Mengintip Persiapan Imlek di Klenteng Tertua di Bekasi

Ratusan lampion cantik bergantungan di langit-langit klenteng yang disebut-sebut sebagai klenteng tertua di Kota Bekasi itu.

oleh Bam Sinulingga diperbarui 24 Jan 2020, 13:52 WIB
Diterbitkan 24 Jan 2020, 13:52 WIB
BAM
Klenteng Hok Lay Kiong Bekasi, Jawa Barat. (Liputan6.com/Bam Sinulingga)

Liputan6.com, Bekasis - Sejumlah persiapan dilakukan masyarakat Tionghoa dalam menyambut perayaan Tahun Baru Imlek yang jatuh pada hari Sabtu 25 Januari 2020 besok. Berbagai ornamen khas Imlek mulai menghiasi rumah-rumah, tak terkecuali di tempat-tempat peribadatan.

Seperti yang terlihat di Klenteng Hok Lay Kiong di Margahayu, Bekasi Timur, Bekasi, Jawa Barat, yang kini sudah dipenuhi ornamen khas Imlek bernuansa merah. Di antaranya ratusan lampion cantik yang bergantungan di langit-langit klenteng yang disebut-sebut sebagai klenteng tertua di Kota Bekasi itu.

"Lampion-lampion ini ada namanya, nama yang menyumbang dipasang di lampion. Umat yang menyumbang lilin juga banyak, ratusan. Ini pun masih berdatangan," kata Ronny Hermawan, Ketua Yayasan Klenteng Hok Lay Kiong kepada Liputan6.com, Jumat (24/1/2020).

Menurutnya, pemberian lampion dan lilin oleh umat sejatinya dimaknai sebagai simbol cahaya untuk menerangi tahun-tahun yang akan dilalui ke depannya.

"Lampion itu kan lentera. Orang yakin dan percaya bahwa menyumbang lentera atau lilin, supaya dalam tahun ke depan yang dijalani ini diberikan penerangan seperti layaknya orang pakai lentera atau menyalakan lilin di malam hari," jelas Ronny.

Selain pemasangan ornamen, panitia perayaan Imlek beberapa hari sebelumnya juga telah melakukan berbagai persiapan di klenteng yang diperkirakan berusia lebih dari 300 tahun itu.

"Kemarin kita sudah bersih-bersih, patung-patung dewanya sudah dimandikan semuanya, juga dicat-cat lagi semuanya secara bertahap," ujarnya.

Ronny menyampaikan, ada sekitar 10.000 umat Kong Hu Chu dari wilayah Bekasi dan sekitarnya yang akan beribadah di Klenteng Hok Lay Kiong saat Imlek nanti.

"Klenteng ini nanti buka dari pagi sampai tengah malam. Jumlah umatnya mungkin bisa di atas 10.000, karena jam 6 pagi sudah ada yang datang untuk berdoa sampai malam pergantian Tahun Baru Imlek," ucapnya.

Agar berlangsung dengan khidmat, sambungnya, umat juga diimbau untuk merayakan malam pergantian tahun baru secara sederhana dan tidak berlebihan.

"Sebetulnya perayaan Imlek itu bukan perayaan agama, ini pergantian tahun kalender. Kenapa dilakukan di tempat ibadah, karena di sini kita bisa konsen berdoa sekaligus bersyukur atas tahun yang kita jalani. Dari tahun babi masuk ke tahun tikus," paparnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Harapan di Tahun Tikus Logam

Kemeriahan Tahun Baru, nantinya masih akan berlanjut di perayaan Cap Go Meh, terhitung 15 hari setelah Imlek. Dalam perayaan ini akan ada arak-arakan bernama Gotong Petekong, yang merupakan ritual ruwatan bumi yang sudah dilakukan turun temurun.

"Nah, setelah Tahun Baru Imlek, 15 hari kemudian ada lagi Cap Go Meh. Cap itu 10, go itu 5. Jadi penutupannya di tanggal 8 Februari. Jadi nanti patung-patung dewa ini ditandu dibawa keliling Kota Bekasi, sekitar 8 kilometer. Dari mulai jam 10 pagi sampai 1 siang," terangnya.

Ronny pun menaruh harapan agar di tahun tikus logam mendatang segala sesuatu bisa berjalan lebih baik dari sebelumnya, baik masyarakat maupun roda pemerintahan.

"Kita akan mengusung tema keragaman budaya akan memperkuat persatuan dan kesatuan NKRI. Mudah-mudahan di tahun tikus ada harapan yang lebih baik lagi ke depannya masyarakat lebih sejahtera dan sehat," imbuhnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya