Liputan6.com, Jakarta - Politisi dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Dewi Tanjung belakangan menjadi perbincangan masyarakat.
Hal itu lantaran, Dewi Ambarwati alias Dewi Tanjung melaporkan Novel Baswedan, mantan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Ia melaporkan Novel ke Polda Metro Jaya dengan tuduhan menyebarkan berita bohong pada Rabu, 6 November 2019.
Baca Juga
Nyai sapaan akrabnya, menuduh Novel merekayasa kasus penyiraman air keras yang menyebabkan matanya rusak. Sebelum melaporkan, Dewi sempat menyindir Novel melalui channel Youtube-nya yang diunggah pada 5 November 2019.
Advertisement
Mengetahui hal itu, KPK menyayangkan tuduhan politikus PDIP Dewi Tanjung tersebut terhadap penyidik KPK Novel Baswedan.
Menurut Juru Bicara KPK Febri Diansyah, tindakan melaporkan Novel sudah di luar rasa kemanusiaan. Padahal, publik tahu Novel sejak awal adalah korban teror yang sampai saat ini pelakunya belum juga berhasil ditangkap penyidik Polri.
Rupanya, tidak hanya Novel Baswedan yang pernah dilaporkan ke polisi oleh Dewi Tanjung. Wanita kelahiran 15 Januari 1980 itu ternyata pernah melaporkan tokoh-tokoh penting lainya hingga terlibat perseteruan dengan rekan satu partainya.
Lantas, siapakah sebenarnya Dewi Tanjung? Berikut sosok Dewi Tanjung dihimpun Liputan6.com:
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Jadi Trending Topic di Twitter
Berdasarkan pantauan Liputan6.com, nama Dewi Tanjung sempat menduduki posisi pertama trending topic di Twitter dengan jumlah 2.795 tweet.
Nama Dewi Tanjung melejit karena melaporkan mantan penyidik KPK Novel Baswedan ke Polda Metro Jaya atas tuduhan menyebarkan berita bohong.
Salah satu netizen menyayangkan sikap Dewi Tanjung yang melaporkan Novel Baswedan ke Polda Metro Jaya.
"Dewi Ambarwati, alias Dewi Tanjung, Saya tidak jadi, Marah &, Muak, melihat tindakan anda, justru saya jadi " IBA " , dengan diri anda. Ternyata anda orang yang butuh di KASIHANI. Peri kemanusian anda sakit, kronis & bisa gagal," ungkap salah satu akun @Anisa_Segaf melalui tweetnya.
Netizen lainnya justru mengatakan, laporan yang dilakukan Dewi Tanjung bisa berbalik kepada dirinya.
"Menurutku keterlaluan perempuan ini . Tidak begitu juga caranya meski tidak suka dengan Novel. Tuduhan rekayasa itu sangat tidak patut," ujar akun Twitter @FerdinandHean2.
Â
Advertisement
Suka Mengadu ke Polisi
Novel Baswedan bukan orang pertama yang pernah dilaporkan Dewi Tanjung ke Polisi. Ia juga pernah melaporkan tokoh-tokoh lainnya ke Polda Metro Jaya.
Sebelumnya, Dewi pernah melaporkan Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais ke Polda Metro Jaya, 14 Mei 2019.
Kala itu, Amien Rais dilaporkan dengan tuduhan melakukan percobaan makar. Pada laporan itu, Dewi juga mempolisikan Rizieq Shihab dan Bachtiar Nasir. Laporan tersebut teregistrasi dalam laporan nomor LP/2998/V/2019/PMJ/Dit. Reskrimum.
"Hari ini saya bersama tim lawyer saya melaporkan Amien Rais dan kawan-kawan, di dalam ini ada Habib Rizieq dan Bachtiar Nasir," kata Dewi di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Metro Jaya, Selasa, 14 Mei 2019 malam.
Katanya, terlapor diduga telah melakukan makar dengan menyerukan people power. Di mana, Dewi melihat politikus senior PAN pada 1 Maret 2019 berorasi di depan Gedung KPU.
"Perkaranya sama dengan yang kita sangkakan kepada Eggi, kasus makar 'people power' dan itu orasinya bapak Amien Rais di depan KPU tanggal 1 Maret 2019. Habib Rizieq waktu itu saya lihat di video yang beredar di WA (WhatsApp) grup bahwa dia menyerukan people power dan meminta Jokowi turun. Bahtiar Nasir saya lihat di Youtube dia menyerukan revolusi-revolusi berkali," beber Dewi.
Tak hanya Amien Rais, politikus PAN Eggi Sudjana juga dilaporkan Dewi Tanjung ke Polda Metro Jaya terkait pidatonya yang menyerukan gerakan people power. Pelapor bernama Dewi Ambarawati alias Dewi Tanjung.
Perempuan yang mengaku aktivis 98 itu melaporkan Eggi Sudjana atas dugaan makar dan atau melanggar undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).
"Setelah diteliti people power itu sama dengan makar atau merebut kekuasaan yang sah. Saya sebagai warga negara merasa terganggu dengan statemen ini karena memang ini baru statement mungkin untuk pelaksanaanya kita belum tahu, tapi baru statemen ini sudah satu bentuk ancaman kepada stabilitas keamanan negara yang akan berdampak buruk bagi masyarakat kecil yang enggak mengerti apa-apa tentang politik," kata Dewi di Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu 24 April 2019.
Â
Gagal Dapat Kursi di Senayan
Berdasarkan penelusuran Liputan6.com, Dewi Tanjung rupanya pernah mencalonkan diri sebagai calon legislatif atau caleg pada Pemilu 2019 untuk Dapil V Jawa Barat.
Sayangnya, caleg nomor urut 6 dari PDIP ini hanya mampu meraup 7.311 suara. Dewi pun tidak berhasil lolos ke Senayan kalah dari pesaingnya Adian Napitulu.
Â
Advertisement
Mengaku Orang Seni
Saat melaporkan Novel Baswedan ke Polda Metro Jaya, Dewi Tanjung mengaku dirinya merupakan orang seni. Sehingga ia berani menyebut Novel berbohong saat disiram air keras. Dewi menduga Novel hanya berpura-pura saat terkena air keras.
"Saya orang seni, saya juga biasa beradegan. Orang kalau sakit itu tersiram air panas reaksinya tidak berdiri, tapi akan terduduk jatuh terguling-guling. Itu yang saya pelajari, dan tidak ada reaksi dia membawa air untuk disiramkan," kata Dewi.
"Faktanya kulit Novel kan enggak apa-apa, hanya matanya. Yang lucunya kenapa hanya matanya sedangkan kelopaknya, ininya semua tidak (rusak)," kata Dewi menambahkan.
Unggah Video Usai Laporkan Novel Baswedan
Usai melaporkan Novel Baswedan ke Polda Metro Jaya, Dewi Tanjung mengunggah sebuah video ke channel Youtube-nya yang bernama Dewi Tanjung.
Dalam video berdurasi 5 menit 31 detik itu, Dewi mengaku dirinya melaporkan Novel terkait rekayasa kasus penyiraman air keras.
"Jadi tadi Nyai ke Polda Metro Jaya melaporkan penyidik KPK Novel Baswedan terkait rekayasa kasus penyiraman air keras. Nyai minta mengungkap fakta kebenaran karena yang berhak mengungkap fakta kebenaran itu adalah kepolisian," ucap Dewi Tanjung dalam videonya.
Sejak diunggah pada Rabu, 6 November 2019, video itu sudah dilihat 64,971 kali dan dikomentari 1.431.
Â
(Rizki Putra Aslendra)
Advertisement