Liputan6.com, Jakarta - Rumah Bripka Rachmat Effendy di Jalan Tunas Karsa RT 003 RW 008, Sukamaju Baru, Tapos Depok ramai dikunjungi pelayat. Karangan bunga pun berjejer di depan rumah duka. Antara lain karangan bunga dari Kapolri, Kapolda Metro dan lainnya.
Anak Bripka Rachmat Effendy menangis histeris ketika melihat jasad ayahnya tiba di rumah pagi tadi. "Ya Allah, Papa Aku mau liat papa sekarang aku enggak rela papa pergi," kata salah satu anak korban, Jumat (26/7/2019).
Baca Juga
Buntut Penembakan Kasat Reskrim Polres Solok Selatan, Mahasiswa Unjuk Rasa Desak Usut Tambang Ilegal
Polisi Tembak Warga Sipil, Amnesty International Minta DPR dan Kompolnas Evaluasi Kinerja Polri
Selain Tembak Mati AKP Ryanto Ulil, AKP Dadang Iskandar Juga Tembaki Rumah Dinas Kapolres Solok Selatan
Sehari-hari korban dikenal sebagai seorang polisi yang baik. Di lingkungan tempat tinggal pun almarhum dikenal senang bersosialisasi. "Baik banget orangnya. Sangat baik," kata Sumarma, Ketua RT setempat.
Advertisement
Walaupun bekerja sebagai polisi, namun almarhum masih sering ikut kegiatan lingkungan. "Ya pulang kerja juga suka kumpul sama warga. Pos ini (pos pokdar) hasil inisiatif beliau. Baik banget lah," ucapnya.
Warga pun merasa sangat kehilangan sosok Bripka Rachmat Effendy yang dikenal sangat baik. "Biasa berangkat pagi, pulang malam tapi masih sering ngobrol sama warga," katanya.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Kronologi
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono, menjelaskan kronologi penembakan. Peristiwa bermula ketika Bripka Rachmat mendatangi ruangan SPK Polsek Cimanggis setelah mengamankan pelaku tawuran inisial FZ pukul 20.30 WIB.
"Dengan barang bukti celurit," kata Argo, Jumat (26/7/2019).
Beberapa saat Bripka Rachmat tiba, orangtua pelaku tawuran inisial Z datang ke bersama Brigadir Rangga Tianto dan Brigadir Rangga. Mereka meminta FZ untuk bisa dibina oleh orangtuanya.
"Namun Bripka Rachmat langsung menjawab bahwa proses sedang berjalan dan saya sebagai pelapornya dengan nada agak keras bicaranya," sambung Argo.
Rupanya, reaksi Bripka Rachmat membuat Brigadir Rangga Tianto meradang. Brigadir Rangga Tianto emosi dan masuk ke ruangan sebelah lalu mengeluarkan senjata dan langsung menembak senjata api jenis HS 9 ke arah Bripka Rachmat sebanyak 7 kali tembakan.
"Selongsong sesuai dengan yang ditemukan 7 selongsong dan mengenai bagian dada, leher, paha, dan perut sehingga korban meninggal di tempat," jelasnya.
Setelah peristiwa itu, Bripka Rachmat dibawa ke RS Polri Kramatjati Jakarta Timur guna menjalani autopsi.
Reporter : Nur Fauziah
Sumber: Merdeka
Advertisement