Pengamat Nilai Isyarat Jokowi soal Pilpres 2024 untuk Senangkan Sandiaga

Arya Fernandes menyimpulkan bahwa isyarat dari Jokowi kepada Sandiaga Uno hanya politik kata-kata saja, tanpa ada maksud tertentu

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Jan 2020, 20:56 WIB
Diterbitkan 19 Jan 2020, 20:56 WIB
Sandiaga Uno
Calon Wakil Presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno melambaikan tangan setibanya di TPS 002 Selong, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, untuk menggunakan hak politiknya dalam Pemilu 2019, Rabu (17/4). Pemilu 2019 terdiri dari Pilpres dan Pileg yang diselenggarakan secara serentak (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Pengamat Peneliti dan pengamat politik Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Arya Fernandes menilai isyarat Presiden Joko Widodo atau Jokowi kepada Sandiaga Uno sebagai kandidat kuat presiden 2024 hanya untuk menyenangkan Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra itu.

"Menurut saya itu, kode-kode itu mungkin untuk menyenangkan Pak Sandi saja. Karena kan posisinya ketika itu (acara) HIPMI, dia (Sandiaga) kan mantan Ketua HIPMI," ujar Arya ketika dihubungi Antara, Minggu (19/1/2020).

Isyarat tersebut memang diberikan Jokowi ketika menghadiri pelantikan Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia di Hotel Raffles.

Arya mengatakan terlalu cepat untuk memastikan siapa sosok yang akan menggantikan Jokowi sebagai presiden. Apalagi, masih ada pilkada serentak pada tahun 2020 yang akan memunculkan tokoh-tokoh potensial baru.

"Masih sangat panjang dan banyak kandidat juga yang potensial jadi kompetitor Sandiaga. Artinya masih sangat dinamis, masih terlalu dini untuk 2024. Sandiaga jadi cawapres saja baru tiga bulan," ujar Arya.

Selain itu, Arya mengatakan calon presiden biasanya berasal dari kalangan mantan menteri kabinet atau petinggi partai.

Menurut dia, Jokowi sebagai petahana akan bermain aman dan tidak akan menunjukkan dukungan secara gamblang terhadap pihak tertentu terkait Pemilihan Presiden 2024.

"Karena kan Jokowi belum tahu siapa yang akan menang," ucap dia.

Oleh karena itu, Arya pun menyimpulkan bahwa isyarat dari Jokowi kepada Sandiaga Uno hanya politik kata-kata saja, tanpa ada maksud tertentu. "Belum ada artinya Jokowi akan dukung Pak Sandi supaya menang, belum tentu," kata dia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Sandiaga Capres 2024?

Jokowi dan Sandiaga Uno di Pelantikan Badan Pengurus Hipmi
Presiden Joko Widodo bersalaman dengan Sandiaga Uno setibanya menghadiri acara pelantikan pengurus Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) periode 2019-2024, di Hotel Raffles, Jakarta, Rabu (15/1/2020). Sandiaga Uno hadir sebagai mantan Ketum HIPMI periode 2005-2008. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Presiden Jokowi menghadiri acara pelantikan pengurus Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) periode 2019-2022 di Hotel Raffles, Jakarta, Rabu (15/1/2020). Jokowi sempat menyapa Sandiaga Uno yang kala itu hadir sebagai mantan Ketua Hipmi.

"Yang saya hormati senior Hipmi, mantan Ketua Hipmi yang tidak bisa saya hafal satu persatu. Yang saya hormati Pak Sandiaga Uno. Yang hafal hanya satu, Bapak Sandiaga Uno," kata Jokowi saat mengawali sambutan.

"Hati-hati 2024," sambung Jokowi.

Ucapan mantan Gubernur DKI Jakarta itu lantas disambut tepuk tangan dari para tamu undangan yang hadir. Jokowi meyakini pernyataan yang disampaikan Ketua Dewan Pembina Hipmi Bahlil Lahadalia bahwa kandidat penggantinya berasal dari kalangan Hipmi.

"Tadi kan disampaikan Ketua Dewan Pembina, kalau 2024 nanti kemungkinan yang hadir di sini adalah kandidat yang kemungkinan besar akan menggantikan saya. Dan saya meyakini itu," ucap dia.

Namun, mantan Gubernur DKI Jakarta itu enggan menyebutkan siapa sosok dari Hipmi yang akan menggantikannya sebagai presiden. Jokowi hanya menyebut bahwa sosok itu berasal dari Hipmi.

"Tapi saya tak menyebutkan orangnya siapa. Bisa saja yang berdiri tadi," ujar Jokowi.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya