Alasan Ma'ruf Amin Pilih Mantan Menristekdikti M Nasir Jadi Staf Khusus Wapres

Wapres Ma'ruf Amin kini diberi tanggungjawab besar untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 26 Nov 2019, 09:27 WIB
Diterbitkan 26 Nov 2019, 09:27 WIB
Menristekdikti Mohamad Nasir
Menristekdikti Mohamad Nasir (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Ma'ruf Amin telah menunjuk delapan orang untuk menjadi staf khusus wakil presiden. Salah satunya adalah mantan Meristekdikti M Nasir.

Jubir Wapres Masduki Baidlowi mengatakan, sosok Nasir diperlukan bukan hanya karena mengerti di tataran teori pendidikan, tapi juga pengalaman. Apalagi, Wapres kini diberi tanggungjawab besar untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas.

"Kiai Ma'ruf membutuhkan orang yang pengalaman di bidang itu. Bukan teori-teori, tapi pengalaman dan ilmu yang bisa diberikan masukan yang lebih konkret. Wapres salah satunya bertugas menangani sumber daya manusia," kata Masduki kepada Liputan6.com, Selasa (26/11/2019).

Sebagai orang baru yang masuk sebagai pejabat negara, wapres tentu perlu mencari orang yang nyaman. Dan proses itu sudah lama.

"Dia boleh merekrut orang-orang yang selama ini nyaman berhubungan dengan dia. Orang-orang nyaman berhubungan dengan dia itu, yaitu supaya membantu proses mengabdi kepada negara itu dibantu oleh orang-orang yang nyaman selama ini," jelas Masduki.

Menurut dia, Nasir sosok yang nyaman di mata Ma'ruf Amin. Keduanya sudah berhubungan lama.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Sosok yang Nyaman

"Jadi kenapa Pak Nasir yang dibawa? Sebelumnya Pak Nasir banyak memberi masukan kepada Kiai Ma'aruf sebelum jadi wapres. Jadi hubungan itu nyaman lama," ungkap Masduki.

Menurut dia, mencari yang nyaman itu lumrah. Bahkan sudah dilakukan Presiden AS Donald Trump. Akan tetapi, dirinya mengingatkan bukan hanya nyaman, tapi kompetensinya juga menjadi pertimbangan.

"Sama saja ketika Trump terpilih akan bawa orang yang nyaman berhubungan dengan dia. Tapi, sisi lain bukan sekadar nyaman tapi kompetensi," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya