Liputan6.com, Jakarta - Direktur Eksekutif Indo Barometer, Muhammad Qodari menyebut, gestur Presiden Jokowi lebih nyaman ke Ketum Gerindra Prabowo Subianto dibanding Ketum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Jokowi pun jauh lebih santai saat bertemu Prabowo.
"Karena kalau kita cermati dinamika politik 2014-2019, sebetulnya Pak Jokowi dan Pak Prabowo itu menurut saya dekat, mereka saling memgunjungi, frekuensi pertemuan antara Pak Jokowi dan Pak Prabowo itu pasti lebih sering dari Pak SBY," kata Qodari saat diskusi 'dinamika politik jelang penyusunan kabinet' di Jakarta, Sabtu (12/10/2019).
Menurutnya, peluang Gerindra masuk kabinet Jokowi sangat besar. Apalagi, selama ini dia melihat bahwa oposisi sesungguhnya adalah Demokrat, bukan Gerindra.
Advertisement
"Selama masa Jokowi jadi presiden, oposisi yang sesungguhnya menurut saya adalah Demokrat bukan partai Gerindra," ucapnya.
Baca Juga
Qodari teringat pertemuan Jokowi dan Prabowo pada tahun 2015 di Istana Bogor. Menurutnya, ketika itu Jokowi membutuhkan dukungan dari Prabowo terkait masalah politik nasional.
"Bahkan ketika mohon maaf, ketika Pak Jokowi agak beda pendapat atau beda dukungan dengan PDIP, beliau meminjam dukungan itu dari Pak Prabowo dan mereka ketemu di Istana Bogor," tukasnya.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Isyarat Jokowi
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bertemu Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (11/10/2019).
Dalam kesempatan itu, Jokowi mengaku, pertemuan empat mata itu membicarakan sejumlah hal, mulai dari kondisi ekonomi global hingga politik.
"(Berbicara) kaitan dengan masalah koalisi. Tapi untuk urusan satu ini belum final," ujar Jokowi usai bertemu Prabowo di Istana.
Kendati, Jokowi menuturkan bahwa ada peluang Partai Gerindra bergabung dengan koalisi pemerintahannya.
"Tapi kami tadi sudah bicara banyak mengenai kemungkinan Partai Gerindra masuk ke koalisi kita," ucap Jokowi singkat.
Reporter: Muhammad Genantan Saputra
Sumber: Merdeka.com
Advertisement