LSI Dukung Jokowi Ajak AS dan Jepang Investasi di Natuna

Menurut Djayadi hal ini dapat memperkuat posisi Indonesia dari tekanan China di kawasan tersebut.

oleh Delvira HutabaratMuhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 12 Jan 2020, 18:39 WIB
Diterbitkan 12 Jan 2020, 18:39 WIB
usman harun
Lagi, dua kapal maling ikan asal Vietnam disergap KRI Usman Harun saat mencuri ikan di perairan Natuna. (foto: Liputan6.com / ajang nurdin)

Liputan6.com, Jakarta Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI) Djayadi Hanan mendukung hadirnya investasi dari Jepang dan Amerika Serikat (AS) di kawasan Natuna. Menurut Djayadi, hal ini dapat memperkuat posisi Indonesia dari tekanan China di kawasan tersebut.

"Upaya Presiden Jokowi ini memberikan semacam keseimbangan untuk sinyal kepada Tiongkok bahwa kita tidak mau didikte Tiongkok," kata Djayadi saat ditemui di Jakarta Pusat, Minggu, (12/1/2020).

Djayadi melanjutkan, dengan kehadiran AS dan Jepang nantinya di Natuna akan memberikan sinyal kepada China yang belakangan terlihat melintas zona ekonomi eksklusif Indonesia di kawasan Natuna.

"Karena Indonesia memiliki kawan yang juga menjadi kekuatan besar dunia seperti AS dan Jepang, itu satu sinyal kepada China agar tak melakukan intimidasi di Natuna," jelas Djayadi.

Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak pelaku usaha Jepang melalui Menlu Jepang Motegi Toshimitsu melakukan investasi di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau. Ajakan tersebut berlangsung di Istana Merdeka Jakarta, Jumat, 10 Januari 2020. Saat itu, Presiden menawarkan investasi pengembangan sentra kelautan dan perikanan terpadu (SKPT) tahap kedua di Natuna.

Ajakan investasi senada juga muncul dari Amerika Serikat lewat International Development Finance Corporation (IDFC). AS menyatakan tertarik mengucurkan investasi pengelolaan dana abadi dengan nilai mencapai miliaran dolar AS ke Indonesia.

Djayadi mengatakan bila strategi diplomasi Presiden Jokowi memperkuat Kawasan Natuna dengan investasi negara super power berhasil, maka langkah ini diyakini bisa mengurangi tekanan China di kawasan tersebut.

"Jadi dengan mengajak mereka investasi di Natuna itu langkah diploamasi yang baik menurut saya dengan menyeimbangkan kekuatan karena perang bukan opsi karena perang merugikan semua pihak," Djayadi menandasi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya