Menteri Nadiem Jamin Penghapusan UN Tak Buat Siswa Lembek

Nadiem mengatakan, asesmen kompetensi akan berdasarkan numerasi (matematika), literasi (bahasa), dan survei karakter.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 11 Des 2019, 19:44 WIB
Diterbitkan 11 Des 2019, 19:44 WIB
4 Pokok Kebijakan 'Merdeka Belajar', Ini Penjelasan Mendikbud
Nadiem Makarim (Sumber: Kemdikbud.go.id)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim menegaskan bahwa penghapusan Ujian Nasional (UN) tak akan membuat semangat belajar para siswa menurun. UN yang digantikan dengan asesmen kompetensi, justru diyakini Nadiem akan menantang pihak sekolah.

"Yang men-challenge itu bukan muridnya, yang men-challenge itu buat sekolahnya untuk segera menerapkan hal-hal dimana pembelajaran yang sesungguhnya terjadi, bukan penghafalan. Ada pembelajaran, ada penghafalan. Itu hal yang berbeda," ujar Nadiem di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (11/12/2019).

Adapun pengganti UN yaitu asesmen kompetensi dan survei karakter bakal dimulai pada 2021. Nadiem menyebut nantinya asesmen kompetensi akan berdasarkan numerasi (matematika), literasi (bahasa), dan survei karakter. 

"Assessment kompetensi enggak berdasar mata pelajaran. Berdasarkan numerasi, literasi dan juga survei karakter," jelasnya.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Dukung Keputusan Mendikbud

Siswa SD Jalani USBN
Siswa mengikuti Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD Negeri Cipinang 03, Jakarta, Senin (22/4). Siswa SD sederajat menjalani USBN mulai hari ini hingga 24 April 2019 dengan tiga mata pelajaran yang diujikan. (merdeka.com/ Iqbal S. Nugroho)

Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian mendukung keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim menghapus Ujian Nasional. Menurutnya, format UN selama ini tidak sesuai dengan Kurikulum K-13.

"Sebab selama ini UN Nasional tidak konsisten dengan Kurikulum K-13 yang menekankan cara berpikir dan logika. UN lebih banyak hapalan. Padahal yang kita perlukan adalah mendidik anak-anak kita untuk mempunyai skill, seperti kemampuan literasi dan numerasi," kata Hetifah di Kompleks Parlemen Senayan, Rabu (11/12/2019).

Namun, dia mengingatkan transisi sistem ke format baru tidak mudah dilakukan.

Hetifah menyebut pemerintah daerah, sekolah, guru, murid hingga orang tua harus mendapatkan sosialisasi terkait keputusan tersebut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya