Jokowi Diharapkan Mampu Atasi Situasi Kompleks Saat Ini

Menghangatnya politik nasional, menurut dia, tentu dipandang akan membuat kondisi tidak stabil dan instabilitas politik terganggu.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 24 Sep 2019, 20:51 WIB
Diterbitkan 24 Sep 2019, 20:51 WIB
Jokowi Umumkan Ibu Kota
Presiden Jokowi didampingi Menteri ATR/BPN Sofyan Djalil memberikan keterangan pers rencana pemindahan Ibu Kota Negara di Istana Negara, Senin (26/8/2019). Lokasi Ibu Kota berada di wilayah Kabupaten Pejaman Penajam Pasar utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara di Kaltim. (Liputan6 com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menko Polhukam Wiranto menyiratkan ada sekelompok yang mencoba untuk mengacaukan suasana pemerintahan Joko Widodo atau Jokowi, terlebih jelang pelantikan.

Pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago mengatakan, mengindikasikan ada pihak-pihak yang memang menginginkan perpolitikan nasional menjadi kacau.

"Saya melihat ada setingan untuk membuat kondisi politik tidak teratur atau kacau. Apabila terjadi instabilitas politik, otomatis merugikan Jokowi," kata Pangi kepada Liputan6.com, Selasa (24/9/2019).

Menghangatnya politik nasional, menurut dia, tentu dipandang akan membuat kondisi tidak stabil dan instabilitas politik terganggu.

"Apabila Jokowi tidak mampu mengatasi situasi semacam ini, yang sangat komplek, bisa merusak legitimasi dan menganggu citra Jokowi," ungkap Direktur eksekutif Voxpol Center Research and Consulting ini.

Dia tak menepis, bahwa dimungkinan adanya pihak-pihak yang menumpangi, apa yang terjadi sekarang. Pasalnya, begitu suasana instabilitas politik terjadi, maka akan mengarah mendelegitimasi pemerintahan.

"Sangat memungkinkan ada penumpang gelap yang menunggangi tersebut, sehingga bisa mengubah agenda mendelegitimasi pemerintahan Jokowi, jadi misi mereka adalah bagaimana instabilitas politik nasional terganggu, jelang pelantikan Jokowi. Walaupun memang kita lihat agenda demontrasi tidak ditujukan secara langsung ke pemerintahan Jokowi," pungkasnya.

Sebelumnya, Wiranto menyadari akan menghangatnya suasana politik nasional. Dia menegaskan, situasi akan berjalan aman dan kondusif.

Namun, dia memberi sinyal ada pihak-pihak yang ingin mengacaukan. Sehingga dirinya meminta jangan ada yang terpancing.

"Kalau ditanya aman apa tidak? Ya InsyaAllah terjaga. Karena itu, proses yang sudah melalui jalan panjang. Rakyat sudah mengakui. Kita harus konsisten. Jangan mudah terpancing oleh pihak-pihak tertentu yang ingin mengacaukan," kata Wiranto di kantornya, Jakarta, Selasa (24/9/2019).

Dia menjelaskan, bahwa demokrasi Indonesia melalui kontestasi Pemilu kemarin sudah dijalankan dengan baik. Bahkan semua proses hukum sudah selesai diperkarakan melalui Mahkamah Konstitusi.

"Artinya, proses hukum tertinggi di Indonesia sudah memutuskan siapa pemenang dari proses Pemilu, Pilpres yang dimenangkan Jokowi-Kiai Ma'ruf Amin. Kewajiban kita semua untuk menjaga proses ini sampai ujung, yakni pelantikan Presiden dan DPR," ungkap Wiranto.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Jangan Kacaukan Demokrasi

Presiden Jokowi Beri Keterangan Terkait Revisi UU KPK
Presiden Joko Widodo didampingi Kepala Staf Kepresiden Moeldoko dan Mensesneg Pratikno menyampaikan keterangan terkait revisi UU KPK di Istana Negara, Jakarta, Jumat (13/9/2019). Jokowi menyatakan mendukung sejumlah poin dalam draf revisi UU KPK. (Liputan6.com/HO/Kurniawan)

Karena itu, dia meminta jangan ada pihak-pihak yang diduga akan mengacaukan proses itu. "Membuat onar, membangun opini-opini, mendelegitimasi pemerintah yang ujung-ujungnya, diduga mengacaukan proses pelantikan DPR dan Presiden," tutur Wiranto.

Menurutnya, ini jangan mengacaukan proses demokrasi di Indonesia.

Senada, Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian mengatakan, ada pihak ketiga yang memproduksi hoaks, dengan memanfaatkan situasi Papua dan aksi di DPR saat ini.

Dia meminta, masyarakat tetap tenang. Dan tak mudah terprovokasi.

"Tolong jangan mudah terpengaruh. Dinamika seperti ini, baik di Papua maupun di berkaitan dengan masalah DPR ada pihak ketiga untuk main hoaks-hoaksan," kata Tito.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya