Liputan6.com, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Lampung menggelar Dialog Pelibatan Civitas Academica dalam Pencegahan Terorisme di kampus Universitas Lampung. Kegiatan ini menghadirkan mantan anggota jaringan pelaku terorisme sebagai narasumber.
Kepala Subdirektorat Pemberdayaan Masyarakat BNPT, Andi Intang Dulung, mengatakan, dialog ini dilaksanakan sebagai respons atas sejumlah penelitian yang mengindikasikan penetrasi kelompok radikal terorisme di rumah ibadah dan kampus. Di antaranya yang dirilis Setara Institute tahun 2017 lalu, bahwa masjid di lingkungan perumahan dan kampus di Depok, Jawa Barat, menjadi sarang radikalisme.
Baca Juga
"Sementara hasil riset Center for the Study of Religion and Culture (CRSC) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah merilis bahwa dalam jerat yang beragam, kelompok radikal di Solo menggunakan masjid untuk propaganda ideologinya," kata Andi Intang, Selasa (20/8/2019).
Advertisement
Dalam konteks Lampung, BNPT dalam survei nasional yang dilaksanakan pada 2017 dan 2018 mendapati adanya potensi radikalisme yang sangat tinggi di masyarakat. Dari 32 provinsi yang diriset, Lampung masuk dalam peringkat 5 besar daerah dengan kerentanan tertinggi.
"Serangkaian hasil riset ini disusul dengan adanya penangkapan sejumlah terduga teroris di Lampung belum lama ini, yang merupakan pengembangan atas kasus terorisme di salah satu kampus di Riau," tambah Andi Intang.
Dialog pelibatan civitas academica dalam pencegahan terorisme, masih kata Andi Intang, dilaksanakan sebagai wujud hadirnya pemerintah untuk terus membentengi masyarakat dari pengaruh paham radikal terorisme.
"Ini adalah wujud silaturahmi pemerintah, dalam hak ini diwakili oleh BNPT, dengan masyarakat yang direpresentasikan oleh FKPT dan civitas academica," ujarnya.
Â
Saksikan video pilihan berikut ini:
Motivasi Civitas Akademika
Melalui dialog ini diharapkan mampu memotivasi civitas academica untuk terus berupaya mensterilkan kampus dari pengaruh paham radikal terorisme. Kegiatan ini juga diharapkan mampu menyadarkan seluruh pemangku kepentingan di lingkungan perguruan tinggi, bahwa kampus dan sekitarnya dapat disasar kelompok radikal terorisme untuk memupuk intoleransi dan hal ini harus diatasi bersama-sama.
"Intinya bahwa terorisme adalah musuh kita bersama. Pemerintah tidak dapat sendirian melakukan penanggulangan tanpa adanya keterlibatan masyarakat di upaya pencegahan," tandas Andi Intang.
Untuk kegiatan dialog di Unila, BNPT dan FKPT Lampung akan menghadirkan sejumlah narasumber yang berkompeten di bidangnya, yaitu Direktur Pencegahan BNPT, Brigadir Jenderal (Pol) Hamli, mantan anggota jaringan pelaku terorisme, Kurnia Widodo, dan peneliti Islam dan Timur Tengah dari Universitas Indonesia, Muhammad Syauqillah.
"Keterlibatan Pak Kurnia akan sangat menarik, karena beliau sosok yang pernah terlibat secara langsung bagaimana terorisme berkembang di lingkungan kampus, sehingga diharapkan mampu menghadirkan pembelajaran untuk semua," pungkas Andi Intang.
Advertisement