Liputan6.com, Jakarta - Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo menyampaikan, penyidik telah mengerucut ke dugaan jenis senjata api yang digunakan oleh pelaku penembakan korban tewas Harun Rasyid dalam kerusuhan 22 Mei 2019.
"Diduga dari hasil labfor itu pelakunya menggunakan Glock 42," tutur Dedi di Bareskrim Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (8/7/2019).
Menurut Dedi, dalam kerusuhan 22 Mei 2019, senjata api itu digunakan pria dengan postur tubuh yang tingginya mencapai 175 sentimeter.
Advertisement
"Kurus, tingginya 175 cm, kemudian dia menggunakan tangan kidal, tangan kiri, itu semuanya sedang didalami," jelas dia.
Penyidik masih terus melakukan analisis CCTV dan dokumen yang ada. Termasuk identifikasi lewat foto dan video.
"Tentang identifikasi rekam wajah atau face recognition itu. Itu sedang didalami ciri-cirinya," Dedi menandaskan.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Ditembak dari Jarak 11 Meter
Sebelumnya, Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Suyudi Ario Seto mengatakan, Harun Rasyid ditembak dari jarak sekitar 11 meter di sekitar Flyover Slipi, Jakarta Barat. Investigasi Polri menyebut, ciri fisik pelaku berpostur sekiranya 170 cm.
"Karena (lokasi) arahnya miring, kemudian arahnya (dari lintasan peluru) lurus mendarat, karena posisinya ada trotoar agak tinggi, jadi diduga pelaku ini juga agak tinggi," kata Kombes Suyudi di Kantor Divisi Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat 5 Juli 2019.
Selain perkiraan tinggi badan, polisi juga menduga penembak Harun Rasyid berbadan kurus, rambut lurus agak panjang, dan warna kulit wajah agak hitam.
Sementara korban lainnya Abdul Aziz, ditemukan kurang lebih 100 meter dari Asrama Brimob tepatnya di depan Rumah Sakit Pelni.
"Ini juga diduga dilakukan oleh orang yang tidak dikenal dengan jarak yang tidak terlalu jauh, kurang lebih sekitar 30 meter dari arah belakang, terkenal di punggung sebelah kiri kemudian proyektilnya tersisa di dada sebelah kiri juga," beber Suyudi.
Advertisement