WNI di Kapal Pesiar Diamond Princess Minta Segera Dipulangkan

Dede Samsul Fuad, warga Kampung Caringin, Desa Caringin, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten, bekerja di kapal pesiar Diamond Princess sejak awal Desember 2019.

oleh Yandhi Deslatama diperbarui 26 Feb 2020, 20:04 WIB
Diterbitkan 26 Feb 2020, 20:04 WIB
Penumpang Negatif Virus Corona Tinggalkan Diamond Princess
Kru berdiri di geladak kapal pesiar Diamond Princess yang dikarantina di Yokohama, Jepang, Jumat (21/2/2020). Sebanyak 634 dari 3.711 orang kapal pesiar Diamond Princess kini terjangkit virus corona (COVID-19). (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Pandeglang - Dede Samsul Fuad, WNI Anak Buah Kapal (ABK) kapal pesiar Diamond Princess yang negatif virus Corona meminta kepada pemerintah Indonesia untuk segera dipulangkan. Kapal pesiar Diamond Princess saat ini bersandar di Yokohama, Jepang.

Hal itu disampaikan Direktur Utama (Dirut) LPK Hotel Education Labuan (HEL) Efqi Anwari, selaku agensi dan tempat pelatihan Dede untuk bisa bekerja di kapal pesiar Diamond Princess.

"Sampai sekarang belum ada upaya pemerintah (untuk memulangkan), cuma pihak agensi sudah meeting. Hasilnya lagi diproses untuk kepulangan. Tapi kan ini bukan hanya terkait agensi, tapi antarnegara juga, harus ada upaya dari pemerintah pusat," kata Efqi Anwari, melalui sambungan selulernya, Rabu (26/2/2020).

Dede Samsul Fuad merupakan warga Kampung Caringin, Desa Caringin, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten, bekerja di kapal pesiar Diamond Princess sejak awal Desember 2019. Namun nahas, ada sejumlah wisatawan di kapal tersebut yang terjangkit virus Corona.

Dia bekerja di bagian dapur di kapal pesiar mewah itu. Hingga kini, Dede dikabarkan dalam kondisi sehat dan tidak terjangkit virus Corona. Namun psikologisnya terganggu, lantaran ada awak dan penumpang kapal pesiar yang sudah di jemput oleh pemerintahnya.

"Pemerintah pusat Jepang harus menjalani masa karantina dua minggu, tapi setelah selesai (karantina) belum ada instruksi dari pemerintah Indonesia, mereka akan dijemput. Salah satu murid saya ini kecewa, suasana di sana kan kita bisa membayangkan virus Corona kapan datang nya dan menular ke tubuh mereka kan panik, jauh dari keluarga," terangnya.

Efqi mengatakan, Dede menolak jika harus dijemput menggunakan kapal atau melalui jalur laut, lantaran waktu tempuh yang terlalu lama dari Jepang menuju Indonesia. Dia bercerita, Dede dan awak kapal lainnya asal Banten siap pulang menggunakan biaya sendiri, namun hal itu terbentur dengan peraturan yang ada.

"Katanya mereka mau di jemput oleh kapal laut, perjalanan dua Minggu. Sedangkan mereka kan pingin pulang segera, kalau mau bayar (beli tiket pesawat sendiri) mereka (siap) bayar. Tapi kan sesuai ketentuan enggak bisa, sesuai (ketentuan) pemerintah Jepang," jelas Efqi.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Alasan Jokowi Dahulukan Evakuasi WNI ABK World Dream

Jokowi Pimpin Ratas Kesiapan Hadapi Dampak Virus Corona
Presiden Joko Widodo memimpin rapat terbatas bersama para menteri di Istana Kepresidenan Bogor, Jakarta, Selasa (4/2/2020). Ratas tersebut membahas kesiapan menghadapi dampak virus Corona. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengungkapkan alasan pemerintah terlebih dahulu mengevakuasi Warga Negara Indonesia (WNI) yang merupakan Anak Buah Kapal (ABK) World Dream ketimbang WNI kru Kapal Diamond Princess.

Menurut Jokowi, jumlah WNI di kapal World Dream lebih banyak dari Diamond Princess, yakni 188 orang. Sementara WNI kru Kapal diamond Princess di Jepang berjumlah 78 orang. Apalagi keberadaan Kapal World Dream berjarak lebih dekat dari Indonesia.

"Kemarin setelah rapat beberapa kali kemudian kita putuskan terlebih dulu yang ada di World Dream. Jumlahnya lebih banyak, 188 orang yang itu juga berada di dekat kita. Sehingga kita putuskan, saya perintahkan ini diselesaikan dulu," ujar Jokowi di JCC Senayan Jakarta, Rabu (26/2/2020).

Jokowi menyebut, 188 WNI itu dijemput menggunakan Kapal Rumah Sakit KRI Soeharso di Selat Durian, Riau. Kemudian, mereka akan dibawa ke Pulau Sebaru, Kepualauan Seribu, DKI Jakarta untuk menjalani masa observasi terkait wabah virus corona atau COVID-19 selama 14 hari.

"Kemarin ada persoalan soal kapasitas, karena fasilitas-fasilitas yang ada di pulau dan menyelesaikan ini. Akhirnya diputuskan di Pulau Sebaru, Kepulauan Seribu. Karena kesiapannya lebih baik," tutur Jokowi.

Sementara untuk proses evakuasi WNI yang berada di Kapal Diamond Princess Jepang masih dimatangkan. Jokowi menyebut, ada dua opsi pemulangan yakni dengan menggunakan jalur darat dan udara.

Meski begitu, Jokowi mengaku masih bernegosiasi dengan otoritas Jepang terkait evakuasi WNI tersebut. Dia mengaku proses negosiasi tak semudah yang diperkirakan.

"Tidak semudah itu diplomasi negoisasi. Tidak segampang itu. Tapi kita akan berusaha secepat-cepatnya untuk menyelesaikan ini," tuturnya.

Seperti diketahui, ada 78 WNI kru kapal Diamond Princess yang kini berada di Yokohama, Jepang. Namun, 9 di antaranya dinyatakan positif virus corona.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya