MPR Ajak Para Pendekar dan Santri di Pulau Bawean Ikut Jaga Pancasila

Dalam Sosialisasi Empat Pilar MPR Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid mengajak para pendekar dan anggota pencak silat Bawean menjaga Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.

oleh Gilar Ramdhani pada 31 Okt 2019, 13:10 WIB
Diperbarui 02 Nov 2019, 12:13 WIB
MPR Ajak Para Pendekar dan Santri di Pulau Bawean Ikut Jaga Pancasila
Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid menyambangi Perguruan Pencak Silat Bawean.

Liputan6.com, Jakarta Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid selama satu hari, 30 Oktober 2019, melakukan kunjungan ke berbagai kelompok dan komunitas masyarakat di Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. kunjungan itu dilakukan untuk melakukan Sosialisasi Empat Pilar MPR yakni Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.

Tempat pertama yang disambangi adalah Perguruan Pencak Silat Bawean. Dihadapan para anggota dan pendekar pencak silat di pulau itu, Jazilul mengatakan, dirinya bersyukur bisa bersilaturahmi dengan mereka. "Pencak silat Bawean memiliki ciri tersendiri", ujarnya.

Menurut Jazilul, pendekar juga merupakan santri. Sebagai santri dan orang Bawean maka mereka selain bisa mengaji juga bisa bela diri. Dua ilmu ini merupakan bekal bagi orang Bawean untuk merantau. Untuk itulah dirinya ingin membina kelompok silat agar terus melakukan regenerasi.

Dalam sosialisasi itu, Jazilul mengajak para pendekar dan anggota pencak silat Bawean menjaga Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.

"Berharap para pendekar ikut mengawal Pancasila," ujarnya. "Sebab kalau Pancasila diganti maka runtuhlah negeri ini," tambahnya.

Sebagai orang asli Bawean, Jazilul percaya masyarakat di pulau itu selain cinta agamanya juga cinta Pancasila. "Juga cinta persatuan," tambahnya.

Pencak silat menurutnya sangat penting selain untuk menjaga jasmani juga lambang kejantanan, kesetiaan, dan keberaniaan. Ia berharap agar para pendekar ikut mendidik anak muda untuk menjadi sosok yang bertanggungjawab.

Selepas bertemu dengan para anggota pencak silat, selanjutnya Jazilul mengunjungi Pondok Pesantren Darussalam di Desa Daun. Di hadapan ratusan santri dan santriwati, dirinya mengucapkan selamat Hari Santri. Diakui Indonesia bisa merdeka juga berkat perjuangan santri dan kiai.

Disampaikan kepada mereka bahwa kunjungan dirinya di pesantren untuk melakukan Sosialisasi Empat Pilar. Dikatakan Empat Pilar penting untuk dijaga sebab bila hal ini runtuh maka negara Indonesia akan bubar.

"Negara bubar karena tak ada pengikat," tegasnya. Disampaikan bahwa Pancasila tidak bertentangan dengan nilai-nilai Islam. "Santri selain 100 persen Islam, juga 100 persen Pancasila," tuturnya.

Jazilul mengakui pesantren mempunyai peran penting dalam kehidupan masyarakat. Pesantren mempunyai tiga fungsi yang berguna bagi bangsa dan negara. Ketiga fungsi itu adalah, pendidikan, dakwah, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. "Santri dan pesantren harus bangga," tuturnya. "Kita harus menata diri agar menjadi manusia unggul," tambahnya.

Selepas bersilaturahmi dengan para santri dan santriwati, Jazilul mengunjungi pengrajin kerajinan tangan dari daun pandan. Pengrajin yang berada di Desa Gunung Teguh itu diberi semangat agar terus mengembangkan diri untuk melestarikan kerajinan yang sudah dilakukan secara turun temurun itu. Ia berharap kepada pemerintah ikut membuka pasar kepada para pengrajin agar usaha mereka tetap eksis.

Menjelang sore, kunjungan dilakukan ke Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Raden Santri. Di perguruan ini, dirinya mendorong agar para mahasiswa mengimplementasikan nilai-nilai luhur bangsa dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

 

(*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya