahun lalu, sehingga tidak ada surat rekomendasi dari Polri.

"(Saya) Purn polri, saya secara pribadi sebagai masyarakat biasa. Pengalaman saya ini saya gunakan. Jadi saya bukan polisi ya, pensiunan polisi, jelas Anang Iskandar.

Selain Anang, setidaknya ada 9 Pati Polri yang maju sebagai capim KPK. Terkait hal ini, dia mengaku tak memiliki strategi khusus.

"Kita tidak ada strategi khusus, kita hanya mendaftar, semuanya tergantung pada pansel," ucap dia.

 

4. Punya Target Jika Terpilih

20151030-Anang Iskandar
Kabareskrim Polri Komjen Pol Anang Iskandar saat memberi keterangan pers di Kemendag, Jakarta, (30/10/2015). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Anang mengatakan akan fokus menyeimbangkan pencegahan dan pemberantasan, jika dirinya terpilih menjadi pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Tak hanya itu, Anang juga memastikan meningkatkan penggunaan pasal tindak pidana pencucian uang (TPPU).

"Karena tiga komponen besar ini harus diperkuat di KPK," ucap Anang.

Anang mengaku memiliki banyak pengalaman di bidang penyidikan dan akademisi. Selain itu, selama berkarir di Korps Bhayangkara, dia mengatakan pernah menjadi atasan penyidik korupsi dan TPPU.

"Saya punya pengalaman menjadi seorang guru, saya juga punya pengalaman sebagai penyidik, pengalaman menjadi atasan penyidik korupsi, atasan penyidik TPPU," tuturnya.

Dia sempat mengomentari konflik yang terjadi di internal lembaga antirasuah itu. Anang menyebut konflik yang melibatkan penyidik internal dan polisi ini bisa diredam dengan kepemimpinan yang kuat.

"Itu tergantung pimpinannya. Tergantung, ya tinggal mensinergikan aja. Membangun team building, itu yang pertama," jelas Anang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya