Sensasi Menjajal Tol Layang Jakarta-Cikampek

Kami menyusuri jalan bebas hambatan tersebut karena santer kabar Tol Layang Jakarta-Cikampek II yang baru diuji coba sudah rusak.

oleh Ady Anugrahadi diperbarui 18 Des 2019, 06:01 WIB
Diterbitkan 18 Des 2019, 06:01 WIB
Penampakan tol layang Jakarta-Cikampek
Penampakan tol layang Jakarta-Cikampek saat Liputan6.com menyusurinya, Selasa (17/12/2019). (Liputan6.com/Ady Anugrahadi)

Liputan6.com, Jakarta Langit Jakarta mendung, Selasa 17 Desember 2019. Tepat pukul 08.30 WIB, tim Liputan6.com berangkat menjajal tol layang Jakarta-Cikampek II dari Cikini, Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat.

Kami menyusuri jalan bebas hambatan tersebut karena santer kabar Tol Layang Japek II yang baru diuji coba sudah rusak.

Dari Gondangdia, kami tak langsung menjajal jalan layang tersebut. Terlebih dulu, kami menyusuri Tol Jakarta-Cikampek melalui jalur lama. Arus lalu lintas keluar Jakarta kala itu, padat.

Berbeda ketika tim Liputan6.com menyusuri tol layang Japek II. Waktu menunjukkan pukul 13.10 WIB. Kami berangkat dari kilometer 10.

Arus lalu lintas sedang sepi. Dengan kondisi seperti itu, tol sepanjang 38 kilometer yang menghubungkan Cikunir-Karawang Timur tersebut mampu ditempuh dalam waktu 30 menit.

Awal memasuki tol layang Jakarta-Cikampek, terdapat papan pengumuman tentang jenis kendaraan yang dapat melintas. Juga tentang batas kecepatan kendaraan. Setelah memastikan mobil kami memenuhi syarat, tim segera menancap gas.

Tak lama, hujan rintik mulai menyapa. Aspal hitam lalu basah.

Mulai dari titik kilometer 12, kami menikmati panorama yang disuguhkan. Deretan pohon hijau menyegarkan pandang. Tower listrik tegangan tinggi alias sutet yang menjulang tinggi juga terlihat.

Namun, kenikmatan itu tak berlangsung lama. Ketika mobil melintas di kilometer 14, tim Liputan6.com dikagetkan oleh hentakan sambungan jalan.

Hentakan ini, kami rasakan setiap 5 menit, setiap melewati sambungan antarsegmen jalan. Benda-benda di atas dashboard mobil berjatuhan.

Selain itu, di kilometer-kilometer tertentu, jalan bergelombang. Seperti kilometer 20 hingga kilometer 21.

Pengamatan Liputan6.com, sepanjang jalan itu tak ada papan peringatan tentang jalan bergelombang atau tak rata. Oleh karena itu, pengemudi harus tetap meningkatkan kewaspadaan.

Jalan mulai mulus, ketika tim mencapai kilometer 34. Ketika itu, kami bisa kembali pemandangan. Ada tiga gedung bertingkat yang memikat mata di sisi kiri tol layang Jakarta-Cikampek.

 

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Asa Turunkan Kemacetan hingga 40 Persen

Penampakan tol layang Jakarta-Cikampek saat Liputan6.com menyusurinya, Selasa (17/12/2019). (Liputan6.com/Ady Anugrahadi)
Penampakan tol layang Jakarta-Cikampek saat Liputan6.com menyusurinya, Selasa (17/12/2019). (Liputan6.com/Ady Anugrahadi)

Minggu, 15 Desember 2019, tol layang Jakarta-Cikampek atau Japek II elevated resmi dibuka. Peresmian langsung dilakukan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

Hingga akhir 2019, selama masa uji coba, setiap pengendara tak akan dipungut biaya tol. 

"Ini Alhamdulillah Jalan Tol Elevated Jakarta Cikampek telah selesai. Dan ini tadi saya sudah bertanya ke pemilik akan digratiskan sampai nanti tahun baru," katanya di sela-sela peresmian Jalan Tol Japek II Eleveted, di Cikarang, Jawa Barat, Kamis 12 Desember 2019.

Tol Layang Jakarta-Cikampek itu dibangun sepanjang 36,4 kilometer dengan masing-masing jalur terdapat dua lajur. Memang, jumlah lajurnya lebih sedikit dibanding kakaknya, jalan tol Jakarta-Cikampek yang sudah lama beroperasi dengan empat jalur.

Namun, jalan layang ini merupakan solusi kemacetan di tol akses keluar masuk Ibu Kota. Harapannya, keberadaan jalan tersebut dapat mengurangi 40 persen angka kemacetan yang setiap hari ditanggung Tol Jakarta-Cikampek.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya