Liputan6.com, Bali - Presiden Joko Widodo (Jokowi) berpidato di Kongres V PDIP di Bali. Saat menghadiri kongres itu, Jokowi menggunakan baju adat Bali berwarna merah lengkap dengan keris.
Jokowi pun menyadari banyak yang bertanya-tanya mengapa menggunakan pakaian adat Bali padahal, seluruh undangan tak ada yang menggunakan baju adat.
Baca Juga
"Bapak kok pakai adat Bali? Kalau tadi Bu Mega menyampaikan saya kan cantik, saya juga bisa bilang sekarang saya ganteng," canda Jokowi saat berpidato di Kongres PDIP dan disambut tawa hadirin, Kamis (8/8/2019).
Advertisement
Namun, alasan sebenarnya, kata Jokowi karena dirinya dan calon wakil presiden Ma'ruf Amin memperoleh suara hampir 100 persen saat Pilpres 2019.
"Kembali ke pertanyaan kenapa pakai baju adat Bali? Karena kemarin Provinsi Bali 91,6 persen. Mohon maaf Pak Prabowo, saya menyampaikan apa adanya," ucap Jokowi yang kembali mengundang tawa peserta kongres.
Jokowi pun bersyukur atas kerja keras Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan keluarga besar PDIP.
"Hal ini membuktikan PDIP adalah partai yang matang, dengan kader yang loyal dan militan," ucap Jokowi.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Dihadiri Prabowo
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menghadiri pembukaan Kongres V PDIP di Bali. Prabowo memenuhi undangan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri saat silahturahmi ke kediaman presiden kelima itu.
Pantauan merdeka.com, Prabowo duduk di kursi VVIP bersama Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, serta Wapres Jusuf Kalla. Eks capres 02 itu duduk disebelah Wakil Presiden terpilih Ma'ruf Amin.
Sementara itu, Ketua Umum partai koalisi pendukung Jokowi berada di bagian kiri. Kursi Prabowo, Megawati, Jusuf Kalla, Ma'ruf Amin, dan Prabowo di bagian tengah. Terlihat Ketua DPP PDIP Prananda Prabowo dan Gubernur Bali Wayan Koster duduk sebelahan dengan para ketua umum koalisi yang hadir, seperti Ketum Nasdem Surya Paloh sampai Ketum PKPI Diaz Hendropriyono.
Bagian sebelah kanan juga diisi oleh tamu VVIP seperti Ketum Hanura Oesman Sapta Odang, sampai Ketua DPR Bambang Soesatyo.
Advertisement