Liputan6.com, Jakarta - Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) menyoroti soal perundungan yang terjadi di sekolah. Apalagi dengan kasus bunuh diri siswa SMP 147 Ciracas, Jakarta Timur yang belakangan terjadi meski motifnya belum jelas.
Ketua Umum PGRI, Unifah Rosyidi prihatin dengan berbagai perundungan yang ada. PGRI mendukung sekolah untuk ramah anak.
"Ini menarik ya kan, kami sangat perihatin terhadap berbagai hal yang terkait dengan model bullying dan sebagainya, kami mendukung bahwa sekolah ramah anak," kata Unifah di Istana Wakil Presiden, Jakarta Pusat, Rabu (22/1/2020).
Advertisement
PGRI juga menelusuri penyebab bunuh diri siswa SMP 147 Ciracas. Pihaknya tak ingin sekolah tersebut terkesan tidak ramah anak.
"Case misalnya yang meninggal kemarin ya di SMP ya kami melakukan penelusuran, jadi kami tidak ingin ada framming-frammingan lah ya, jadi ada problem lain, bahwa anak ini jam 16.00 WIB sore waktu itu ada permasalahan di keluarga," kata Unifah.
"Jadi dia gak mau pulang, sehingga kita semua memiliki kewajiban moral agar tidak boleh ada perundungan," ujar dia.
Saksikan video di bawah ini:
Sekolah Ramah Anak
Yang jelas, kata Unifah, apapun perundungan atas nama fisik dan lainnya tidak boleh terjadi. PGRI akan terus bersama dengan pihak terkait untuk melakukan sosialisasi, pendidikan, agar sekolah ramah anak.
"Kalau ada case case kami mohon itu tidak menjadi sesuatu yang general, tetapi bahwa ini adalah problem penting yang harus diselesaikan," pungkas Unifah.
Untuk diketahui, siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 147 Jakarta meninggal dunia setelah lompat dari lantai tiga gedung sekolahnya.
Reporter:Â Muhammad Genantan Saputra
Sumber: Merdeka
Advertisement