Peneliti LIPI: Staf Khusus Seharusnya Kemukakan Target Kerja

Peneliti LIPI Aisah Putri Budiarti berpendapat staf khusus 2019 seharusnya mengemukakan dan menjelaskan target-target kerja yang ingin dicapai. Ia berharap staf khusus kali ini lebih terbuka dan memiliki kemampuan komunikasi politik yang baik.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 23 Nov 2019, 06:06 WIB
Diterbitkan 23 Nov 2019, 06:06 WIB
Putri Tanjung hingga Angkie Yudistia Diangkat Jadi Staf Khusus Jokowi
Presiden Joko Widodo (ketiga kiri) usai mengenalkan staf khusus di halaman Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (21/11/2019). Staf khusus baru dari kalangan milenial yakni CEO Amartha Andi Taufan Garuda Putra, Perumus Gerakan Sabang Merauke Ayu Kartika Dewi. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Peneliti LIPI Aisah Putri Budiarti berpendapat staf khusus 2019 seharusnya mengemukakan dan menjelaskan target-target kerja yang ingin dicapai. Ia berharap staf khusus kali ini lebih terbuka dan memiliki kemampuan komunikasi politik yang baik.

“Nah itu, seharusnya ada yang menjelaskan target-target mereka secara jelas. Oke lah gak usah presiden yang berbicara tapi para staf khusus harus bisa menyampaikan target kerja mereka. kami berharap staf  khusus yang kali ini lebih terbuka,” kata Aisah melalui sambungan telepon Jumat (22/11/2019).

Aisah menambahkan, staf khusus dari kalangan milenial harus memiliki komunikasi politik yang bagus. Mereka seharusnya menerangkan kepada publik apa saja gagasan, terobosan, dan saran yang diberikan kepada presiden. Apa pula yang mereka lakukan di dalam istana. Menurut Aisah, staf khusus yang sebelumnya minim komunikasi di media. Publik tidak tahu secara detail gagasan apa yang mereka keluarkan dan gagasan mereka yang mana yang dipakai atau ditolak presiden.

Sejauh ini, lanjut Aisah, ada beberapa nama staf khusus yang dianggap publik hanya dipilih karena peranan nama orangtuanya. Mereka selalu dikait-kaitkan dengan nama orangtuanya yang memang lebih dulu dikenal publik.

“Nah mereka harus membuktikan bahwa hal tersebut tidak benar, dipilihnya mereka bukan lah karena kaitan orangtua melainkan ya memang mereka punya kualitas tersendiri,” kata Aisah.

Aisah mengakui, secara kapasitas staf khusus milenial 2019 memang mumpuni jika dilihat dari prestasi-prestasi mereka.  Ada yang fokus di bidang pendidikan, bisnis, sosial dan lain-lain. Mereka memang memiliki keahlian di bidang masing-masing, kata Aisah.

Di sisi lain, lanjut Aisah, staf khusus 2019 bukan berlatar belakang politik atau yang bekerja di pemerintahan mereka notabene adalah CEO. “Kita harus lihat kedepannya, apakah mereka mampu mengemban tugas atau tidak. Jika tidak mampu kita harus mencari tahu hal apa saja yang menyebabkan ketidakmampuan tersebut. Kami berharap semoga stafsus ini dapat membantu presiden memberikan gagasan yang segar dan baru,” pungkas Aisah.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya